Sudah sebulan sejak Jake dan Sunghoon resmi bersama, dan hubungan mereka berjalan lebih baik dari yang diperkirakan. Namun, tidak semua berjalan mulus. Sunghoon yang dingin sering kali sulit dibaca, dan meskipun Jake sudah mulai terbiasa dengan sifatnya, rasa ragu dan cemburu kadang muncul.
---
🏫Di Sekolah🎒📚
Siang itu, Jake dan Sunghoon duduk bersama di halaman belakang sekolah, tempat favorit mereka. Jake menyandarkan kepalanya di bahu Sunghoon, menikmati ketenangan sesaat.
Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Salah satu teman sekelas Jake, seorang gadis bernama Wonyoung, datang menghampiri dengan senyum ramah.
“Hai, Sunghoon! Ada waktu sebentar? Gue mau nanya soal tugas,” ucap Wonyoung ceria.
Sunghoon menatapnya sebentar dengan ekspresi datar. “Nanti aja.”
Jake mengangkat kepalanya, merasa sedikit terganggu dengan kedekatan Wonyoung yang terlalu santai. Meski Sunghoon tidak menunjukkan minat, Jake tetap merasa cemburu.
Setelah Wonyoung pergi, Jake menatap Sunghoon dengan tatapan menuntut. “kamundeket sama Wonyoung?”
Sunghoon menghela napas, lalu mengusap kepala Jake dengan lembut. “Kamu cemburu?”
Jake mendengus kecil. “Ya gimana nggak? Cewek-cewek di sekolah ini suka banget deketin kamu.”
Sunghoon menatap Jake dalam-dalam. “aku nggak peduli sama mereka. Aku cuma peduli sama kamu.”
Jake tersenyum tipis, tapi perasaan was-was itu belum sepenuhnya hilang.
---
🦮Pertengkaran Kecil🐧
Malamnya, Jake dan Sunghoon memutuskan untuk makan malam bersama di apartemen Sunghoon. Namun, suasana hati Jake masih sedikit terganggu karena kejadian di sekolah tadi.
“Sunghoon, kamu pernah cemburu nggak sih?” tanya Jake tiba-tiba saat mereka sedang makan.
Sunghoon mengangkat alis, terlihat bingung. “Ngapain aku cemburu? Aku tahu kamu punya aku.”
Jake mendengus, merasa sedikit kesal dengan sikap Sunghoon yang terlalu tenang. “Ya tapi aku pengen kamu nunjukin kalo kamu peduli. Kamu keliatan kayak nggak pernah takut kehilangan aku.”
Sunghoon meletakkan garpunya dan menatap Jake serius. “aku peduli, Jake. Tapi aku percaya sama kamu.”
Jake terdiam, merasa sedikit bersalah karena mempertanyakan perasaan Sunghoon.
Sunghoon mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Jake. “kamu nggak perlu ngeraguin aku. Aku di sini buat kamu, dan cuma kamu.”
Jake merasa hatinya melembut. Dia tahu bahwa Sunghoon memang tidak pandai menunjukkan emosinya, tapi setiap kata yang diucapkannya selalu penuh ketulusan.
---
🌃Malam yang Tenang🌃
Setelah makan malam, mereka duduk di sofa sambil menikmati film bersama. Jake menyandarkan kepalanya di dada Sunghoon, merasa damai di dalam pelukan pria itu.
“Sunghoon,” bisik Jake. “aku sayang kamu.”
Sunghoon menunduk dan mencium puncak kepala Jake dengan lembut. “aku juga sayang kamu.”
Malam itu terasa begitu tenang, seolah tidak ada lagi keraguan atau rasa cemburu yang mengganggu. Hanya ada mereka berdua, dalam momen yang penuh dengan cinta dan ketulusan.
---
🦌Heeseung yang Kembali🦌
Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Keesokan harinya, saat Jake dan Sunghoon tiba di sekolah, mereka dikejutkan dengan kehadiran Heeseung.
“Heeseung?” Jake memanggil, merasa hatinya berdebar melihat sahabat lamanya kembali.
Heeseung hanya tersenyum tipis. “Gue balik. Dan gue udah baik-baik aja.”
Jake merasa lega, tapi juga sedikit gugup. Dia berharap kehadiran Heeseung tidak akan mengganggu hubungannya dengan Sunghoon.
Sunghoon, seperti biasa, tetap tenang dan tidak menunjukkan reaksi apa pun. Tapi Jake tahu bahwa pria itu selalu mengamati, dan dia tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu hubungan mereka.
---