Malam semakin larut, Jeno dan Harley baru saja selesai menghabiskan makan malamnya. Ahh, lebih tepatnya makan tengah malam.
Tik..Tik..Tik..
Padahal tadi waktu pulang dari pasar malam langitnya enggak begitu gelap seperti mendung. Namun entah kenapa, sekarang tiba-tiba turun hujan walaupun datangnya masih dengan suara kecil seperti gerimis.
"Diluar kayaknya lagi gerimis, enaknya kita ngapain ya?" tanya Jeno sambil memainkan remot tv.
"Tidur. Lagian perut gue kekenyangan banget," jawab Harley.
"Lagian kenapa coba itu ayam krispi dimakan semua? Kan jadi kekenyangan sendiri."
"Cihh." Harley berdecih merasa kesal dengan jawaban Jeno yang seperti ejekan.
"Jen."
"Hemm. Kenapa?"
"Ayok tidur aja deh. Gue udah bosen nonton nih drama. Gue juga udah gantuk," ucap Harley.
Jeno tersenyum tipis saat melihat Harley yang sudah menguap sangat lebar. "Dia kalau nguap berasa bumi dimakan semua."
Tidak tahukah bahwa sendirinya juga begitu kalau menguap, berasa isi bumi dimakan semua tanpa tersisa sedikitpun.
"Ya udah ayok tidur. Kalau gitu gue anterin lo ke kamar."
Harley mengernyitkan dahinya. Maksudnya apa ya?
"Ngapain lo nganterin gue ke kamar?"
"Kebiasaan kamu udah sangat aku hafal."
"Kebiasaan apa?"
Jeno mengusap kepala Harley dengan gemas, setelahnya lanjut mencubit hidungnya.
"Sakit tau Jen hidung gue dipencet kayak tadi," kesal Harley.
"Iya maaf."
"Ya udah sana minggir, gue mau ke kamar dan gak perlu lo anter." Harley memberikan instruksi agar Jeno sedikit geser dari hadapannya.
"Kenapa lagi sih?" tanya Harley saat mendapatkan jawaban gelengan kepala dari Jeno.
"Diluar hujannya jadi deras."
"Ya terus kenapa?"
"Gue temenin tidur di kamar."
"Hah?"
"Kamu gak bakal tidur nyenyak kalau gak di kelonin. Gitu aja gak tau sih."
Harley berjalan ke arah jendela ruang tamu. Melihat kondisi hujan yang semakin deras seketika rasa takutnya mulai muncul.
"Yakin bisa tidur sendiri?" tanya Jeno yang sudah berdiri di samping Harley.
Harley menggelengkan kepalanya. "Enggak," jawabnya.
"Kalau gitu, aku temenin sampai kamu bisa tidur nyenyak. Lagian udah lama kita gak tidur bareng."
Agak sedikit ambigu jawaban di akhir kalimatnya.
"Auww," ringis Jeno saat mendapatkan pukulan keras di lengannya.
"Bisa gak sih kalau berucap tuh gak usah ambigu banget. Geli banget gue dengernya," jawab Harley.
"Tapi ya gak gitu juga Tan, Mantan. Ini beneran panas banget lho habis di gaplok, mana gak pakai aba-aba lagi."
Harley langsung memegang lengan Jeno dibagian yang barusan di pukul. Merasa menyesal namun hanya sedikit. Karena tidak sepenuhnya salahnya.
"Ini kalau gue cium keningnya, dia bakalan marah gak ya? Aduhh, mana lengan gue di tiup lagi. Ini jantung kenapa malah berdisko lebih cepat sih. Takut banget kalau mantan bisa denger," batinnya mengoceh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN (nohyuck)
Ficção Adolescente"Ayok balikan" "Gak mau" "Kenapa?" "Ya gak mau aja" Emang bisa ya kalau udah jadi MANTAN, terus hubungannya jadi tambah sweet, padahal dulu aja waktu masih pacaran mirip kucing dan tikus, gak pernah akur. YA bisalah,, tuh buktinya hubungan Jeno sama...