chapter 16

202 37 3
                                    

Arloji di tangannya sudah menunjukan pukul delapan malam, masih di hari yang sama Jum'at malam sabtu.

Terushima yuuji berdiri di depan rumah sakusa menunggu seseorang yang harusnya datang sepuluh menit lalu.

Melihat langkah kecil di ujung sana membuat terushima berdecak kasar "Sekarang mau alasan apa lagi?" Bahkan sebelum orang itu sempat berhenti, sudah di hadiahi pertanyaan mencekam

"Kenma!"

Kozume kenma menutup mata, terkejut akibat intonasi tinggi di depannya

"Jam berapa sekarang? kamu telat 10 menit lagi. udah berapa kali telat? kamu pikir semua orang bisa mengikuti aturan kamu, kamu pikir kemenangan nanti mau nunggu kamu yang lelet."

Kenma memutar bola mata malas, siapa juga yang mau berkutat dengan semua pelajaran di malam hari? dari awal dia memang terpaksa "Kalo ga suka ganti aja." Kenma ingin selalu mengatakan itu, tapi tidak bisa.

"Kalo sampe telat sekali lagi-" Terushima menggantung kalimat itu, lantas menatap gadis di depannya, lalu menghela nafas "Udah lah, masuk sana."

Sekeras apapun teru berusaha menggertak, kenma tidak takut pada nya, justru teru yang lama kelamaan merasa tidak tega.

"Mas teru!!"

Baru mau berbalik, langkah keduanya terhenti akibat sebuah suara, si pemilik nama menoleh melihat seorang santri putra berlari ke arah nya.

"Gus kiyo manggil, katanya beliau nunggu di kantor sekretariat."

"Gw?" Tanya terushima memastikan

"Iya mas teru."

Lagi untuk kedua kalinya ia berdecak, menunggu kenma sampai 10 menit saat gadis itu datang, sakusa justru memanggilnya, apa dia lupa malam ini teru punya jadwal belajar?

"Iya nanti gw kesana."

Mendapat kalimat demikian, santri tidak langsung pergi, membuat teru heran "Apa lagi?!" Bentaknya

"I-itu, Gus kiyo bilang ini penting jadi harus langsung ke sana." Tangan gemetar, mata menunduk semencekam itu kah terushima yuuji di mata mereka?

"Iya gw faham. udah sana lu!"

Sepeninggalan orang itu kenma melirik pria di samping nya, tadi itu berlebihan pikir kenma, padahal cuman menyampaikan pesan tapi tidak bisa bersikap ramah.

"Hari ini ga usah belajar, kita ganti ke hari lain aja." Terushima mengatakan itu tanpa persetujuan apapun, ia berbalik meninggalkan kenma sendirian.

Sedangkan si perempuan masih tidak kunjung bergerak, ia memperhatikan punggung itu sampai benar-benar menghilang.

"Masalah se mendesak apa? dia marah-marah gara-gara aku telat, trus seenaknya ganti jadwal, siapa yang ga disiplin sekarang?" Berharap apa kenma dengan laki-laki itu? dari luar saja memang sudah terlihat urakan, kebetulan saja dia di karuniai otak yang cerdas.

.

.

.




Pintu ruangan itu di dorong, ekspektasi tentang rapat dadakan seperti sebelum-sebelumnya yang mana melibatkan mbak akaashi dan yang lain, ternyata tidak.

Sakusa duduk di sana sendiri benar-benar menunggu terushima saja.

"Kenapa?"

"Masalah uang kemaren yang di bawa kabur."

Terushima menutup pintu segera lalu duduk tak jauh dari sakusa.

"Ternyata saldonya masuk ke rekening salah satu perusahaan." Ucap sakusa to the poin. dia ga bisa basa basi, teru juga agaknya males kalo yang ngajak basa basi sakusa.

Kiblat cinta [Haikyu Religi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang