______________"Hai! Asik berduaan aja, nih?"
Oldy, yang sedang mengulum nasi dari kotak bekal milik Jordan, jadi buru-buru menelan begitu Alma menghampiri meja mereka dan duduk di hadapannya.
"Lah. Lo sendirian aja, Al? Biasanya sama Kiara," selidik Jordan tanpa sadar sudah celingukan mencari sobat Alma itu. "Eh, btw, sori, ya. Soal kemaren. Surprise Oldy jadi gagal. Lagian, ini anak nggak ngasih tau gue dulu, sih."
Alma mengangguk beberapa kali, tanda maklum. "Nggak papa, Kak. Hadiah dari Kak Oldy semalem aku kelonin, kok." Kemudian, dia tertawa mendapati Oldy yang tersipu malu. "Kiara? Iya, dia lagi sakit. Jadi, nggak masuk ini tadi."
"Sakit apa?"
"Lo kan punya kontaknya. Tanyain sendiri lah," saran Oldy, tapi membuat Jordan menggeleng.
"Nggak sopan, ah."
Oldy mencibir. Sudah tahu kalau Jordan yang sulit peka itu tak akan mau mengambil langkah duluan.
"Ih, bener, tuh. Kiara malah seneng kali kalau ditanyain Kak Jo."
"Masa?"
Justru Oldy yang tampak lelah. "Lo jangan pura-pura nggak sadar. Lagian, lo juga udah bikin gue sama Alma jadian, lo juga bisa bikin diri lo jadian, dong."
"Masa gue sama Kiara? Tiba-tiba banget."
"Eh, Kak. Yang bikin kita jadian, tuh, karna kita COD-an stiker kustom, tau."
Diingatkan Alma begitu, Oldy mendadak salah tingkah. "Iya, ya. Aduh, nggak nyangka bisa sampe mau nikah gini." Namun, saat tangannya hampir meraih tangan Alma yang menyatu di atas meja, Jordan buru-buru menepuknya. "Apa, sih?"
"Di lingkungan kampus dilarang bermesraan. Ini kantin. Banyak yang jadi paparazzi."
Peringatan Jordan ada benarnya, sehingga Oldy dan Alma harus berhati-hati agar kabar pernikahan mereka tak terendus orang-orang kampus. Tentu saja demi menghindari gosip yang bisa tidak terkendali nanti.
"Kok Kak Oldy abisin bekalnya Kak Jo?"
"Dia nggak mau. Malu dibekalin padahal udah jadi mahasiswa," ujar Oldy setelah menyuap sepotong chicken katsu ke mulutnya. "Padahal bekal buatan nyokap lo enak-enak semua, loh, Jo. Gue selalu iri liat anak-anak yang dibekalin gini. Dari SD, SMP, SMA, eh sampe kuliah nemu juga anak yang dibekalin. Kan gue jadi pengen."
Jordan dan Alma sama-sama meneguk ludah dengan tatap kikuk tertukar satu sama lain. Keduanya bingung harus merespons bagaimana, tapi Oldy tetap asik menyantap isi kotak bekal di depannya.
"Rasanya gimana dibekalin gini?"
Pertanyaan sejuta dollar Oldy malah mengejutkan Jordan dan Alma. Namun, keduanya masih bungkam sampai Jordan tiba-tiba menyumbang tawa, sementara Alma kepayahan melonggarkan tenggorokan.
"Lo kan juga pasti pernah dibekalin sama Mbak Kintan atau Mbok Yem," hibur Jordan, yang ternyata tidak terlalu berefek itu.
"Ya beda. Kan kalau nyokap yang buatin, tuh, kayak ada sentuhan cintanya gitu."
"Nanti aku buatin, deh, Kak. Kalau udah nikah," sahut Alma dengan senyum sumringah hingga Oldy terpekur beberapa saat.
"Makasih, Sayang."
"Aku harus banyak bersyukur berarti, ya," kata Alma, tiba-tiba memecah kesunyian. "Soalnya, aku punya Mama. Aku tau rasanya disayang seorang mama. Tapi, Kak Oldy nggak tau sama sekali. Kok jadi sedih gini, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Very Married
RomanceNiat Alma hanya ingin mencetak stiker wajah Oldy, kating yang dia sukai, untuk ditempel di kulkas kosan, tapi siapa sangka kalau pemilik bisnis kecil itu justru Oldy sendiri? Ajaibnya, setelah beberapa pertemuan singkat, Oldy menikahi Alma untuk men...