Part 10

4.8K 218 1
                                    

Hari ini Ali dan Prilly menghabiskan waktunya berdua di taman,bercanda bersama,bahkan Ali sempat membuat Prilly kesal. Namun mereka tetap senang akan hari ini. Sampai jam menunjukan pukul 16.00 WIB.

"pulang sekarang aja yuk" ajak Ali yang diangguki Prilly. "oh ya Li..kemarin Mama aku ke rumah kamu kan?" tanya Prilly, "Oh iya..Aku lupa!! iya iya..kayaknya udah akur lagi" jawab Ali menepuk jidatnya. "Haha" mereka pun tertawa puas.

Begitu pun keduanya,mereka telah berada di rumah masing-masing.

Ali yang masih terdiam di balkon kamarnya terus memikirkan soal Mantan Prilly yang bernama Aldi itu.

"kok gue ngerasa tersaingi banget ya?" tanya Ali pada dirinya. "gue ganteng? lah iya..gue kece? ya iya..apa lagi yang gue takutin coba? gue udah pas di mata Prilly" ucapnya.

"Si Aldi ganteng? ya..iya sih" ucapanya dengan sedikit melemas. "Bisa-bisa my princess Prilly di rebut sama tuh tikus" gumamnya.
Ceritanya Ali orangnya humoris+kocak gitu bro!! bisa bayangin?

Sampai terdengar suara teriakan gadis yang di dengar adalah suara Kaia,Kakak Ali.

"Lo apaan sih?" tanya Ali. "KEPO lo" sewotnya kembali berteriak. "Ma..kenapa tuh cewek?" tanya Ali pada Resi,yang saat itu mencoba menengkan anak pertamanya.

"itu..instagramnya mama bajak,cuma numpang post foto mama aja yang lagi narsis,hehe" jawab Resi dengan PD nya. "pantes aja tuh singa ngamuk" ketus Ali yang ternyata di di dengar Kaia. "Ahh..." teriak Kaia melempar Ali dengan gayung. "idih, tuh telinga udah kayak kelinci aja,haha" sahut Ali.

Seketika suasana pun kembali sunyi,saat Tico,suami Kaia pulang dari kantornya.

"Ass..." salam Tico. "eh..Tico..udah pulang ya?" tanya Kaia dengan senyum yang mengembang. Sedangkan Resi dan anak bungsunya,Ali sibuk tertawa melihat tingkah laku Kaia.

"apaan lo ketawa?" sewot Kaia pada Ali yang kini ia lempar mengenakan sandalnya, "ma...tuh anak Mama yang satu bawa ke Psikiater,rabies kalo di biarin" Ucap Ali asal. "eh..eh..apa lo kate?"tanya Kaia. Untung Tico melerai dengan cepat,ya...sebelum dua makhluk ini adu jotos.

                              |||

Pukul 21.00 WIB.

Terdengar bunyi bel yang langsung Kaia bukakan pintunya.

"A..APA?" tanya Kaia panik, Kaia yang tak kuasa mendengarnya jatuh pingsan. Ali datang menemui orang tersebut  sedangkan Tico membopong Kaia ke sofa. "A..APA? GAK MUNGKIN!!" Ali mulai ter isak,air matanya membanjiri pipinya.

Tico yang merasa perasaannya tak nyaman,menghampiri orang tersebut dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ini..ini ada apa ya Pak?" tanya Tico pada pria berbadan tegap yang mengenakan baju dinasnya, Polisi.

"Apa benar anda keluarga dari  Bapak Syarief?" tanya Polisi tersebut. "Iya..ada apa?" tanya Tico mulai panik. "Sekarang,jenazah korban berada di RS Kencana Bakti" jawabnya yang membuat Tico membulatkan matanya.

"Jenazah? maksudnya?" tanya Tico masih tak percaya. "Pak Syarief menjadi korban tabrakan di depan Kapolri,tempat kami bertugas. Ia sempat di bawa ke UGD namun nyawanya tak terselamatkan" jelasnya.

Ali yang masih terdiam menangis,berlari menemui Ibunya yang tengah lelap. Dengan susah payah ia menjelaskan apa yang terjadi.

"Hah? Enggak mungkin" teriak Resi tersedu-sedu.

Dengan begitu, Ali beserta Ibunya menancap gas menuju RS Kencana Bakti. Terkecuali Tico yang masih berusaha membangunkan Kaia.

Sepanjang perjalanan, Ali tak henti-hentinya menyalahkan ibu nya.

"Ma..kalo mama sama papa gak cerai, seenggak nya Ali bisa rasain kasih sayang dari seorang Ayah sebelum dia pergi Ma.." ucap Ali.

"Itu bukan kemauan kita juga Li.." jawab Resi.

"Aku gak percaya,kalo Papa bisa pergi gitu aja. Ini tuh b****" teriak Ali.

"udah..Kamu gak perlu nge bahas itu,yang pasti Mama masih sayang sama Papa" ucap Resi.

"Kalo Mama sayang..kenapa kalian gak rujuk dari dulu?" tanya Ali. "Mama gak bisa.." jawab Resi.

Setelah 30 menit sudah,mereka sampai di depan RS Kencana Bakti. Dengan langkan panjang, Mereka menemui sosok Ayah tercinta yang sudah tertutup kain putih. Ali kembali menangis. Resi menatap Alm. Syarief merasa sangat berdosa.

 

                              |||

Telepon...

"Li..aku dapat kabar dari Kak Tico sama Kak Kaia, aku turut berduka cita.. Kamu yang sabar ya"

"Prill..aku butuh kamu di saat sedih kayak gini,aku mau kamu peluk aku sekarang juga"

"aku bakal datang buat kamu.."

Dengan cepat, Prilly mengambil jaketnya dan langsung menancap gas mobil dengan cepat. Sebelumnya ia sudah tau dimana Ali dan keluarganya sekarang...

Gimana ceritanya? Do you like? I'm sorry if this story make you boring,but this is me. I publish what i want and what i like :D
Vote and comment? up to you :)

Aliando & Prilly: Mad LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang