Awal :1

274 29 5
                                    

Terlihat seorang perempuan yang kini sedang melakukan olahraga di lapangan basket.Dia Rora anak perempuan yang sedikit bandel, cerewet,dan gengsi lebih jelasnya.Rora seringkali menggoda perempuan yang lewat di depannya.

"Rora selanjutnya giliranmu"ucap pak guru

"Roll ke belakang or depan pak"tanya Rora

"Ehhh belakang aja"jawab pak guru

Rora langsung memposisikan tubuhnya.Bapak guru penjas yang melihat itu membiarkan nya karena posisi itu sudah benar.Saat Rora mulai mengelindingkan dirinya ke matras itu dia melakukan nya dengan benar.

Di buku nilai bapak guru memberinya nilai 98 karena rata-rata kalau olahraga paling besar 99 atau 98 menurut bapak guru.

"Contohin kayak Rora ini ya"ucap pak guru sambil menoleh ke arah murid lainnya

Rora bangkit dari matras dengan gaya yang sedikit sombong. Ia tersenyum puas, menunjukkan gigi-gigi putihnya yang rapi. Ia merasa bangga dengan kemampuannya. Ia memang anak yang sedikit bandel, cerewet, dan gengsi. Tapi di balik sikapnya yang sedikit nyebelin itu, Rora sebenarnya adalah anak yang baik hati dan perhatian.

Rora seringkali menggoda perempuan yang lewat di depannya. Ia selalu mencari kesempatan untuk bercanda dan menghibur teman-temannya. Namun, ia juga tidak mau kalah dari siapapun. Ia selalu ingin menunjukkan kehebatannya di depan teman-temannya.

"Rora, kamu paling jago ya di kelas ini," kata salah satu teman Rora, Jihye, dengan nada yang penuh kekaguman.

Rora tersenyum lebar dan menggembungkan dada. "Tentu saja. Aku kan anak yang paling berbakat di kelas ini," jawab Rora dengan nada yang sombong.

Jihye tertawa kecil. Ia tahu bahwa Rora hanya bercanda. Ia suka dengan sikap Rora yang selalu ceria dan menggembirakan. Ia selalu merasa nyaman bersama Rora.

"Rora, nanti pulang sekolah kita nonton bioskop ya," ajak Jihye.

"Eh kalau soal itu kayak nya gk bisa dehh jihye aku ada urusan penting ni sepulang sekolah" jawab Rora

Jihye mengangguk kan kepalanya.Dan langsung ke kamar mandi untuk salin baju bersama teman-teman yang lainnya.Sedangkan Rora malas sekali dia langsung pergi jogging di sekitaran halaman sekolah.

Saat Rora berjoging dia melihat seorang perempuan di pojok sedang duduk sambil membaca buku dan telinga nya di tutupi dengan headset.Entah kenapa Rora tertarik padanya tapi dia gengsi.

Perempuan yang Rora maksud Adalah Ahyeon.Kakak kelas 11 yang sangat pendiam, misterius,bahkan lebih cuek dari Rora.Dia hobi membaca buku-buku tentang fantasi ataupun pelajaran.Jika ada waktu senggang biasa Ahyeon mengikuti sebuah acara di sekolahnya.

Tidak semua orang mengenal Ahyeon.Karena sejak awal masuk dia hanya ingin sendiri dan sendiri.

Rora terus berlari, tetapi matanya tak dapat lepas dari sosok Ahyeon yang duduk tenang di sana. Rora merasa ada sesuatu yang menarik dalam diri Ahyeon, sesuatu yang membuatnya ingin tahu lebih banyak. Namun, rasa gengsi dan ketidakpastian membuatnya ragu untuk mendekat.

Setelah beberapa putaran, Rora akhirnya memutuskan untuk menghampiri Ahyeon. Dia berusaha menenangkan diri, menarik napas dalam-dalam sebelum menghampiri.

"Eh, hai!" Rora menyapa, suaranya sedikit bergetar.

Ahyeon mengangkat wajahnya, menatap Rora dengan tatapan yang tenang namun penuh rasa ingin tahu. "Hai," jawabnya singkat, sebelum kembali menatap bukunya.

Rora merasa sedikit canggung. "Kamu suka buku itu?" tanyanya, menunjuk buku yang dibaca Ahyeon.

Ahyeon mengangguk pelan, "Iya, ini tentang dunia fantasi. Sangat menarik."

"Oh... aku juga suka cerita-cerita tentang fantasi!" Rora merasa sedikit lebih nyaman. "Biasanya, aku suka membaca novel-novel yang penuh petualangan."

Ahyeon mengangkat alisnya, terlihat sedikit terkejut. "Benar? Jarang sekali ada yang suka genre itu di sini."

Rora tersenyum, merasa sedikit bangga. "Iya, mungkin karena banyak yang lebih suka hal-hal yang lebih populer. Tapi, aku percaya setiap cerita punya daya tariknya sendiri."

Ahyeon menutup bukunya dan menatap Rora dengan lebih serius. "Kamu berbeda dari yang lain. Kenapa kamu mau menghampiriku?"

Rora terkejut dengan pertanyaan itu. "Aku... hanya merasa penasaran. Kamu terlihat sangat fokus dan tenang di sini, jadi aku ingin tahu lebih banyak."

Ahyeon tersenyum tipis, yang membuat Rora merasa hangat di dalam. "Menarik. Kebanyakan orang menghindariku karena aku terlalu pendiam."

"Kadang, keheningan itu bisa menjadi hal yang baik. Aku juga kadang merasa seperti itu," kata Rora, merasa semakin nyaman.

Mereka berdua mulai berbincang lebih dalam tentang buku dan cerita yang mereka suka. Rora merasa waktu berlalu begitu cepat saat berbicara dengan Ahyeon. Rasanya, mereka sudah saling mengenal lebih lama dari yang seharusnya.

Ketika bel sekolah berbunyi, Rora teringat akan janji dengan Jihye. "Eh, aku harus pergi. Nanti kita lanjutkan obrolan ini, ya?" ujarnya.

Ahyeon mengangguk. "Tentu. Aku akan berada di sini setiap hari."

Rora tersenyum lebar sebelum berlari meninggalkan Ahyeon. Dia merasa ada sesuatu yang baru dan menarik dalam hidupnya, dan itu semua berawal dari percakapan singkat dengan kakak kelasnya yang misterius.

Setelah pertemuan itu, Rora merasa bersemangat untuk kembali ke sekolah esok harinya. Dia tak sabar untuk melanjutkan obrolan mereka dan mungkin, menjalin hubungan yang lebih dalam dengan Ahyeon.

Bisikan Dari Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang