Chapter 9

76 14 2
                                    

Happy reading

Setelah hari dimana Kai datang kerumah Taro, hari-hari kai selalu di temanin oleh Taro bahkan saat jam istirahat Taro tidak akan segan untuk datang keruangan Kai.

"Apa yang kai bawa kali ini?" Tanya Taro sambil mendudukkan dirinya disamping kai.

"Aku tidak membuat bekal hari ini" jawab Kai sambil fokus dengan tumpukan buku para murid yang harus dia periksa.

"Apa makanan kai sudah habis? Kenapa tidak bilang kenapa ku jika habis? Nanti aku akan membelikan kai" ucap Taro panjang, perasaan saat pertama kali kenal Taro tidak banyak bicara tetapi sekarang dia seperti anak kecil.

"Satu-satu Taro jangan memberikan ku banyak pertanyaan kepala ku sudah pusing karena banyak nya yang harus kerjakan" kai menghela nafas, melepas kacamatanya dan menyandarkan kepalanya.

"Buang saja itu jika membuat kai pusing!" Kesal Taro dan ingin mengambil buku yang ada diatas meja kai.

"Jangan lakukan itu Taro~"

"Aku tidak suka jika itu membuat kai sakit!"

"Itu kan juga buku milik mu"

"Buang saja itu juga! daripada kai pusing dengan ini semua lebih baik kai libur bersama ku" ajak Taro.

"Akhir pekan masih lama dan sebentar lagi ujian semester jangan bermalas-malasan Taro" omel kai dan menatap Taro dengan tajam.

"Berlibur sedikit tidak akan membuat ku bodoh kai, aku sudah pintar sejak dulu" sombong Taro.

"Ah begitu ya? Jika Taro memang sangat pintar bagaimana kalau kai kasih tantangan"

"Apa?"

"Jika Taro mendapatkan nilai sempurna di semua mata pelajaran saat ujian Taro boleh meminta apa pun kepada kai" tantang kai, yang ditantang hanya menyeringai, sepertinya kucing manis ini salah memberikan tantangan kepada Taro.

"Baiklah dan jangan menyesal nanti nya"

"Tentu saja tidak" kai membalas sambil tersenyum.

"Karena kai tidak membawa bekal jadi mari kita pergi makan ke kantin" ajak Taro, menarik lengan kai agar segera berdiri.

"Pelan-pelan Taro!" Tidak sadar apa kalau Taro itu jalan langkah nya udah tiga tapi kau nya masih satu langkah.




Setelah pulang sekolah Taro langsung meminta materi yang akan keluar pada saat ujian nanti, tentu sjaa Taro dengan mudah mendapatkannya.

"Tumben minta materi biasanya ga belajar juga kamu" sindir Daddy nya.

"Udah Daddy kasih aja ini demi masa depan Taro"

"Wahhh ga nyangka nak sekarang kamu mikirin masa depan kamu ga sia-sia Daddy berdoa setiap hari agar kamu dan mommy kamu jadi waras" Ziyan mengusap air matanya yang sedikit turun.

"Kalau Taro dapat nilai sempurna nanti bisa minta apa pun ke kai hehehe" cengir Taro.

"Balikin air mata Daddy yang jatuh ga!" Kesal Ziyan, pantesan ternyata ada tujuannya.

"Mana bisa Daddy ku yang baik, sudah sana Daddy keluar aja nanti Taro ga fokus kalau diajak bicara mulu" usir Taro.

"Dasar!" Ziyan segera keluar dari kamar Taro, punya anak satu biji kenapa malah ikut gen mommy nya doang dirinya cuma dapat hikmahnya aja.

Brakk!!!

"Kalem dad ga udah ngamuk!!!" Taro hanya menggelengkan kepalanya kemudian mengambil ponsel nya tentu saja untuk menghubungi calon pacar nya.

"Iya Taro ada apa"

"Ah tidak ada hanya merindukan suara kai"

"Kita baru saja bertemu disekolah Taro jangan membual!"

Terdengar suara kesal dari seberang telpon, Taro yang mendengarkan hanya tersenyum karena menggoda kai sangat menyenangkan!

"Hahahah jangan marah aku hanya minta untuk disemangati oleh kai" jujur Taro karena ini tujuan dia menelpon kai.

"Semangat untuk apa? Apa Taro sedang melakukan sesuatu?"

"Ya aku melakukan sesuatu yang berkaitan dengan masa depan ku"

"Wahhh itu hebat! Baiklah semangat dan semoga apa yang kamu lakukan bisa berjalan dengan baik"

"Itu bagus tapi aku ingin bilang semangat sayang"

"YAKKK TIDAK AKAN!!"  Teriak kai yang membuat telinga Taro langsung berdengung.

"Astaga kai jangan teriak telinga ku menjadi sakit"

"Rasakan itu dasar! Sudah sana lakukan apa yang ingin kamu lakukan"

"Akan aku lakukan asal kai mengatakan apa yang aku minta tadi" paksa Taro.

"Dasar pemaksa.......

Baiklah semangat sayang" ucap Kai seperti berbisik dan langsung mematikan sambungannya.

"Hei itu terlalu cepat!" Taro menatap layar ponsel nya lalu tersenyum.

"Sangat manis dan ini membuat ku semakin bersemangat"

Dilain sisi.

"Taro menyebalkan! Kenapa aku harus mau menuruti kemauannya tadi" sesal kai dan kemudian masuk ke dalam selimutnya, entah kenapa dia sangat malu!





TBC
Udah hampir sebulan ga update :)
Aku minta maaf karena kadang ga semangat buat ngetik sekalinya ngetik ada aja hal yang harus dikerjain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsession with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang