"STRES GUE STRES!!"
"Guys, lihat tip-x gua gak?"
"Yala yalili~"
"Ya Tuhan, hambamu sudah capek dengan matematika.."
"Eh pulpen Nizam mana anjir?!"
"Hayoloh.. ilangin pulpen Nizam.."
Semua pembicaraan di kelas itu bersatu, membuat kelas sangat ribut.
"Guys! Katanya ada guru baru ya?" tanya perempuan itu, Naura namanya.
"Eh iya, gua juga denger! Ya.. denger dari guru-guru lain sih, kalau gasalah namanya itu.. siapa ya? Yumi? Yanto? Ah gak tau deh! Pokoknya dia perempuan!" seru Khayla, Naura hanya ber oh ria.
"Assalamualaikum.."
Satu kelas terdiam dan duduk di kursi mereka masing-masing.
"Waalaikumsalam!" jawab seluruh murid di kelas itu.
"Allo semuaa!" sapa anak kecil itu,
"Hallooo" sapa balik Zia dengan senyuman.
Wanita yang baru memasuki itu tertawa kecil, "Aura, Jihan, jaga sikap ya? Mama mau mengajar dulu." ucap wanita itu dan berdiri di depan kelas.
"Baik anak-anak, perkenalkan nama saya Yumna Fariha. Saya akan menjadi wali kelas baru kalian setelah guru lama kalian pensiun. Saya harap, kalian bisa menjadi anak-anak yang baik, ya!" ucap Yumna.
"Baik bu!"
"Bagus, terima kasih untuk waktunya ya anak-anak." ucap Yumna dan duduk di kursi guru.
Semasa pelajaran, semuanya berjalan dengan baik.
Semuanya aman dan terkendali.
Tetapi, ada sesuatu yang menghancurkan keamanan dan kedamaian itu.
Naura kejang-kejang di tempat.
"Eh?! Ara!!" panik Zia sang sahabat dari Naura.
"Eh?! Itu gak papa?!" panik Yumna melihat muridnya.
'Emang dia keliatan baik-baik aja?' batin Irene.
Mereka semua berkumoul di kursi Naura, beberapa dari mereka masih panik dan beberapa dari mereka terlihat biasa saja.
Yumna membaca ayat kursi, berharap setan yang di dalam diri Naura bisa keluar.
Bugh!!
"Eh, dia pingsan!" panik Falah.
"Duh.. siapapun bawa dia ke UKS!" perintah Yumna,
Zia dan Margarhet melakukan perintah dari Yumna, mereka mengangkat badan Naura ke UKS.
"Naura emang suka keserupan bu."
"Ah, begitu ya? Baiklah, ayo lanjutkan pelajaran.."
...
"Mama.. tadi kakak-kakak itu kenapa?.." tanya Jihan sang anak kedua dari Yumna.
"Ah.. tadi dia kesurupan.." jawab Yumna masih khawatir dengan Naura.
"Duh.. kasian banget ya ma.." ucap Aura, anak pertama dari Yumna.
"Ma.. Aura tadi lihat ada stupi-stupi.." ucap Aura, membuat Yumna terkejut.
"Aura, kita bicarakan di rumah ya?" ucap Yumna, Aura pun menuruti perkataan Yumna.
Pintu kelas itu terbuka,
Terlihat Zia yang membuka pintu itu, dan Margarhet di sampingnya.
"Ayo masuk Zia, Mar."
...
Sudut pandang Naura.
Perlahan-lahan mataku mulai terbuka.
Semuanya buram, aku tidak bisa melihat dengan jelas.
Kepalaku pusing, rasanya dunia berputar-putar.
Aku bingung, kenapa aku berada di UKS? Apa yang terjadi?
Ah, lupakan.
"Ah.. kepalaku.. sakit sekali.." keluhku sambil memegang kepalaku.
Aku mencoba bangun, tetapi rasanya dunia masih berputar kencang. Rasanya seperti aku dalam keadaan mabuk.
"Naura!"
Seseorang memanggil namaku, aku melihat ke sumber suaranya.
Zia?
"Naura! Kamu gak papa?" tanya Zia khawatir, aku mengangguk.
"Gak papa kok, Zi. Cuman pusing aja sedikit." jawabku,
Zia menghela nafas lega, "Syukurlah kalau begitu.. lu masih bisa jalan?"
"Gak tau, tapi gak papa kok. Aku kan kuat!" seruku mencoba menghiburnya.
Zia tertawa kecil, "Ayo, kita pulang."
Tangan Zia terulur ke arahku, menawarkan bantuan untuk berdiri. Aku menerima tangannya.
Akhirnya, kita berjalan ke rumah bersama.
Langkah demi langkah kami lewatkan, tawa terdengar seiring perjalanan.
Aku harap, kita seperti ini selamanya.
.
.529 kata.
Hai, makasih udah baca bab ini. Maaf kata-katanya sedikit, lagi gak bisa menulis banyak hari ini :(
Bab 1: Hari pertama | Guru baru.
Sudah di lewatkan, ketemu lagi di bab 2!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam dan nyawa.
Gizem / Gerilim[ DDN ] Dendam dan nyawa. Masing-masing siswa-siswi disitu memiliki dendam yang sangat besar. Membuat nyawa mereka hilang satu persatu. ... Sudah ada guru baru yang akan mengajar di kelas itu. Dia dan kedua anaknya akan menyelamatkan semua nyawa yan...