Pagi yang cerah untuk memulai sebuah rencana, sambil menyeret koper hitamnya hirugami sachirou menatap cukup lama sebuah pagar besar bertuliskan
Pondok pesantren putra putri Ar-Ruhama
Laki-laki itu menarik sudut bibirnya "Ar-Ruhama? penuh kasih sayang katanya?" Kaki itu perlahan masuk, tampak begitu sepi pikirnya.
Ah, benar pagi hari para santri masuk sekolah dan sudah seharusnya belajar, ustadz pengajar juga pasti sedang ada di gedung sekolah.
Apa artinya dia datang bukan di waktu yang tepat? tapi biarlah, hirugami tetap melanjutkan langkah, sambil menatap sekeliling.
Halaman luas, rumput tumbuh dengan baik, beberapa kucing liar di biarkan berkeliaran "Bersih" Jujur untuk ukuran sebuah pesantren dengan santri yang cukup banyak, tempat ini rapih dan begitu terawat kebersihannya.
Hanya dalam beberapa menit saja ia sudah sampai di salah satu bangunan besar yang di kelilingi pagar kecil serta halaman luas, sebuah masjid, hirugami bisa melihat orang yang begitu ia kenal tengah duduk dengan sepatu putihnya.
Hal itu berhasil membuat senyum kecil terukir di bibir si surai coklat
"Komori motoya"
Yang di panggil mencari sumber suara, ekspresi terkejut menjadi sebuah pemandangan lucu, gadis yang tengah mengenakan sepatu itu langsung bangun bahkan sebelum tali sepatunya selesai di ikat.
"Kamu!!"
"Di mana tempat sakusa kiyoomi?" Tanya nya tp the poin
Motoya membulatkan mata "You speak Indonesian?!" Pertanyaan barusan mendapat sebuah anggukan santai
"Selain Korea, saya bisa bicara, Indonesia, inggris, arab, mandarin, Japanese juga"
Tunggu apa orang ini sedang pamer? baiklah kalo itu memang benar dia cukup keren dengan enam bahasanya, tapi apa motoya peduli tentang berapa banyak bahasa yang dia kuasai? tentu saja tidak. "Buat apa kamu ketemu sama kakak saya? masalah kamu kan sama saya." Tegas si perempuan
"Oke, soal seminggu lalu, say sorry" Kepala hirugami membungkuk beberapa detik, sebagai formalitas permintaan maaf "Saya tau saya berlebihan."
"Tapi hari ini, urusan saya memang mau menemui sakusa kiyoomi."
"Kenapa?"
Senyum tipis tersengging di bibir pria tinggi ini, seraya menunjukan koper besar nya "Saya mau jadi santri untuk beberapa tahun ke depan"
"YOU MUSLIM?!" Triak motoya jauh lebih syok dari pada saat dia tau, hirugami sachirou ternyata bisa berbicara mengenakan bahasa Indonesia "Muslim? dia muslim? bukanya beberapa tahun lalu? serius dia bukan muslim??"
"Ashaduallah illahailallah wa ashaduanna Muhammad Rasulullah"
Setelah mendengar sebuah kalimat syahadat masuk ke telinga, bulu kuduknya seketika merinding, momen macam apa ini? "T-tapi, pesantren ini ga menerima santri yang ga bisa baca Al-Qur'an" Bohongnya, seorang mualaf pasti blum lancar, dengan begitu dia tidak jadi mesantren di sini, haha motoya merasa dirinya pintar sekali "Tes masuknya minimal bisa baca Alquran dengan lancar."
Senyum di bibir laki-laki itu tidak luntur sama sekali, ia nampak santai sambil mendekat beberapa langkah "Baik, saya harus baca surat apa? Al-Baqarah? Al-imran? Atau? surat-surat pendek?"
Apalah dia apalah? motoya berusaha mempersulit tapi ini orang keliatan percaya diri, mala jadi moyinya yang keliatan banget ngang ngong.
"Motoya!! kenapa kamu ga masuk kelas?"
![](https://img.wattpad.com/cover/366753261-288-k360563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiblat cinta [Haikyu Religi]
Fanfictioncinta yang sesungguhnya datang hanya dari Allah semata, kata orang kalau kamu mencintai dia dan dia membawa kamu lebih dekat dengan Allah berarti dia orang yang tepat cerita ini berkisah tentang para pemuda yang tidak sengaja bertemu di tempat menca...