Hari-hari berlalu, dan situasi di antara Sunghoon, Jake, dan Heeseung semakin rumit. Jake merasa terjepit di antara cinta dan persahabatan dua hal yang kini saling beradu dalam hidupnya. Di satu sisi, ada Heeseung yang selalu ada untuknya, namun di sisi lain, Sunghoon telah mencuri hatinya dengan sikap dinginnya yang misterius.Jake tahu bahwa dia tidak bisa selamanya bersikap netral. Semakin lama, perasaannya kepada Sunghoon semakin dalam, sementara Heeseung tampaknya mulai menyadari apa yang sedang terjadi.
---
Suatu siang, saat Jake sedang menata buku di loker, Sunghoon mendekat. Wajahnya, seperti biasa, terlihat dingin dan tanpa ekspresi.
“Jake, kita harus bicara,” ucap Sunghoon singkat.
Jake mengangguk dan menutup lokernya. Mereka berjalan bersama ke taman belakang sekolah, tempat di mana mereka bisa berbicara tanpa diganggu siapa pun. Saat sampai, Sunghoon menyandarkan punggungnya ke tembok dan menatap Jake dalam-dalam.
“Gue nggak suka lo masih deket sama Heeseung,” kata Sunghoon langsung tanpa basa-basi.
Jake terkejut mendengar nada serius itu. “Sunghoon... Heeseung itu sahabat gue. Gue nggak bisa ninggalin dia gitu aja.”
Sunghoon mendengus pelan. “Lo harus milih, Jake. Gue atau dia. Karena gue nggak akan terus begini.”
Jake merasa hatinya tertusuk. Di satu sisi, dia ingin menjaga persahabatannya dengan Heeseung, tapi di sisi lain, dia tahu bahwa Sunghoon adalah orang yang kini ia cintai.
“Kenapa lo selalu bikin semuanya susah?” keluh Jake.
Sunghoon menatap Jake tanpa mengubah ekspresinya. “Karena gue nggak suka berbagi.”
Jake merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Meskipun kata-kata Sunghoon terdengar keras, dia tahu bahwa di balik sikap dinginnya, Sunghoon sangat serius tentang perasaannya.
“Sunghoon, gue... gue nggak tahu gimana harus ngomong ini sama Heeseung,” kata Jake pelan.
Sunghoon maju selangkah, mendekatkan wajahnya ke Jake. “Bilang aja yang sebenarnya. Kalau lo milih gue.”
Jake terdiam, matanya bertemu dengan tatapan tajam Sunghoon. Ada sesuatu dalam cara Sunghoon menatapnya sebuah ketulusan yang membuat Jake merasa nyaman dan yakin.
“Gue milih lo, Sunghoon,” bisik Jake akhirnya.
Mendengar itu, sudut bibir Sunghoon terangkat sedikit, membentuk senyum tipis yang langka. “Gue nggak akan biarin lo nyesel.”
---
🦌Pertemuan dengan Heeseung🦌
Setelah membuat keputusan, Jake tahu bahwa dia harus segera berbicara dengan Heeseung. Dia tidak ingin Heeseung merasa dikhianati atau mendengar semuanya dari orang lain.
Saat istirahat, Jake mencari Heeseung di kelas dan mengajaknya bicara di atap sekolah. Heeseung menurut, meski raut wajahnya tampak sedikit curiga.
“Gue tahu lo udah sadar apa yang terjadi,” kata Jake dengan hati-hati.
Heeseung terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela napas panjang. “Lo pilih Sunghoon, ya?”
Jake menunduk, merasa bersalah. “Gue nggak bisa bohong sama perasaan gue, Heeseung. Tapi lo harus tahu, gue nggak pernah berniat nyakitin lo.”
Heeseung tersenyum pahit, lalu menggeleng pelan. “Jake... gue selalu tahu, kok. Dari awal gue lihat lo sama Sunghoon, gue sadar bahwa lo lebih nyaman sama dia.”
Jake merasa matanya panas, namun dia menahan air mata agar tidak jatuh. “Tapi lo tetap penting buat gue, Heeseung. Gue harap kita masih bisa jadi teman.”
Heeseung menatap langit sejenak, lalu menoleh ke Jake. “Gue nggak tahu bisa atau nggak. Tapi... yang penting lo bahagia.”
Jake merasa ada beban yang terangkat dari dadanya, meskipun rasa bersalah itu tetap ada. Dia tahu bahwa Heeseung tulus menginginkan yang terbaik untuknya.
---
🌃Malam Itu🌃Malamnya, Jake dan Sunghoon berjalan berdua di sepanjang taman kota. Udara malam terasa sejuk, dan lampu-lampu jalanan bersinar redup, menciptakan suasana yang tenang.
Jake menggenggam tangan Sunghoon erat-erat, seolah memastikan bahwa pilihannya tidak akan berubah.
“Lo tahu? Gue nggak nyangka lo bakal berubah sedingin ini,” ujar Jake sambil melirik ke arah Sunghoon.
Sunghoon menoleh padanya dengan ekspresi datar, tapi Jake tahu bahwa di balik tatapan itu, Sunghoon peduli.
“Gue berubah karena lo,” ucap Sunghoon pelan. “Gue nggak mau ada orang lain yang milikin lo selain gue.”
Jake tertawa kecil, lalu bersandar di bahu Sunghoon. “Gue seneng lo jadi milik gue sekarang.”
Sunghoon mengusap kepala Jake dengan lembut, lalu berbisik, “Mulai sekarang, gue nggak akan biarin siapa pun ngerebut lo.”
Jake tersenyum. Untuk pertama kalinya, dia merasa benar-benar bahagia seolah semua keraguan dan ketakutan telah menghilang.
Malam itu, di bawah cahaya bulan, Jake tahu bahwa ini adalah awal dari perjalanan baru bersama Sunghoon. Tidak peduli apa pun yang terjadi, dia yakin bahwa mereka akan selalu bersama.
---
Gk tau kenapa ya lucu bgtt Aaaaa 😖😖
Pencinta sungjake no 1 ☝☝
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love (Heejakehoon)
Short StoryCinta segitiga "heeseung, jake, Sunghoon"