cinta segitiga? :11

53 10 3
                                    

Malam harinya di kamar Ahyeon masih saja tidak nyangka bahwa Rora menerima perasaan nya.Tapi belum meresmikan hubungan mereka.Di sela-sela Ahyeon salah tingkah.

Rami tiba-tiba datang dengan marah-marah.Lalu tidur di kasurnya.Ahyeon terkejut kenapa Rami seperti itu.

"Kenapa ram?"

"Aku di tolak cinta ku di tolak huaaaaaa Ahyeon aku dah terlanjur sayang sama diaaa"Nangis Rami

Ahyeon langsung memeluk Rami.Rami kini sudah tenang.Ahyeon langsung nanya ke Rami siapa orang yang dia sebut.

"Dia seorang perempuan dari Thailand keluarga nya kaya raya dan dia anak tunggal,,sejak bertemu dengan nya aku merasakan sesuatu di hatiku,, sampai tadi aku mencoba mengeluarkan rasa cintaku pada dia dia berbicara bahwa orang yang dia cintai orang lain selain diriku"jawab Rami

Ahyeon kembali lagi memeluk tubuh Rami.Rami merasa hanya pelukan Ahyeon yang membuat semua masalah di hidupnya sedikit mereda.

"Sabar, Ram.  Cinta itu ngga bisa dipaksa," ucap Ahyeon, mengelus lembut rambut Rami. "Kamu masih muda, banyak kesempatan buat kamu dapetin cinta yang kamu inginkan."

Rami terdiam sejenak, lalu mendongak menatap Ahyeon dengan mata berkaca-kaca. "Tapi, Yeon, aku ngerasa dia orang yang tepat buat aku."

Ahyeon menghela napas.  "Aku ngerti perasaanmu, Ram.  Tapi kamu harus ingat, cinta itu bukan tentang siapa yang kamu mau, tapi siapa yang juga mau sama kamu.  Dan yang terpenting adalah kamu harus  mencintai diri kamu sendiri dulu sebelum mencintai orang lain."

Rami terdiam lagi, memikirkan apa yang dikatakan Ahyeon.  "Kamu bener, Yeon.  Aku harus lebih mencintai diri aku sendiri."

"Itu dia!  Kamu harus bangga sama diri kamu sendiri, Ram.  Kamu punya banyak kelebihan, kamu baik, kamu lucu, dan kamu perhatian.  Pasti akan ada yang bisa mencintai kamu apa adanya."

Rami tersenyum tipis. "Terima kasih, Yeon.  Kamu selalu bisa ngebuat aku tenang."

Ahyeon mengangguk. "Aku selalu ada buat kamu, Ram.  Kapanpun kamu butuh aku, aku selalu siap."

Rami memeluk Ahyeon erat.  "Aku beruntung punya sahabat kayak kamu, Yeon."

Ahyeon membalas pelukan Rami.  "Aku juga beruntung punya sahabat kayak kamu, Ram."

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehangatan pelukan mereka.  Ahyeon merasa bersyukur memiliki sahabat seperti Rami.  Rami selalu ada untuknya, dalam suka dan duka.  Ahyeon tahu, dia tidak sendirian di dunia ini.  Dia masih punya Rami, sahabat yang selalu mendukungnya.

Ahyeon berharap Rami cepat bisa melupakan rasa cintanya yang tertolak itu.  Dia yakin, akan ada perempuan lain yang lebih pantas untuk Rami.  Perempuan yang bisa mencintai Rami apa adanya, dan bisa membahagiakannya.

Flashback

Rami bersiap-siap untuk bertemu dengannya.Pharita adalah cinta keduanya Rami setelah Ahyeon.Rami segera pergi ke cafe di mana dia sudah pesan tempat duduk bersama Pharita.

"Ada apa ram"

"Aku cinta sama kamu Pharita,,aku harap kita bisa menjalankan sebuah hubungan sebagai kekasih"

"Maaf ram aku telah mencintai seseorang terlebih dahulu,,maaf aku nolak kamu,,makasih telah mencintai ku meskipun aku tidak memaksamu untuk mencintai ku,,aku mau balik dulu ram,,"jawab Pharita

Hati Rami sangat terpuruk.Mood untuk meminum makanan itu sangat lah buruk.Rami langsung memasuki mobil nya.

Dia menangis sambil memukul setir mobil nya.Rami sebelum tidak pernah seperti ini.Benar kata orang-orang hanya satu orang yang akan setia pada kita.Meskipun diantara mereka memiliki sebuah perasaan.

Kini semua sudah reda karena Ahyeon langsung memeluk nya.Rami kini tenang karena Ahyeon selalu ada di sampingnya.

Ahyeon menghela napas, "Aku ngerti perasaanmu, Ram. Tapi inget, kita masih muda, masih banyak kesempatan untuk menemukan cinta yang tepat." Ahyeon kemudian terdiam sejenak,"aku sudah bilang aku juga mengalami hal yang sama dengan mu"

Ahyeon mengulum senyum, "Sakit sih, tapi akhirnya aku bisa move on."

"Gimana caranya, Yeon?  Aku masih ngerasa sakit banget," ucap Rami, suaranya bergetar.

Ahyeon menepuk pelan pundak Rami, "Yang pertama, kamu harus terima kenyataan dulu. Nggak semua orang yang kita sukai, bakal suka sama kita. Yang kedua, jangan salahkan diri kamu sendiri. Kamu nggak salah karena jatuh cinta."

"Terus, gimana caranya biar ngga sakit lagi?"  Rami menatap Ahyeon dengan harap.

Ahyeon tersenyum, "Gampang, kamu harus fokus ke diri kamu sendiri.  Kembangin hobi kamu, kejar mimpi kamu, dan jalin hubungan baik sama orang-orang di sekitar kamu. Nggak lama lagi, kamu bakal lupa sama rasa sakit ini dan ketemu sama orang yang bener-bener mencintai kamu."

"Hmm, mungkin kamu bener, Yeon."  Rami menghela napas, mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Aku yakin kamu bisa, Ram.  Kamu kuat kok.  Aku selalu ada buat kamu." Ahyeon memberikan senyuman yang menenangkan.

Rami mengangguk, "Makasih, Yeon.  Kamu selalu bisa ngebuat aku tenang."

Mereka kembali terdiam, masing-masing terlarut dalam pikirannya.  Ahyeon menatap Rami dengan penuh kasih sayang. Dia berharap Rami bisa lekas sembuh dari rasa sakitnya.

"Ram, kamu udah makan malam?" tanya Ahyeon, mencoba mengalihkan perhatian Rami.

"Belum, Yeon. Aku gak mood makan."

"Ayolah, makan dulu. Nanti kamu tambah lemes.  Aku masak buat kamu, gimana?"

Rami tersenyum, "Oke deh,  Yeon.  Aku mau makan masakan kamu."

Ahyeon bangkit dari kasur, "Oke, tunggu sebentar ya. Aku ke dapur dulu."

Ahyeon beranjak ke dapur, dengan semangat untuk memasak makanan kesukaan Rami. Dia berharap dengan cara ini, bisa sedikit meringankan beban Rami.  Dia ingin selalu ada di samping Rami, menemaninya melewati masa-masa sulit ini.

Ruka kini sedang menyiapkan sebuah bunga untuk seseorang.Kemudian Pharita datang.

"Will you be my gf?"

"I Will"

Ruka tertegun sejenak, matanya berbinar-binar.  "Kamu serius, Pharita?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar.

Pharita tersenyum, matanya menatap Ruka dengan penuh cinta.  "Tentu saja aku serius, Ruka.  Aku mencintai kamu."

Ruka merasa jantungnya berdebar kencang.  Dia tak menyangka Pharita akan menyatakan perasaannya.  Dia merasa senang dan gugup sekaligus.

"Pharita," ucap Ruka, suaranya sedikit gemetar.  "Aku... aku juga mencintai kamu."

Pharita tersenyum lebar,  meluk Ruka erat.  "Aku senang banget kamu mau jadi pacar aku, Ruka."

Ruka membalas pelukan Pharita, hatinya dipenuhi kebahagiaan.  Dia akhirnya bisa merasakan cinta yang tulus dari Pharita.  Cinta yang sudah lama dia tunggu.

Mereka berdua saling menatap,  hatinya dipenuhi kebahagiaan.  Mereka  akhirnya bisa saling memiliki,  setelah melewati lika-liku  perasaan yang rumit.  Mereka tahu,  hubungan mereka  masih di awal,  tetapi mereka  yakin akan bisa  menjalani  perjalanan cinta  ini  bersama.

"Aku sayang kamu, Pharita," ucap Ruka,  matanya  penuh cinta.

"Aku juga sayang kamu, Ruka," jawab Pharita,  senyumnya  menawan.

Ruka dan Pharita  saling menatap,  hatinya  dipenuhi  kebahagiaan.  Mereka  mengerti bahwa  perjalanan  cinta  mereka  baru saja dimulai,  tetapi  mereka  yakin  akan  bisa  menjalani  perjalanan  ini  dengan  bahagia.

To be continued

Rami be like:Potekk hati aku kak

Bisikan Dari Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang