Di ruang rapat, Winter tampak gelisah, sulit fokus pada presentasi yang berlangsung. Pikirannya teralihkan, terjebak dalam kejadian pagi ini yang membuat hatinya berdebar-debar tak seperti biasanya. Ryujin, rekan satu divisinya, menyadari perubahan ini. Ia menggeser kursinya lebih dekat ke arah Winter, lalu menyenggol lengan sahabatnya itu.
"Hei, ada apa? Kau terlihat tidak fokus." Ryujin bertanya dengan nada pelan.
"Hm? Tidak ada, aku memperhatikan presentasi kok" jawab Winter, mencoba menghindar
"Kau yakin? Sepertinya ada yang kau pikirkan, kan?"
Winter mendengus kecil, mencoba menutupi kegelisahannya,
"Ah, tidak ada. Sudahlah, perhatikan presentasi lagi."
Selesai rapat, Winter berdiri di depan mesin kopi otomatis, menunggu kopinya keluar sambil melamun, teringat kembali sosok Karina yang pagi ini tampak berbeda dan memancarkan aura memikat. Suara Ryujin membuyarkan lamunannya.
"Di ruang rapat melamun, sekarang di sini juga," sindir Ryujin sambil tersenyum.
"Aku tidak melamun," balas Winter, segera menyeruput kopinya.
"Yakin? Oh iya, ini dokumen yang kau minta."
"Lengkap semua?" tanya Winter, mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Sudah, minggu depan kita bisa mulai audit di hotel."
"Bagus. Masukkan juga Minho supaya bisa bantu kita."
"Oke, ada lagi?"
"Data yang kemarin sudah selesai dianalisis? Aku butuh besok."
"Nanti kutanyakan ke Sungjae."
Dengan kopi di tangan, mereka kembali ke ruangan masing-masing.
---
Sementara itu, Yujin tiba di lobi kantor Winter dan Ryujin. Dia mengirim pesan untuk mengajak kedua sahabatnya makan siang bersama.
"Jin!" sapa Ryujin setelah melihat keberadaan Yujin.
"Hai, Ryu! Mana Winter?"
"Dia nyusul sebentar lagi. Mau makan di mana?"
"Aku lihat ada restoran baru di sebelah kantormu. Kelihatannya enak."
"Oh iya, aku dan Winter sebenarnya mau coba kemarin tapi belum sempat."
"Yuk, kita coba di sana."
Tak lama kemudian, Winter datang. Mereka bertiga segera berangkat, tapi sesampainya di lobi, mereka bertemu Yoo Jung, yang langsung memeluk Winter dengan hangat.
"Winter makin tampan saja," canda Yoo Jung.
Mereka bercanda penuh keakraban, tak sadar ada sepasang mata yang memandang dengan raut tak suka dari jauh
—
Karina. Aeri yang berdiri di sebelahnya mencoba menanyakan apa yang salah, tetapi Karina hanya menggumam,
"Siapa perempuan itu?"
"Aku tak tahu, mungkin klien Winter?" balas Aeri ragu.
"Klien mana mungkin sampai memeluk dan cium pipi," balas Karina tajam sebelum berbalik meninggalkan lobi dengan cepat, tak menghiraukan panggilan Aeri yang mengikutinya.
---
Malam harinya, Winter bersiap pulang sendirian karena Ryujin harus pulang lebih awal untuk menjenguk ibunya yang tiba tiba masuk rumah sakit. Di lobi kantor, ia melihat Karina dan Aeri tampak menunggu jemputan. Winter ingin menyapa Karina, namun langkahnya terhenti saat mobil jemputan gadis itu datang.Saat akan masuk mobil, Karina tidak sengaja menatap Winter, dengan wajah datar dan aura dingin, karina berucap..
"Sudah mau pulang? Mana perempuanmu tadi?" tanya Karina, nadanya agak ketus.
"Hah? Perempuan? Maksudmu siapa?" Winter tampak bingung.
"Kau tidak ingat atau pura-pura lupa?" jawab Karina, dengan nada mengesalkan.
"Uh?" Winter semakin bingung.
"Sudahlah,"
Karina segera masuk ke mobil tanpa menjelaskan lebih lanjut, meninggalkan Winter dengan kebingungan. Winter hanya bisa menatap mobil itu melaju pergi, bertanya-tanya apa maksud ucapan Karina tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Bonds
FanficDi dunia yang sibuk dengan kehidupan dan rutinitas, dua jiwa menemukan diri mereka bertemu secara tidak terduga dengan cara yang paling tak terduga. Pertemuan awal mereka adalah sebuah kebetulan, sebuah kesempatan yang memicu percikan yang tak dapat...