-Jika terdapat typo, mohon tandai! Biar saya bisa benarkan:)
-Don't forget to tap the vote button!
Selamat membaca!."Viel, ciptaan ku tersayang. Aku harap kau bisa tetap bertahan, jangan melupakan apa tujuan ku untuk membuat mu."
Surai cokelat itu sedikit bergerak akibat hembusan angin, mata hijaunya menatap mawar putih yang ada di tangannya. Itu sangat rapuh, karena mawar putih tersebut langsung saja hancur ketika di genggam.
"Harapan ku hanya ada pada mu, tempat ini tidak lagi bisa di percaya. Banyak kejadian yang sulit untuk di hindari, aku sendiri tidak tahu kapan untuk bertahan."
Manik hijaunya menatap ke arah ku. Begitu lembut, aku sangat merindukan tatapan itu. Tangannya meraih atas kepalaku, mengusapnya.
"Namun, aku akan tetap berusaha untuk melindungi mu. Apapun yang terjadi, aku selalu akan ada di dalam dirimu. Aku, Aaron sang pemimpin Celestial memberkati mu dengan berbagai berkah. Semoga kau selalu mengingat siapa dirimu itu Vielion."
Perlahan suara lembut dan gambaran itu menghilang, hanya meninggalkan ku dengan kegelapan tanpa akhir.
Mata ku terbuka, menyadari jika hari sudah pagi. Pemandangan hutan lebat penuh dengan kicauan burung yang merdu, memulai hari yang baru.
"Kau sudah bangun?"
Suara bariton Matvey menyadariku dari lamunan, aku duduk dari posisi tidur ku di kasur. Menatap kearah pria yang tengah duduk sambil membaca buku dan menyesap kopinya tersebut.
"Kau punya mata kan? kenapa masih bertanya?" Jawab ku malas.
"Apa kau masih marah karena kemarin? Jangan lah seperti itu, kau seperti perempuan saat ini. Memiliki temperamen yang sulit sekali di atur."
"Berisik."
'Apa-apaan orang ini? Ada-ada saja memang, siapa juga yang mau di atur olehnya.'
Keheningan melanda ruangan itu, yang terdengar hanyalah suara alam dari luar jendela yang terbuka.
"Viel, apakah kau pernah mendengar malaikat yang sering di panggil sebagai 'pengasuh surgawi' ?"
Suara Matvey memecahkan keheningan yang ada di sana, aku melihat kearahnya sejenak sebelum kemudian kembali melihat ke luar jendela.
"Aku sedikit mendengar tentangnya dari Aaron, haruskah aku peduli?" Sebenarnya bukan dari Aaron saja ku mendengar tentang nya, namun juga dari salah satu fallen angel yang selain diriku. Tapi jika ku membicarakannya, aku yakin tidak akan berjalan dengan baik.
"Aku tidak memerlukan rasa kepedulian mu, namun dia bereinkarnasi menjadi seseorang yang kau kenal. Dia salah satu jenderal yang ada di Abyss."
Baiklah, hal itu menarik perhatian ku. Karena tentu saja aku tahu apa yang ingin di bicarakan oleh Matvey.
"Celestial bukanlah tempat yang baik sedari dulu dan kau tahu itu. Alasan ku ingin menyingkirkan bocah itu karena... Dia telah melihat banyak hal dari masa lalunya, bukan kah sudah ku bilang jika aku akan menghilangkan hal yang bisa saja menjadi pengganggu ku? Semua hal akan ku lakukan."
Jika saja ucapannya itu berdasarkan emosi negatif yang tidak seharusnya di miliki oleh malaikat, aku pasti tahu Matvey tidak akan tetap menjadi seorang malaikat. Tetapi aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.
"Tidak, jangan lakukan itu."
Ucapan ku menarik perhatian Matvey, tampak dia terlihat bingung.
"Hal yang kau inginkan adalah pertunjukan, bukan? Akan ku beri kau pertunjukan menyenangkan yang sangat kau inginkan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Desire
Action"penyesalan selalu ada di akhir, namun apa kah kau masih bisa untuk memperbaiki masalah yang kau buat?" "Aku tidak tahu akan hal itu, aku... Aku bukan lah seorang pengkhianat." "Kau menghancurkan segalanya! Kau telah rusak, Vielion!." Air mataku yan...