5. Teras

9.2K 12 0
                                    

"Aah," desah Lily saat rangkulan tangan Natan malah meremas payudaranya. Gila! Parkiran sekolah sedang ramai-ramainya.

"Gimana sisa hari lo tanpa CD?" Tanya Natan jahil, wajahnya terlihat puas telah menyita celana dalam Lily di sisa hari sekolah ini.

Lily memutar bola matanya, enggan menjawab.

Jam empat sore, seperti biasa Natan mengantar Lily pulang ke rumah. Komplek rumah Lily entah mengapa sore ini sepi, membuat Natan tergoda untuk mampir.

"Bisa gak lo pulang aja?" Tanya Lily risih. Bagaimana tidak? Natan mengikutinya sampai kamar, tangan cowok itu langsung mendarat di payudara Lily kala gadis itu melepas tasnya.

"Nggak bisa," kekeh Natan. Ia memeluk sahabatnya dari belakang, meremas-remas dada besar Lily.

"Aah emhh Nataan aahh enghhh aaah."

Natan menciumi leher Lily sambil tangannya membuka kancing seragam Lily hingga payudara berbungkus bra itu mampu untuk mencuat keluar.

"Lo mau gue tambah bayaran jadi tiga kali lipat ga, Ly?"

Lily otomatis mengangguk.

"Kalo gitu turutin gue," titah Natan sembari menuntun Lily keluar kamar. Payudara Lily yang terekspos bergerak naik turun. Natan masih setia memeluk Lily dari belakang, ia meremas-remas gunung besar Lily.

"Aaahh kita mau ke ah ah emhh mana?" Tanya Lily di sela desahannya saat Natan menuntun gadis itu ke teras. "Lo gila?!" Pekik Lily. Lily hendak menutup payudaranya, tapi tangan Natan masih meremas gunung kembar itu.

"Turutin gue, Ly," peringat Natan sembari terus meremas payudara Lily.

"Ahh ah ah Natan bego aaah emmh."

Mau tak mau, Lily menurut. Kepalang tanggung, dia juga sudah di teras, menghadap jalan raya yang untungnya sepi.

"Jantung lo cepet banget," goda Natan sambil menjilat telinga Lily, tangannya kemudian mengambil ponsel di saku. "Buka baju sana BH lo, Ly."

"Nggak! Gila lo," tolak Lily sambil memutar badan, gadis itu mengancing bajunya dengan posisi membelakangi jalan raya.

"Dua juta," tawar Natan.

Lily diam sejenak. Dua juta? Itu uang jajannya jika dipangkat 10. Perlahan, Lily membuka seragamnya, kemudian branya.

Natan tersenyum senang, ia mengangkat ponselnya, mulai merekam Lily yang tanpa atasan. Payudaranya menggantung bebas, putingnya menegang karena takut ketahuan orang. Rok pendek gadis itu yang masing terpasang menambah kesan cabul pada si manis Lily.

"Pake seragamnya, gak usah dikancing."

Lily menurut, ia memungut seragamnya, memakainya. Kini gadis itu dapat bernapas lega saat pengendara yang melewati mereka hanya akan melihat Lily berseragam lengkap dari belakang.

"Mainin tete lo."

Lily menggenggam kedua payudaranya, meremasnya. Jarinya memilin puting tegangnya, menarik dan mencubitnya dengan lembut.

"Balik badan, terus nungging sambil lepas CD lo."

Jantung Lily berdebar kencang mendengarnya. Gadis itu kemudian menurut saat mengingat sejumlah uang yang akan didapatkannya.

Lily memutar badannya perlahan. Deru motor melewatinya dengan kencang. Apa pengendara tadi melihat Lily? Jantung Lily rasanya seperti ingin lepas saat mobil hitam melaju pelan di melewati rumahnya. Apa mobil tadi melihat payudaranya yang terekspos? Tak mau ada yang melihatnya seperti ini, Lily cepat-cepat menungging. Payudaranya menggantung manja, bergoyang menggoda. Lily menyingkap roknya, mengarahkan bokongnya ke kamera. Tangannya menurunkan celana dalamnya hingga lepas sepenuhnya.

╰┈➤ Ini adalah part ᴠɪᴘ. Baca kelanjutannya di KaryaKarsa akun @Iniaw

Cara mengakses kelanjutan cerita:
1. Buka KaryaKarsa
2. Cari akun Iniaw
3. Klik Seri
4. Buka seri berjudul NB - Lily
5. Pilih part yang mau kamu baca
6. Scroll sedikit ke bawah
7. Pilih mau beli akses yang mana

Kalau bingung cara akses lewat KaryaKarsa, kamu juga bisa WA ke nomor 085110812691 nanti aku arahin bayar pake e-wallet

Selamat membaca ⋆.˚ ᡣ𐭩 .𖥔˚

Newbie BitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang