7. Digilir

16.6K 15 0
                                    

Lily sudah sembuh total. Tapi dirinya malas ikut upacara, jadi gadis itu pura-pura sakit dan rebahan di kasur UKS. Ruangan serba putih itu sepi saat Nana—anak kelas sebslah—menghampiri Lily.

"Gue punya rekaman pas lo diewe Leo," ujar Nana tanpa babibu sambil menunjukkan rekaman di ponselnya. Di sana terputar video dari CCTV saat Lily dan Leo berhubungan badan di perpustakaan sekolah.

Lily spontan bangkit duduk. Wajahnya memucat. "Apa mau lo?"

"Simpel aja," jawab Nana sambil menyimpan ponselnya, "Seratus ribu sehari mulai dari sekarang."

Lily terperangah. Jika Lily menyetor selama 30 hari, Nana akan mendapat uang senilai tiga juta. Meski Lily dalam waktu sehari bisa mendapat uang lima ratus ribuan usai disentuh Natan, tapi tetap saja Lily tak mau diperas.

"Miskin banget sampe ancem orang, Na?" Tanya Lily dengan senyum miring.

Nana membalas dengan senyuman manis, "Lonte banget lo, sange di perpus."

"Gue juga bisa ancem lo, Na," ujar Lily seraya berdiri.

Mata Nana memicing tajam, "Mau ngapain lo?"

"Mau ngadu sama bebeb-bebeb gue," jawab Lily santai sembari berlari-lari kecil. Sebenarnya, Lily takut setengah mati jika video itu tersebar. Gadis itu hanya pura-pura berani saja agar Nana tak menganggapnya lemah. Jadi Lily menuju kelasnya, menghampiri Leo di kursinya.

"Leo, gue mau ngomong," panggil Lily saat dirinya pada Leo yang sedang bersama teman-teman laki-lakinya di kelas.

"Widiih mau confess, Ly?"

"Ga jadi sama Natan?"

"Gue jadi Natan sakit hati banget sih."

Lily dan Leo tak menggubris teman-teman sekelas mereka. Kedua remaja itu kemudian buru-buru berjalan menyusuri koridor, menuruni anak tangga, bahkan keduanya tak menyadari bahwa mereka baru saja melewati Natan. Natan yang semula hendak menemui Lily di kelas urung saat melihat Lily berjalan bersisian dengan lelaki lain. Kakak kelas Lily dan Leo itu kemudian memutuskan mengikuti mereka.

Lily membawa Leo ke parkiran motor yang teduh dan sepi. Gadis itu hendak membuka mulutnya saat tiba-tiba Leo memberinya sepuluh lembar uang berwarna merah muda.

"Maaf tentang kemaren di bioskop. Sama di perpus," ujar Leo. Laki-laki itu memasukkan uangnya ke saku dada Lily saat gadis itu tak kunjung menerimanya. "Lo panggil gue karena ini kan? Minta tanggung jawab."

Lily buru-buru menggeleng, "Bukan! Gue mau omongin tentang Nana."

"Nana?"

"Nana punya rekaman CCTV perpus pas kita HS kemaren, dia ancam gue kalo gue ga kasih dia uang, dia bakal sebar."

Leo terdiam. Ini masalah serius. Kalau rekaman itu tersebar, Leo juga akan terkena masalah.

Ting!

Suara ponsel seseorang membuat perhatian mereka teralihkan. Lily dan Leo spontan melihat ke asal suara, ke arah Natan yang duduk di balik motor.

"Natan?" Tanya Lily memastikan.

Terdengar embusan napas kasar dari Natan, kemudian dia berdiri sambil menunjukkan layar ponselnya. "Nana kirim gue video kita di kelas juga. Katanya kalo kita ga transfer duit ke dia, dia bakal sebarin malem ini juga."

Mendengar itu, Leo bingung. "Maksudnya? Video lo di kelas?"

Lily terdiam, rasanya berat untuk berkata jujur.

Natan tersenyum miring melihat Lily yang tak berani menjawab. Jadi cowok itu berjalan mendekati Leo, menepuk bahunya. "Yang pernah ewe Lily bukan cuma lo, bahkan gue yang perawanin dia."

Leo terdiam, wajahnya terkejut, tapi kemudian berubah datar. "Oh."

Entah kenapa hati Lily sakit mendengar respon singkat itu.

"Lo tau ga, Yo? Gara-gara lo kita jadi kena ancem gini," ujar Natan sambil merangkul pundak Leo tanpa rasa persahabatan.

"Maksud lo?" Tanya Leo, ia merasakan aura permusuhan dari Natan.

"Nana itu suka sama lo, semua orang juga tau dia ngejar-ngejar lo. Kalo lo gak pernah ewe Lily di perpus, Nana gak akan peduli sama gue sama Lily yang ewe di kelas."

Leo menatap Natan tajam, "Mau gue ewe Lily mau engga, lo juga tetep bakal ketahuanlah."

"Heh udah gak usah berantem!" Seru Lily, ia mulai ikut kesal. "Sekarang mending pikirin Nana-nya."

"Gue udah mikir," sergah Natan, cowok itu kemudian menatap Leo yang masih dirangkulnya. "Kita gilir aja. Ya gak, Yo?"

...

Leo: pulsek mau temenin gue ke toko gak? Kabel server ada yang rusak, gue disuruh beliin sama guru

Nana tersenyum girang membaca pesan itu. Dengan hati senang, dia menghampiri Leo yang telah menunggunya di parkiran. Sejurus kemudian motor yang mereka tumpangi telah melaju di jalan raya. Leo dan Nana mengikuti estrakulilkuler siaran di sekolah. Mereka dan beberapa temannya bergantian menjaga ruang server saat diperlukan. Jadi mereka sudah sering disuruh kabel seperti ini.

Kali ini Nana senang disuruh ke toko elektronik, karena ia bisa berduaan dengan cowok yang disukainya. Nana tak peduli Leo sudah pernah berhubungan badan dengan perempuan lain. Yang penting Nana bisa berduaan dengan Leo.

Saat Nana turun di motor, gadis itu kebingungan. Mereka malah berhenti di rumah orang. "Ini rumah siapa?"

"Rumah gue," jawab Leo sambil memutar kenop pintu. "Gue mau ambil duit dulu."

Nana mengangguk-angguk, ia melepas helmnya dan mengikuti langkah Leo. Gadis itu tak bisa menyembunyikan raut bahagianya saat memasuki rumah sang pujaan hati. Ia bahkan tak takut saat ikut melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar. Tadi pintu depan tak dikunci, dan ada motor lain di garasi, jadi pastinya mereka tak sendiri kan di rumah ini?

"Hei, girl."

Sapaan ramah Natan yang berada di tempat tidur Leo membuat langkah kaki Nana terhenti. "Kok ada Kak Natan?" Tanya gadis itu.

"Ada gue juga BTW," celetuk Lily yang sudah berdiri di ambang pintu.

Nana terkesiap, ia memandang Natan, Leo, dan Lily bergantian. Gadis itu mulai mengerti sesuatu. Rasa takut mulai menjalari hatiny, membuat Nana melangkah mundur hingga terhalang tembok. Niat hati ingin kabur, tapi Lily sudah mengunci pintu kamar.

"Udah dibilang gue juga bisa ancem lo," ujar Lily sambil mengeluarkan ponselnya, mulai merekam apa yang akan dilakukan dua laki-laki itu.

"Leo, lo mau ngapain?!" Pekik Nana saat Leo mengabedonnya di dinding.

Leo menatap Nana tak suka, "Selama ini lo ngejar-ngejar gue, ngemis kayak cewe gak tahu malu. Nih sekarang gue udah di depan lo, mau perkosa lo malah." Leo langsung mencium leher Nana, membuat tanda kemerahan di sana.

"Lepaas! Pergi gak lo!" Nana berontak, tapi Natan merengkuh gadis itu, memeluknya dari belakang.

Leo membuka kancing seragam Nana juga melucuti branya. "Lo berani banget masuk kamar cowok, Na."

"Ngatain cewek kita lonte, sedangkan lo semudah itu ikut cowok," pungkas Natan sambil tertawa.

Lily mendekatkan ponselnya, merekam payudara Nana yang tergantung bebas. Dada bulat gadis itu berukuran sedang, namun putingnya besar dan tegang.

"Tete kecil gini ngatain Lily kita lonte?" Sarkas Leo, ia dan Natan kemudian tertawa.

"Lepasin lepasiin."

╰┈➤ Ini adalah part ᴠɪᴘ. Baca kelanjutannya di KaryaKarsa akun @Iniaw

Cara mengakses kelanjutan cerita:
1. Buka KaryaKarsa
2. Cari akun Iniaw
3. Klik Seri
4. Buka seri berjudul NB - Lily
5. Pilih part yang mau kamu baca
6. Scroll sedikit ke bawah
7. Pilih mau beli akses yang mana

Kalau bingung cara akses lewat KaryaKarsa, kamu juga bisa WA ke nomor 085110812691 nanti aku arahin bayar pake e-wallet

Selamat membaca ⋆.˚ ᡣ𐭩 .𖥔˚

Newbie BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang