Anyelir pernah terlibat hubungan satu malam dengan Biru, yang kemudian membuatnya memutuskan untuk melarikan diri. Sampai dua tahun berlalu dan Anyelir kembali bertemu dengan Biru yang tiba-tiba telah memiliki seorang putri kecil--Nay. Nay yang hera...
Cuit cuittt ada yang salfok sama cover baru Princess Scandal ini nggak? 🤭🤭
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anyelir menatap sebuah mobil yang baru saja memasuki pekarangan rumahnya. Mobil double cabin yang bak belakangnya sudah tertutupi kover. Anyelir yakin, dibalik terpal tersebut adalah buah-buahan yang akan diantarkan Biru ke Surabaya. Membuat senyum si wanita terulas kecil membayangkan dia akan menghabiskan waktu dua jam lebih di perjalanan dengan Biru, Nay, dan juga buah-buahan di belakang.
Hingga kemudian, senyumnya terpaksa harus Anyelir lenyapkan saat si sopir sudah menghentikan mobil dan turun dari sana. Membuka pintu belakang yang Anyelir lihat sudah terdapat car seat terpasang di jok.
"Papa ikut!" Nay adalah yang pertama kali antusias meronta dari Anyelir untuk ikut dengan ayahnya.
Wanita itu pun membiarkan si gadis kecil masuk ke dalam gendongan sang ayah yang membawanya menuju mobil. Mendudukkan Nay di atas kursinya. Sedang Anyelir, dia membawa sebuah tas perlengkapan milik Nay yang berisi botol susu, biskuit, popok dan juga baju si kecil. Ah, bersamaan dengan Anyelir yang juga membawa dua pasang pakaiannya.
Malam ini, mereka akan menginap di hotel. Biru belum tahu itu. Namun Anyelir pastikan mereka akan melakukannya.
"Kita mau anah, Mami?" Di kursinya, Nay bertanya pada Anyelir yang juga sudah nyaman duduk di sisi si kecil. Berikut Biru yang sudah masuk ke dalam kursi pengemudi dan siap melaju.
Anyelir mulai menjawabi seluruh pertanyaan Nay yang tidak jarang dia mengulang pertanyaan yang sama. Biru pun demikian. Dia ikut menyahuti Nay setiap disebut oleh putrinya. Sampai gadis kecil itu kelelahan dan mulai mengantuk hingga terlelap. Membuat suasana di dalam mobil menghening. Tidak ada lagi yang bicara karena sejak tadi, suara orang terdengar akibat Nay yang memulai omongan.
Sesekali, Anyelir mencuri pandang pada Pak Sopir yang mengemudi di depan. Biru tampak tenang berkendara. Hanya sekali saja Anyelir mendapati Biru mengintip ke belakangan melalui spion mobilnya. Itu pun menoleh pada Nay yang sudah hanyut dalam mimpinya.
Bukankah ini tidak bisa dibiarkan? Setidaknya mereka butuh untuk saling bicara, bukan?
Baiklah, kalau begitu, Anyelir akan memulainya.
Wanita itu berdeham sebentar. Meyakini topik yang akan ia angkat untuk pembicaraan mereka.
"Aku kira kamu mau pakai pick-up ke Surabaya," ujar wanita itu memulakan.
Biru melirik sebentar ke belakang. "Kalau pakai pick-up nggak bisa taruh car seat. Kursinya cuman dua di depan."
"Jadi, ini mobil siapa?" tanya Anyelir. Dia sering melihat Biru mengendarai pick-up-nya jika tengah mengangkut buah. Atau juga, mengendarai SUV-nya sebagai kendaraan pribadi pria itu. Namun, double cabin ini tidak pernah Anyelir lihat sebelumnya. Dia teringat kembali, Biru berkata hendak mencari mobil lebih dulu.