#6 Bisikan Malam

60 28 56
                                    

jangan lupa vote dan komen.

jangan lupa vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Bisikan Malam~

Bisikan malam merayu, membawa hangat dan rahasia dalam sunyi yang tak terucap.

Di bawah cahaya kuning remang-remang dan deretan angkringan berbagai macam khas Jogja di tepi sepanjang jalan. Menikmati suasana dingin yang perlahan menyentuh kulit. Bersama Hanandra, dan Starla yang tak lepas memeluk Hanandra.

Hanandra dengan sengaja menambah kecepatan di tikungan dengan gaya berlebihan, membuat Starla berteriak kecil dan memukul punggung nya pelan.

"Han! Gwendeng, jatoh gedubraakkkk, gimana?!" serunya sambil menahan tawa.

"Tenang aja, aku ini mantan pembalap loh, selagi ada aku, kamu gak bakal jatuh. Paling jatuhnya ke hatiku, eaaa" Jawabnya dengan percaya diri.

"Lagian, seru kan?" tanya Hanandra sambil tertawa, menikmati suara tawa Starla yang masih terdengar sedikit cemas.

Hanandra melambatkan motor saat melewati Malioboro yang ramai dengan pejalan kaki dan pedagang. Tangan Starla tiba-tiba menarik bahu Hanandra, menyuruh menepi. Berhenti di sebuah trotoar yang penuh ornamen patung becak,lampu jalan klasik dan mural tentang sejarah Jogja.

Lama tak kunjung, banyak kenangan dalam pertemuan di keduanya. Kisah kasih yang tak akan terlupakan.

Berjalan bersama memandangi jalanan di sekitar, Hanandra tiba-tiba berkata dengan nada lembut, " Jogja selain istimewa ternyata ada yang lebih spesial lagi ya,"

"Di sudut mana yang merasa Jogja spesial?" tanya Starla.

"Kamu." balas Hanandra dengan senyum manisnya.

Starla menatap Hanandra, tersenyum kecil, lalu bercanda, "Nggombal ya?"

Hanandra menggeleng, tertawa kecil. "Serius. Kamu yang bikin tiap jalan, tiap malam di sini jadi lebih bermakna."

Mereka saling menatap sejenak, menikmati keheningan di antara tawa dan canda sepanjang jalan, menaiki Andong, membeli makanan khas Jogja. Jogja yang ramai itu terasa lebih tenang dan menyenangkan.

"Kamu mau apa?Kopi, teh, atau ronde?" Tanya Hanandra.

Starla berpikir sejenak. "Teh aja deh, aku bosen kopi" Hanandra tertawa kecil, ia baru ingat bahwa Starla kerja di cafe, jelas saja dia bosan dengan kopi.

Setelah itu Hanandra memesankan teh untuk Starla dan satu kopi hitam untuk dirinya sendiri. Tak lama, minuman mereka siap, dan Hanandra kembali dengan dua gelas plastik yang menghangatkan telapak tangan.

Sambil menyerahkan teh kepada Starla, "Sini, kita duduk di sini sebentar." Mereka duduk di kursi kayu panjang pemilik angkringan, menatap jalanan yang masih ramai, suara deru kendaraan yang cukup menenangkan dan nyaman.

Cinta antara Jogja dan Braga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang