"Cuma lo yang bisa bantu gue kak! Gue mohon sama lo, tolong pisahin Laura sama Dariel,"
Dini, gadis itu memohon kepada Kenan untuk menjauhkan Dariel dari Laura. Kenan beberapa hari ini juga tak pernah menyentuh Dariel lagi, lelaki itu nampaknya bosan.
"Gue dapet apa kalo berhasil pisahin temen lo dari si anjing itu?"
Dini berpikir sebentar. "Lo tertarik sama Laura? Lo bisa ambil hatinya dia pelan-pelan kak! Gue bener-bener gak mau Laura berakhir kaya Alisa kak," Dini memelankan kalimat akhirnya.
Kenan menghela napas. Sepertinya bermain-main lagi dengan si cupu Dariel tak masalah. Dan bonusnya ia juga mendapatkan Laura.
Gadis unik yang pertama kali menolak kedatangannya dan beberapa kali pernah menjadi pahlawan kesian untuk Dariel.
Lelaki itu pergi meninggalkan Dini tanpa jawaban apapun, gadis itu masih memanggil-manggil Kenan. Nantilah dia pikir-pikir dulu.
******
"Hai, Ra." Dini tersenyum manis.
"Eh? Hai, Din! Darimana? Daritadi gue gak liat lo pas istirahat?" Laura bertanya.
"Hah? Ee anu, gue sakit perut, Ra, hehe."
"Oh gitu,"
Dini tampak berpikir sejenak. "Pulang sekolah main kerumah gue yuk, Ra! Masa gue doang yang pernah main kerumah lo,"
"Yah, kalo hari ini gak bisa Din. Gue udah janji mau main kerumahnya Dariel." Laura merasa tak enak hati.
Dini menegang. Entalahlah, sepertinya Dini memiliki feeling yang kuat tentang Dariel. Ia hanya ingin menyelamatkan Laura dari apapun.
Gadis itu menyayangi Laura seperti saudaranya sendiri. "Ra, please! Gue takut sendirian dirumah. Orang tua gue pergi keluar kota, Ra!"
Laura menatap Dini kasihan. Dini sepertinya sangat kesepian. Apa Laura pergi hari ini kerumah Dini dulu ya? Besoknya lagi baru kerumah Dariel.
"Oke deh, nanti gu-"
"Lau.." ucapan Laura terpotong, saat Dariel tiba-tiba menyelanya. Lelaki berkacamata dan baju kebesaran itu tersenyum gugup kearah Laura.
Laura menoleh, tersenyum cantik melihat Dariel. "Bentar ya, Din,"
Dini melihat kearah Dariel yang sedang menatap Laura dengan penuh cinta. Tapi menurut Dini, itu bukan tatapan penuh cinta! Itu menakutkan. Dariel membalas tatapan Dini tajam. Gadis itu segera menundukan kepalanya. Takut dengan tatapan Dariel yang tak biasa itu.
"Aku cariin Lau ternyata disini," Dariel mengelus pelan rambut Laura. Laura pun langsung terkikik. "Siapa suruh lo lama ditoilet! Kayak orang tidur tau gak!"
Dariel terkekeh. Menarik lembut tangan Laura untuk duduk dibangku mereka. Meninggalkan Dini dengan tatapan anehnya. Laura sama sekali tak bisa diselamatkan. Bahkan gadis itu sama sekali tak ingat jika masih ada Dini dibelakangnya.
Anak-anak kelas memandang Dini dengan kasihan. Karna dari awal mereka tau Dini adalah anak yang ceria seperti Laura. Karna masalah Dariel ini Dini tak menampakan senyumnya lagi.
Guru pun masuk kekelas mereka, memberi materi pelajaran kedua sehabis istirahat. Anak-anak memperhatikan seksama, termasuk Laura dan Dariel.
"Sampai sini dulu materi hari ini-"
Dariel menatap Laura. "Gimana pelajaran tadi? Bikin kamu pusing gak?"
Laura mengangguk lesu. "Pusing banget, El. Rasanya mau gue copot aja pala ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dariel's
Teen FictionSatu kesalahan fatal karna menolong lelaki culun yang dibully satu sekolah, membuat Laura kehilangan semua hidupnya.