10. the darkness of life

24 3 2
                                    

9. the darkness of life


Jalanan yang biasanya dipadati oleh berbagai macam jenis kendaraan, kini sedikit hening akibat gelapnya malam. Hanya tinggal beberapa orang saja yang masih berlalu lalang ditengah gelapnya malam. Termasuk Alnair.

Alnair berjalan cepat sambil sesekali memegang kepalanya yang terasa sakit. Perasaan tidak tenang sedang melanda cowok itu. Sesekali Alnair juga melihat ponsel, berharap ada balasan dari gadis yang begitu ia khawatirkan keberadaannya.

"Semoga kamu ada di sana Reya," ucap Alnair penuh permohonan.

Ponsel Alnair berdering, membuat Alnair buru-buru memeriksanya. Dugaan Alnair salah besar. Bukan pesan dari Reya yang masuk, melainkan dari yang lain.

Setelah membaca pesan tersebut Alnair semakin panik. Alnair meremas ponselnya dengan begitu kuat. Jika terjadi sesuatu peda Reya, sungguh Alnair tidak akan membiarkan orang tersebut hidup dengan tenang.

08577+++++++

Saya masih memperjuangkan keadilan itu.

Jangan harap, keluarga Bumantara bisa hidup dengan damai.

Tidak hanya Renaldi yang dalam ancaman. Tapi juga kamu Alnair, sebagai cucu yang paling di lindungi.

Termasuk orang yang kamu cintai. Dia selalu saya awasi!!

Tidak perduli dengan rasa sakit yang terus menyerangnya. Alnair semakin berlari untuk mencari keberadaan Reya.

****

"Kehadiran Alnair mempersulit rencana kita," pria paruh baya itu menatap serius lawan bicara di depannya.

"Hampir saja perusahaan Renaldi runtuh, " lanjutnya dengan nada kesal.

Lelaki berusia tidak jauh dari Alnair itu tersenyum santai sambil meneguk wine mahal dari gelasnya.

"Buat Alnair dalam bahaya. Pasti, Kakek Renaldi merasa terancam."

Mahesa Dewantara selalu menjadi penyalur ide berlian bagi Ayahnya. Lelaki berusia 25 tahun itu memiliki otak cerdas yang selalu menjadi andalan bagi Raden Dewantara.

"Kamu paling bisa diandalkan," ujar Raden dengan bangga.

"Sudah berhasil mendekati Alnair?" Raden lanjut bertanya.

Mahesa tersenyum tipis, "Sudah. Saya tahu apa yang membuat dia lemah."

Dibalik pintu ruangan yang sedikit terbuka itu Rakesh hanya menatap penuh luka. Dua orang sebagai anak dan ayah itu terlihat begitu akrab. Sementara dirinya tidak pernah dianggap berguna oleh Ayahnya. Rakesh juga tidak pernah dilibatkan dalam semua urusan penting keluarganya.

"Alnair?" Rakesh bertanya-tanya saat satu nama yang ia kenali disebut.

Sebenarnya Rakesh tidak ingin ikut campur karena Rakesh tidak tahu apa masalahnya. Permainan teka-teki antara kakaknya dan juga Raden membuat Rakesh bingung.

Nama Alnair terdengar menarik di telinga Rakesh. Membuat cowok itu sedikit tertarik untuk menyelidiki teka-teki yang selama ini Ayahnya buat.

****

Rumah sederhana yang sudah lama tidak berpenghuni itu kini terlihat terang dengan cahaya lampu. Hal itu pun berhasil membuat Alnair sedikit bernapas lega. Kemudian tangan Alnair bergerak untuk membuka pintu gerbang.

Pintunya tidak terkunci sama sekali membuat Alnair masuk begitu saja. Dengan langkah tergesa-gesa Alnair mencari keberadaan Reya yang sejak tadi dicarinya.

Alnair: He's PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang