Sekolah :3

90 14 0
                                    

Pagi hari telah tiba.Di rumah nya Ahyeon Ahyeon sarapan sedangkan Rami yang masih saja merapikan bajunya.Ahyeon melihat bahwa Rami sangat sibuk sekali.

"Rami, kamu kenapa sih? Buruan sarapan, ntar telat ke sekolah," ujar Ahyeon, sambil menunjuk kursi kosong di hadapannya.

Rami masih sibuk merapikan dasi di depan cermin, "Sabar, Hyon. Aku lagi ngatur penampilan biar kece," jawabnya, sambil tersenyum.

Ahyeon menggelengkan kepala, "Kamu kayaknya lagi ngejar cewek baru nih?" Ahyeon bercanda, sambil menyendok nasi gorengnya.

"Eh, jangan asal ngomong! Aku cuma mau tampil maksimal aja, siapa tau ketemu cewek idaman," Rami tertawa kecil, kemudian duduk di kursi di hadapan Ahyeon.

"Cewek idaman apaan? Ntar kalo ketemu, pasti kamu langsung gugup, nggak bisa ngomong," ledek Ahyeon, sambil tersenyum.

"Ih, kok kamu nggak percaya sih? Aku bisa ngobrol kok sama cewek. Nggak kayak kamu, yang selalu diem dan cuek gitu," jawab Rami, sambil menyendok nasinya.

Ahyeon mengangkat bahu, "Biarin aja. Gue emang diem dan cuek. Gue nggak suka urusan percintaan yang ribet gitu." Ahyeon terus makan dengan tenang.

"Eh, nggak papa kok nggak suka urusan percintaan. Tapi, lumayan sih kalo ada cewek yang mau deketin kamu. Lagian, kamu cantik loh, Hyon," Rami berkata dengan nada yang bercanda.

Ahyeon menggeleng kepala, "Nggak usah lebay! Gue nggak peduli sama penampilan. Gue lebih suka fokus ke hal-hal yang penting, kayak sekolah dan masa depan."

"Iya-iya, kamu si jagoan masa depan. Tapi, nggak ada salahnya kok mencoba merasakan cinta. Siapa tau kamu bisa nemuin orang yang tepat," jawab Rami, sambil tersenyum.

Ahyeon menatap Rami, "Nggak usah mikirin gue terus. Makan aja kamu. Ntar telat lho."

Rami tertawa kecil, "Iya-iya, bos. Gue makan. Tapi, ingat, kalo kamu nemuin cewek yang mau deketin kamu, beritahu gue, ya?"

Ahyeon menggeleng kepala, "Apa sih kamu? Nggak akan pernah terjadi."

"Ya, siapa tau?" Rami tersenyum nakal, lalu terus makan nasinya.

Ahyeon mengeluh dalam hati, "Rami emang suka ngelawak. Tapi, dia emang baik si. Cuma kadang suka nyebelin."

Sedangkan di rumah nya Ruka.

Pagi hari, sinar mentari menembus celah-celah gorden kamar Ruka. Ruka terbangun dengan senyum lebar, seolah membawa semangat baru. Hari ini, ia bertekad untuk mendekati Pharita dan Ahyeon di sekolah.

Ruka berdiri dari kasurnya, kemudian berjalan ke lemari pakaiannya. Ia memilih pakaian yang paling kece untuk menarik perhatian kedua gadis itu. "Hari ini harus sempurna!" gumam Ruka, sambil menarik kemeja berwarna biru yang baru ia beli.

Setelah berpakaian, Ruka menuju meja riasan untuk merapikan rambutnya. Ia ingin terlihat sebaik mungkin di mata Pharita dan Ahyeon. Ia berusaha menciptakan penampilan yang menarik, tapi tetap bersih dan sopan.

"Oke, udah siap!" Ruka menatap cermin, sambil tersenyum puas. Ia merasa penampilannya sudah sempurna untuk menaklukkan hati dua gadis itu. "Semoga hari ini berjalan lancar," batin Ruka, sambil mengambil tas sekolahnya.

Di meja makan, Ruka menemukan Ibu Ruka sedang menyiapkan sarapan. "Pagi, Bu!" sapa Ruka, sambil mencium pipi Ibunya.

"Pagi, Sayang. Kamu udah siap ke sekolah?" tanya Ibu Ruka.

"Udah, Bu," jawab Ruka, sambil duduk di kursi.

"Kamu kok kelihatan seneng banget hari ini?" tanya Ibu Ruka, penasaran.

Bisikan Dari Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang