Langit semakin gelap, tapi bintang dan bulan menghilang di tutup awan mendung, kini hanya ada semilir angin yang menemani rutinitas malam ketiga laki-laki awam yang baru saja mencoba belajar Islam.
Futakuchi, kawanishi dan taketora, sudah satu bulan mereka berada di pesantren dengan niat membujuk suna rintarou tapi niat awal itu blum sama sekali terlaksana.
Kegiatan di pesantren begitu padat, saat pagi tora dan taichi masih harus kuliah, suna juga, saat sore hari mereka madrasahan, malam ada kegiatan sampe jam sepuluh, selesai kegiatan bell tidur memaksa semua santri masuk ke kamar nya masing-masing.
Tidak ada waktu bicara panjang dengan suna, terlebih lagi pria itu terus saja menghindari mereka.
"Gimana menurut kalian? Rin kayaknya udah bener-bener ga bisa di ajak kerja sama" Ucap futakuchi membuka percakapan
Mereka bertiga sama-sama membolos, tidak ikut kegiatan dan sudah siap menerima hukuman besoknya.
Lagian futa mikir dia sama dua temennya ini ga tau kenapa hobi banget kena hukum, entah itu telat jama'ah, ga bisa ngaji bahkan sesederhana ngomong kasar aja mereka kena ta'zir, duit sampe habis buat ta'ziran doang.
"Kita udahan aja yok bang, udah sebulan" Rengek tora "Perjanjian nya kan sebulan doang, lagian si sipit itu udah ga mau bekawan sama kita lagi, buang-buang waktu aja."
"Jangan dulu" Cegah taichi
Dua kata yang baru kawanishi katakan mengundang tatapan penuh tanya dari dua orang di samping nya
"Sebenarnya ini ga ada hubungan nya sama suna sih, tapi entah kenapa gw kaya ngerasa ada yang ga beres sama pesantren ini."
"Maksud lu?"
Taichi mengingat-ingat sesaat "Dua hari lalu, gw sempet izin pas kegiatan malem kan, karna mules, tapi gw justru ga sengaja denger beberapa ustadz lagi semacam ngerencanain sesuatu gitu."
"Beberapa ustadz?" Seru futa "Ngerencanain sesuatu maksud lu? kalo ngomong jangan setengah-setengah ngapa."
Flashback
Taichi berjalan dengan santai ke aula pesantren putra, setelah izin ke kamar mandi sama pengurus pendidikan karna mau berak.
Dalam kesunyian bangunan asrama, tanpa sengaja taichi sayu-sayu mendengar seseorang tengah membicarakan sakusa kiyoomi.
"Ga bisa langsung di lakuin."
Taichi tentu menghentikan langkah, punggung nya mundur menempel ke dinding.
"Gus sialan itu pasti udah mulai sadar"
"Dia ga mungkin tau kalo kita-kita terlibat, kita semua cuman perlu mengajar santri dengan santai."
"Inget, kita anti Islam sisipkan terus kejelekan setiap kalian ngajar."
Deg!
Bulu kuduk kawanishi tanpa sadar berdiri, ia seperti baru masuk ke kasus-kasus sebuah film? apa yang barusan dia dengar itu nyata? tapi bagaimana bisa, benar-benar ada penjahat di dalam sebuah pesantren.
End flashback
"Lu liat siapa orang nya?" Tanya futakuchi
Pertanyaan itu di jawab gelengan dengan penuh penyesalan oleh si taichi "Keburu ada pendidikan keliling, jadi gw buru-buru balik ke aula, tapi yang gw yakin banget tuh, mereka kayaknya banyakan deh, suaranya lebih dari 3 orang."
"Serem banget buset, jangan-jangan pesantren ini mau di hancurin kaya yang di film-film." Taketora membayangkan sambil memegang kedua pipinya sambil membayangkan betapa ngerinya kalo ini benar-benar terjadi "Keturuan penerus pesantren bakal di bunuh semua, terus santri-santri nya di bakar sama gedung-gedung pesantren juga."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiblat cinta [Haikyu Religi]
Fanficcinta yang sesungguhnya datang hanya dari Allah semata, kata orang kalau kamu mencintai dia dan dia membawa kamu lebih dekat dengan Allah berarti dia orang yang tepat cerita ini berkisah tentang para pemuda yang tidak sengaja bertemu di tempat menca...