chapter 4: On the verge of choice

34 4 0
                                    

Hari-hari berlalu, tapi perasaan Jake tidak menjadi lebih ringan. Justru, dia semakin terjebak dalam pusaran emosi antara Heeseung dan Sunghoon.

Di kelas, Jake mencoba fokus pada pelajaran, tapi tatapan dingin Sunghoon dari bangku belakang dan senyum manis Heeseung di sampingnya membuat semuanya semakin sulit. Mereka seperti dua kutub magnet yang tidak bisa didekatkan, namun keduanya sama-sama menarik Jake ke dalam dunia yang membingungkan.

Saat jam istirahat tiba, Heeseung langsung menghampiri Jake seperti biasa. “Jake, gue mau ajak lo makan bareng. Ada tempat baru buka di dekat sekolah,” ucapnya dengan nada ceria.

Jake membuka mulut, hendak menjawab, tapi suara lain memotong. “Lo udah janji sama gue hari ini.”

Sunghoon berdiri di belakang mereka, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya. Wajahnya tetap dingin dan tanpa ekspresi, tapi jelas terlihat bahwa dia tidak akan membiarkan Heeseung mengambil kesempatan kali ini.

Heeseung memutar bola matanya. “Sunghoon, lo nggak bisa terus-terusan ngerebut waktu gue sama Jake. Lo bahkan nggak pernah peduli sama dia sebelum ini.”

Jake tersentak mendengar kata-kata itu. Meski ada kebenaran dalam ucapan Heeseung, hatinya terasa sakit.

Sunghoon mengerutkan alisnya, tapi tetap tenang. “Gue mungkin terlambat nyadarin perasaan gue. Tapi sekarang gue tahu apa yang gue mau.”

Jake merasa kedua pria ini semakin mendekati batas, dan dia harus segera melakukan sesuatu. “Heeseung, Sunghoon... gue nggak bisa terus kayak gini,” ucap Jake akhirnya. “Gue butuh waktu buat mikir. Kalian tolong beri gue ruang.”

Keduanya terdiam, tapi tatapan mereka menyiratkan bahwa masalah ini belum selesai.

---

Malam harinya, Jake berada di kamarnya, mencoba menenangkan pikirannya. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menghindari perasaan ini lebih lama. Sunghoon dan Heeseung keduanya adalah sosok yang penting baginya, tapi dengan cara yang berbeda.

Di tengah lamunannya, ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk.

Sunghoon: “Ketemu gue di taman belakang sekolah. Gue mau ngomong.”

Jake merasa ragu. Tapi, di dalam hatinya, dia tahu bahwa ini adalah momen penting. Dia harus menghadapi semuanya, termasuk perasaannya sendiri.

---

Jake tiba di taman belakang sekolah tepat ketika langit mulai gelap. Sunghoon sudah menunggunya di sana, berdiri di bawah pohon dengan wajah serius.

“Gue tahu lo masih bingung,” kata Sunghoon pelan begitu Jake mendekat. “Tapi gue nggak akan menyerah. Gue akan tunggu lo sampai lo siap.”

Jake merasa hatinya bergetar mendengar ketulusan dalam suara Sunghoon. Pria ini mungkin dingin di luar, tapi di dalamnya, ada perasaan yang begitu dalam dan tulus.

Sunghoon melangkah lebih dekat, jarak di antara mereka hampir hilang. “Jake... Gue suka lo. Bukan cuma suka gue sayang sama lo.”

Jake terdiam, merasa tenggelam dalam tatapan dalam Sunghoon. Sebelum dia sempat berpikir lebih jauh, Sunghoon mendekatkan wajahnya. Tanpa peringatan, bibir mereka bertemu.

Jake terkejut, tapi tidak bisa menyangkal bahwa ciuman itu terasa begitu benar. Dalam dinginnya malam, ciuman Sunghoon memberinya kehangatan yang tidak pernah dia duga.

Ketika Sunghoon akhirnya menarik diri, Jake tahu bahwa hatinya sudah membuat pilihan.

“Sunghoon...” bisiknya pelan, tapi sarat makna.

Sunghoon tersenyum tipis, sesuatu yang langka tapi begitu indah. “Mulai sekarang, lo milik gue.”

🌸🌸

Jangan lupa vote and komen nya ya karna itu berpengaruh sama semangat aku 🥰

Triangle Love (Heejakehoon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang