Part 9

695 72 2
                                    

"kita pacaran kan?"

Laura menggeleng. "Gak mau pacaran."

"Kenapa gitu?"

"Suka suka gue!"

"Jahat banget."

"Emang."

Kini Dariel terus membuntuti Laura. Meminta persetujuan gadis itu tentang hubungan mereka.

"Yaudah kalo gak mau gapapa sih, toh Lau juga udah jadi pacarku dari lama."

"Yang bene-"

Bruk!

Kepala Laura tertimpuk basket. Dariel yang menunduk langsung menangkap Laura yang pingsan.

"Sayang, Lau.."

Dariel mengangkat Laura, berlari secepat kilat kearah UKS. Kenan pun ada disana, ia terkejut melihat wajah Dariel sangat marah.

"Urus!" setelah mengatakan itu. Dariel menutup pintu uks. Menatap cintanya dengan dingin.

Ingin bermain-main heh?

Sementara diluar, Kenan menatap datar cowok yang menimpuk Laura dengan basket. Berani banget anjir nih manusia, Kenan berdecak dalam hati.

"So-sorry b-bang, gue gak sengaja."

Kenan melihat tag namanya, Vino. Vino Atmaja. Kenan tersenyum lebar. "Gue sih bodoamat mau bolanya kena Laura. Tapi Dariel gak bisa, lo nyentuh Laura, urusan lo sama Dariel, bukan sama gue,"

Vino menatap Kenan bingung. "Maksud Lo? Sih cupu Dariel?"

Kenan mengangkat alisnya. Menganggukan kepalanya pelan. Vino semakin tidak mengerti, bukannya Kenan dan Dariel musuhan? Kenapa tiba tiba jadi sedekat ini?

"Ngapain masih pada disini anjing! Cabut! Kecuali lo, Vin," Kenan menggertak semua murid yang berkumpul mengelilinginya.

Vino jadi keringat dingin. "Ini gimana sih Ken? Kenapa jadi lo nakutin gue sama Dariel? Dia cupu man! Lo pun biasanya suka bully dia."

Kenan mengangkat bahunya acuh. "Dateng ke tempat ini nanti malam. Lo bisa ketemu dan tanya langsung ke Dariel. Gak datang, abis bokap lo," bisik Kenan. Lelaki itu berjalan santai sambil memakan permen karetnya.

Vino tersenyum miring melihat alamat yang Kenan kasih. Merasa lucu karna ucapan Kenan. Hey, memangnya Dariel siapa? Yakali Vino takut sama anak cupu kaya dia.

******

"El.."

Dariel menengok. "Iya sayangku, apa yang dirasa, hm?" Mengelus pelan kepala Laura.

Laura menggeleng. "Jam berapa sekarang,"

Dengan santai Dariel menunjukan jam dihandpone nya. Mata Laura membulat. Sekarang sudah pukul 16.35. Artinya sudah 2 setelah jam bel pulang berbunyi.

"Ah! Kenapa gak bangunin gue?!"

Dariel mengernyit heran. Kenapa malah marah marah sih?

"Tadi kan kamu pingsan, tapi kepulesan jadi bobo kali," Dariel mengangkat bahunya.

"Ayok pulang, El. Mama pasti nyariin." Gadis itu keluar dari uks setelah mengambil tasnya. Dariel mengangguk mengiyakan.

"Laper gak hm?" Dariel mengusap pelan keringat Laura.

Laura emang gampang keringetan.

"Laper sih, mau sate Padang." Laura menengok ke Dariel yang lebih tinggi darinya. Lelaki itu tersenyum manis.

Dariel'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang