14. Waterpark

2.8K 12 0
                                    

Hari libur. Natan mengajak Leo dan Lily ke waterpark. Lily dengan antusias menyiapkan bikini terbaiknya, bahkan gadis itu berangkat dari rumah hanya dengan bikini yang dilapisi kemeja tipis sepaha. Kancingnya pun hanya ia pasang di bagian perut saja agar belahan dada dan vagina yang terbungkus celana dalam terlihat.

"Haaii," sapa Lily ceria saat membuka pintu mobil.

"Hai, Ly."

Suara itu membuat Lily mematung. Sontak saja ia menoleh ke asal suara. Di kursi samping kemudi duduk seorang perempuan dengan mini dress yang hanya mampu menutupi bokongnya saja. Di kursi kemudi ada Natan, dan di belakangnya ada Leo.

Sialan, kenapa Natan mengajak pacarnya. Tahu begini Lily tak akan berpakaian vulgar.

"Hai, Bi!" Balas Lily canggung, dirinya kemudian duduk di samping Leo. Leo yang merasakan adanya perang dingin pun merangkul Lily.

Namanya Bianca. Natan tak pernah menceritakan tentang pacarnya, tapi Lily adalah penguntit sejati. Lily tahu Bianca dari sekolah mana, kalangan mana, dan tubuhnya seperti apa. Sayangnya Lily kalah telak dari perempuan itu. Bokong Bianca lebih besar, pinggangnya lebih ramping, wajahnya lebih cantik, dan pacar Natan itu elegan.

Lily menghela napas panjang, kedua pahanya menyatu, niatnya untuk menggoda Natan urung seketika. Tak ada yang memulai topik selama di perjalanan. Lily menyandarkan kepala di pundak Leo, hatinya memanas melihat tangan kiri Natan mengelus-elus paha Bianca.

Situasinya pun masih sama setelah tibanya mereka di kolam renang umum. Kolam penuh, banyak anak-anak dengan orang tuanya. Lily langsung menanggalkan kemejanya. Gadis itu kembali riang, ia menarik tangan Leo dan menceburkan diri ke kolam. Namun kesenangan itu sirna saat Bianca melepas gaunnya dan menampakkan bikini yang lebih sopan. Tapi di situlah sisi keelokan tubuh gadis itu terpancar, dan Lily benar-benar kesal setengah mati.

Lily benar-benar merasa dicampakkan. Apalagi saat Natan mendorong pelampung yang dinaiki Bianca. Lily dapat melihat tangan Natan dengan nakal meremas bokong Bianca yang terbebas di lubang ban karet itu. Tawa canda keduanya membuat Lily semakin emosi. Bahkan Leo pun tidak menyentuhnya sama sekali. Padahal Lily membayangkan dirinya disetubuhi ramai-ramai di kolam umum ini.

Leo memisahkan diri, dia sibuk di kolam anak-anak menunggu ember air memuntahkan isinya. Sedangkan Bianca dan Natan berduaan di belakang Lily. Lily dengan gondok memutuskan menyewa ban karet juga dan mengapung di kolam arus.

"Aahhh EH WOY!" Lily memekik saat tiba-tiba celana dalamnya ditarik seseorang hingga lepas. Lily menoleh ke pelaku. Dengan marah, Lily memukulinya. "Ngapain lo?! Udah puas sama cewek lo?" Hardik Lily pada lelaki yang tak lain adalah Natan.

Natan cengengesan, tangannya kemudian meraba vagina Lily yang berada di bawah air. "Bianca ada urusan, pulang duluan dia. BTW memek lo basah bener."

"Ya iyalah di air, tolol ahhh." Lily mengejang saat tiba-tiba tiga jari Natan memaksa masuk ke dalam lubangnya. Lily spontan berusaha menormalkan wajahnya saat orang di sekitarnya melirik mereka. Lily benar-benar harus menahan desahannya agar tak ada yang sadar akan apa yang dilakukan Natan.

Tangan Natan semakin semangat bergerak keluar masuk saat Lily tak melawan. Lelaki itu juga mendorong ban karet Lily agar berjalan mengikuti arus kolam.

"Mhh aah," desah Lily yang tak bisa ditahan lagi.

"Ly," panggil Natan, tangannya makin gencar.

"Apaah ah."

"Sejuta kalo lo berani bugil."

"Pale lo!"

Natan tertawa, tapi tangannya berpindah ke bra gadis itu. Natan membuka bra Lily.

"Natan lo gila!" Lily spontan menutup dadanya, untungnya arus membawa mereka ke bawah jembatan kolam yang gelap. Lily hanya bisa meratapi branya yang hanyut terbawa arus. Sialan, Lily sempurna telanjang dan tak bisa menutupi tubuhnya menggunakan apa pun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Newbie BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang