Game :4

84 12 0
                                    

Sepulang sekolah Rami mengajak Ahyeon untuk main game di mall dan sekalian juga berbelanja.Karena Rami paham perasaan Ahyeon saat ini.

Rami langsung menarik tangan nya Ahyeon.Hingga Ahyeon ada di pelukannya.Rami terkejut.

Jantungnya berdetak kencang.Ahyeon yang mendengar itu mengejeknya.

"Kenapa jantung mu berdetak sekencang itu?"tanya Ahyeon sambil menatap matanya Rami

"E-eh itu ya karena kan aku narik nya terlalu kencang jadi kaget gtu"ucap Rami

"Yakin atau ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku"tanya Ahyeon

Muka Ahyeon dengan Rami berjarak 1 m.Rami yang melihatnya langsung memalingkan wajahnya.Ahyeon melihat pipi Rami memerah.

"E-eh, nggak kok. Nggak ada yang gue sembunyikan," jawab Rami, sambil mencoba tersenyum dengan paksa. Ia merasa nervous saat Ahyeon menatap matanya.

"Kalo nggak ada yang kamu sembunyikan, kenapa kamu ngehindar dari tatapan aku?" tanya Ahyeon, sambil tersenyum sedikit. Ia merasa terhibur dengan kelakuan Rami yang lucu.

"Eh, nggak kok, Hyon. Gue cuma nggak biasa dicuekin gitu aja. Gue kan biasanya yang ngecuekin orang," jawab Rami, sambil tertawa kecil. Ia merasa agak terpojok dengan pertanyaan Ahyeon.

"Hmm, iya sih, kamu emang suka ngelawak. Tapi, kamu baik, kok," ujar Ahyeon, sambil tersenyum. Ia merasa agak terhibur dengan kelakuan Rami yang lucu.

"Eh, ngomong-ngomong, mau ngapain sekarang?" tanya Rami, ingin mengalihkan perhatian Ahyeon dari pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya nervous.

"Hmm, gue nggak tau. Terserah kamu aja, Rami," jawab Ahyeon.

"Gimana kalo kita main game di mall? Sekalian belanja baju," saran Rami, sambil tersenyum. Ia ingin mencoba membuat Ahyeon lupa sejenak dari kesedihannya.

"Hmm, boleh juga. Yuk!" Ahyeon menangguk, sambil tersenyum. Ia merasa senang bisa menikmati waktu bersama Rami.

Rami menarik tangan Ahyeon, sambil menuntunnya ke parkiran. Mereka naik mobil Rami, kemudian berangkat ke mall.

Di dalam mobil, Ahyeon menikmati suasana yang tenang. Ia merasa nyaman berada di samping Rami. Rami selalu bisa membuatnya tertawa dan lupa dari kesedihannya.

Rami terus menyetir mobilnya ke arah mall. Ia ingin membuat Ahyeon lupa sejenak dari kesedihannya dan menikmati waktu bersamanya. Ia ingin Ahyeon merasa bahagia, walaupun hanya untuk sementara.

"Hyon, kamu mau main game apa?" tanya Rami, sambil mencari parkiran di mall.

"Hmm, aku nggak tau, sih. Kamu mau main game apa?" jawab Ahyeon, sambil menatap ke luar jendela.

"Gimana kalo kita main game racing?" saran Rami, sambil tersenyum. Ia tahu Ahyeon suka bermain game racing.

"Boleh juga," jawab Ahyeon, sambil tersenyum. Ia merasa senang bisa menikmati waktu bersama Rami.

Setelah memarkirkan mobilnya, Rami menuntun Ahyeon masuk ke dalam mall. Ahyeon terkejut melihat kerumunan orang dan suasana mall yang ramai.

"Wow, rame banget!" ujar Ahyeon, sambil menatap kerumunan orang yang berlalu-lalang.

"Iya, sih. Tapi, seru, kan?" jawab Rami, sambil tersenyum. Ia ingin membuat Ahyeon merasa nyaman dan senang.

Rami menuntun Ahyeon menuju zona game di mall. Ahyeon merasa agak bersemangat melihat berbagai jenis game yang ada di sana.

"Kamu mau main game apa dulu?" tanya Rami, sambil menunjuk ke berbagai game yang ada.

"Hmm, aku pengen coba game racing itu, deh," jawab Ahyeon, sambil menunjuk ke game racing yang terlihat menarik.

"Oke, yuk!" Rami menuntun Ahyeon menuju game racing itu. Mereka memilih dua kursi yang bersebelahan, kemudian mulai bermain.

Ahyeon terlihat sangat bersemangat bermain game racing itu. Ia berkonsentrasi dengan game-nya, sambil menggerakkan stir dan pedal gas dengan cepat.

Rami tertawa melihat keberanian Ahyeon dalam bermain game. Ia merasa terhibur dengan kelakuan Ahyeon yang lucu dan menarik.

"Hyon, kamu berani banget main game racing," ujar Rami, sambil tersenyum.

"Iya, sih. Gue suka game racing. Seru, kan?" jawab Ahyeon, sambil tersenyum. Ia merasa bahagia bisa menikmati waktu bersama Rami.

Setelah bermain game racing, Rami mengajak Ahyeon untuk berbelanja baju. Ahyeon merasa agak ragu, karena ia tak biasa berbelanja.

"Eh, nggak usah ragu, Hyon. Aku cuma mau ngasih kamu hadiah," ujar Rami, sambil tersenyum. Ia ingin membuat Ahyeon merasa bahagia.

Ahyeon mengangguk, kemudian menuruti ajakan Rami. Mereka berjalan menelusuri toko baju di mall, sambil memilih-milih baju yang menarik perhatian. Ahyeon terlihat sedikit kikuk, ia jarang berbelanja baju. Rami mengamati Ahyeon dengan senyum lembut, ia menikmati kelucuan Ahyeon yang tak biasa berbelanja.

"Hyon, coba lihat baju ini," Rami mengambil sebuah kemeja berwarna biru muda dan menyerahkannya kepada Ahyeon. "Kayaknya cocok sama kamu."

Ahyeon menatap kemeja itu dengan ragu. Ia jarang memakai baju berwarna terang. "Hmm, bagus sih," jawab Ahyeon, sambil tersenyum.

"Coba kamu pakai, deh. Biar aku lihat," kata Rami, sambil menyerahkan baju itu kepada Ahyeon.

Ahyeon mengangguk, kemudian masuk ke ruang ganti. Ia mencoba memakai kemeja biru muda itu.

"Gimana, Hyon? Cocok?" tanya Rami, sambil menunggu Ahyeon keluar dari ruang ganti.

Ahyeon keluar dari ruang ganti dengan sambil tersenyum. Ia merasa agak kurang nyaman memakai baju berwarna terang. Tapi, ia merasa baju itu terlihat baik di matanya.

"Hmm, bagus sih. Tapi, aku nggak biasa pakai baju berwarna terang," ujar Ahyeon, sambil menatap cermin.

"Ya udah, gak papa. Kalo kamu nggak suka, kita cari baju lain aja," jawab Rami, sambil tersenyum. Ia ingin membuat Ahyeon merasa nyaman dan bahagia.

Ahyeon menggeleng, "Enggak, kok. Baju ini bagus. Cuma aku nggak biasa aja," jawab Ahyeon, sambil tersenyum.

"Oke, kalo gitu. Kamu mau beli baju ini?" tanya Rami, sambil menatap Ahyeon dengan senyum yang menyenangkan.

"Hmm, ya udah deh. Biar gak ngerepotin kamu," jawab Ahyeon.

"Oke, yuk kita bayar," ujar Rami, sambil menarik tangan Ahyeon menuju kasir.

Setelah membayar baju itu, Rami mengajak Ahyeon untuk makan siang. Ahyeon menangguk, kemudian menuruti ajakan Rami.

"Kamu mau makan di mana?" tanya Rami, sambil melihat ke sekitar.

"Hmm, aku pengen makan pizza," jawab Ahyeon, sambil menatap ke arah restoran pizza yang ada di mall.

"Oke, yuk kita makan di sana," jawab Rami, sambil menuntun Ahyeon menuju restoran pizza.

Di dalam restoran, Ahyeon dan Rami menikmati makan siang bersama. Ahyeon merasa bahagia bisa menikmati waktu bersama Rami. Rami selalu bisa membuatnya tertawa dan lupa dari kesedihannya.

Ruka yang kini ada di sebuah kafe.Mengumpulkan data pribadi milik Pharita.Ternyata Pharita merupakan seorang model di Thailand.

Ruka kini lebih tertarik pada Pharita bukan sama Ahyeon.Sejak kapan perasaan ini bisa di rubah.Saat mata Ruka bertemu dengan mata Pharita.

Nampak di muka Pharita ada rasa cinta dan juga kasih sayang.Ruka menuntut nya untuk mendekati nya.

"Dorr"

"Aaa~~~hajimaaa"

"Ngapain sih ruk"tanya Asa

"Mikirin sesuatu"jawab Ruka yang sambil menulis kan catatan pelajaran

Asa mendekati dirinya ke Ruka.Ruka deg degan yang kini Asa telah ada di samping nya dan menaruh kepalanya di bahunya.Demi apa seorang Asa yang perhatian ini dekat dengan seorang Ruka yang cegil Bangett sama perempuan.

"Ruka kamu masih cinta sama Ahyeon?"

"Eumm kayaknya enggak dehh,, sekarang aku lagi deketin seseorang"

Asa yang mendengar itu langsung menegakkan kepalanya.Ruka menyadari hal itu padahal dia sudah berharap akan lama Asa bersandar pada nya.

"Kenapa sa"

"Gpp kok Ruka," kata Asa, tapi suaranya terdengar sedikit lesu. Ruka pun merasa ada yang aneh dengan Asa. "Kamu kenapa sih, Sa? Kelihatan sedih gitu," tanya Ruka.

Asa berusaha tersenyum, "Enggak apa-apa kok. Cuma mikirin sesuatu aja."

Ruka masih penasaran. "Mikirin apa sih? Cerita dong," kata Ruka, mencoba mengalihkan perhatian Asa dari perasaan sedihnya.

Asa menghela napas. "Enggak usah khawatir, Ruka. Aku baik-baik aja," kata Asa. "Eh, ngomong-ngomong, siapa sih yang kamu deketin sekarang?"

Ruka tersenyum, matanya berbinar-binar. "Rahasia," jawab Ruka. "Tapi, dia orang yang sangat menarik," tambah Ruka, memikirkan Pharita. "Dia cantik, baik, dan... misterius."

Asa terdiam. Dia hanya bisa tersenyum kecut. Di hatinya, Asa merasa sedikit kecewa. Tapi, dia mencoba untuk tidak menunjukkannya.

"Misterius? Berarti dia bukan orang Jepang dong? " tanya Asa, suaranya sedikit tertekan.

"Bukan, dia orang Thailand. Nama nya Pharita," jawab Ruka, dengan antusias. "Dia model."

"Model? Wah, keren!" kata Asa, berusaha untuk menyembunyikan rasa kecewanya. "Kamu ngapain sih deketin dia? Bukannya kamu suka sama Ahyeon?"

"Dulu sih suka, tapi sekarang aku udah enggak suka sama dia," jawab Ruka. "Aku merasa ada yang lebih menarik dari Pharita."

Asa terdiam. Dia hanya bisa mengangguk pelan. "Ya udah deh, kalau kamu udah menemukan seseorang yang kamu suka, aku doain yang terbaik buat kamu," kata Asa, suaranya terdengar sedikit getir.

"Makasih, Sa," jawab Ruka. "Kamu juga harus cari yang terbaik buat kamu."

Asa tersenyum. "Aku akan berusaha," kata Asa.

Ruka dan Asa kembali ke kelas. Rasa kecewa masih terbayang di wajah Asa. Dia hanya bisa berharap, Ruka tidak akan melupakan persahabatan mereka, meskipun Ruka sudah menemukan seseorang yang baru.

To be continued

Maaf ngak nyambung yang nyambung hanya masa depan ku nanti

Bisikan Dari Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang