Chapter 8

202 17 7
                                    

Happy reading



"Apa kepala kai masih merasa pusing?" Tanya Taro khawatir.

"Aku tidak apa-apa hehehe" cengir kai membuat Taro menghela nafas bersyukur jika kai memang baik-baik saja.

"Baiklah jika kai tidak apa-apa"

"Hmm" balas kai seadanya dan melihat kamar milik Taro.

"Kamar Taro sangat luas dan rapi" kagum Kai, melihat sudut demi sudut kamar milik Taro.

"Ini tidak luas kai"

Tidak luas? Ukuran kamar Taro saja lebih luas daripada kos nya, memang luas menurut orang kaya itu sangat berbeda ya.

"Terserah Taro saja"

"Memang kai ingin kamar yang seperti apa?"

"Simpel yang penting bisa buat tidur"

"Hahaha kai bisa aja"

"Jika kai lelah, tidur lah" suruh Taro yang melihat kai menguap.

"Ini masih jam 10 belum untuk tidur siang"

"Tidak apa, ayo kita tidur"

"Ehhh?" Belum sempat kai menolak Taro terlebih dahulu menarik tubuhnya agar tidur.

"Apa tidak masalah jika aku tidur bersama Taro?" Tanya kai merasa sedikit aneh.

"Kenapa tanya begitu? Kita hanya tidur bukan melakukan hal aneh"

Kai bertanya seperti itu karena Taro mendekap tubuh kai dan menjadikan lengan nya sebagai bantal Kai.

"Ahhh Taro pasti berkata seperti itu karena terbiasa tidur dengan teman nya seperti ini kan?" Pertanyaan kai membuat bulu kuduk Taro berdiri, tentu saja dia tidak sudi bersentuhan dengan teman nya apalagi sampe mendekap nya diatas ranjang nya ini.

"Jangan berkata seperti itu kai, itu membuat ku merinding!"

"Aku kan hanya bertanya" ucap kai sambil menggembungkan kedua pipi nya.

"Pertanyaan yang mengerikan"

"Itu biasa saja"

"Ya sudah mari kita tidur"

Taro menyesali ajakannya, kini dia harus menahan rasa nyeri di selangkangannya, Taro kira kai akan tidur dengan adem nyatakan dia tidur seperti seorang anak kecil!

Terkadang mulutnya dipukul oleh kai dan yang paling parah lututnya kai menyikut milik nya.

"Mana tegang ini burung" Dengan hati-hati Taro bangun dari kasur tidak ingin membangunkan kai yang tertidur pulas.

10 menit kemudian.

Taro keluar dari kamar mandi, dia bisa bernafas dengan lega meski agak susah tadi agar milik nya bisa tidur kembali.

"Taro habis mandi?"  Tanya Kai, diri nya menguap kecil.

"Eh udah bangun"

"Taro ga ada disamping kai jadi terbangun" jelas Kai dan mengucek matanya tetapi tangan ditarik oleh Taro.

"Jangan begitu nanti mata Kai bisa memerah"  cegah Taro.

"Hehehe habisnya gatel"

"Mendingan kai cuci muka setelah itu ayo ke bawah kita makan siang"

"Aku merasa malas ke kamar mandi" jujur kai, ini juga salah satu alasan kai tidak ingin tidur, jika di kos nya tidak masalah.

"Ehhhhh~" tubuh kai sudah berada di gendongan Taro, dirinya dibawah ke arah kamar mandi.

"Dasar kucing pemalas" ejek Taro dan mendudukkan kai.

"Aku tidak malas hanya tidak ingin saja"

"Ya ya sekarang kai ingin mencuci muka sendiri atau aku cucikan hm?"

"Aku bisa sendiri" kai mulai mencuci mukanya karena tidak terlalu fokus diri nya tidak sengaja membasahi baju nya.

"Ahhh basah!" Kaget Kai.

"Taro baju ku basah~" adu kai seperti anak kecil.

"Tidak papa nanti kai bisa meminjam baju ku" tawar Taro.

" Terima kasih, maaf merepotkan Taro"

"Tidka merepotkan dan aku berencana ingin membeli beberapa baju yang sesuai ukuran kai"

"Kenapa membeli baju dengan ukuran ku?" Bingung kai.

"Tentu saja untuk kai, nanti kai bisa memakai nya jika menginap di sini"

"Aku tidak akan menginap dirumah Taro" tolak Kai.

"Aku akan memaksa kai hingga mau"

"Paksa saja! Kai tidak akan mau blekkkk" ejek kai dan berlari tetapi karena tingkah nya ceroboh membuat dia terpeleset.

"AKHHHHH!!"

"KAIII" panik Taro dan sebisa mungkin untuk menangkap tubuh kai.

BRUKK....

Tubuh mereka berdua terjatuh dengan Taro dibawah.

"Stttthhh kepala ku" kepala Taro terasa berdenyut, kai yang tidak merasakan apa-apa segera membuka matanya dan melihat Taro yang ada dibawahnya.

"Ahh Taro kamu tidak papa?"

"Tidak papa kai hanya saja kepala ku sedikit berdenyut" jelas Taro.

"Maafkan aku" sesal Kai.

"Tidak apa asal kai baik-baik saja" ucap Taro dan mengecup bibir kai

"Ehhhhh?"

"Ucapan terima kasih kai kepada Taro karena telah melindungi kai"

"Baiklah"

Cup...

Kai mengecup kembali bibir Taro, wajah Taro memerah karena tindakan kai.

"Itu juga ucapan terima kasih kai karena Taro akan meminjam baju untuk kai!" Senyuman manis terukir di bibir Kai membuat Taro tidak bisa berkata-kata.

"Sepertinya Taro juga harus mengganti pakaian juga!"

"I-iya" jawab Taro gugup.






TBC

Oke sampai jumpa di chapter selanjutnya
Terima kasih.

Obsession with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang