16. Pantai dengan Sejuta Rasa🍒

257 25 3
                                    


Masih dalam chapter Spesial🍒🍒

🍒

Wekend, adalah hari dimana yang selalu dinanti semua orang untuk melakukan kegiatan bersantai-santai.
Matahari sudah terlihat menunjukkan akan adanya udara panas.

Tampak terlihat dua lelaki tengah asyik bercengkrama di dalam mobil yang melaju di antara padatnya aktivitas jalan raya.

"Harusnya gak usah ke pantai aja gak sih, rugi banget soalnya," celetuk Harley.

"Hah?"

"Iya rugi. Mata lo buta apa hah? Ini udah mau hampir jam 10 dan kita baru berangkat. Nyesel gue bangun pagi-pagi kalau yang ngajak aja malah molor kayak kebo," sindir Harley.

"Iya maaf. Semalam gue baru bisa tidur di jam 4 pagi," jawab Jeno.

"Gak percaya," balas Harley.
Ia hanya tidak terima jika harus menunggu terlalu lama. Janjinya kan berangkat pagi eh malah siang.

"Ya maaf," sesal Jeno.

"Siniin handphone lo." Harley mengadahkan tangan kananya tepat ke arah muka Jeno.

"Ngambek. Ya emang salah gue sih, tapi kan gue masih ngantuk," batinnya.

Jeno merogoh saku kantong celananya untuk mengambil benda berbentuk persegi panjang, setelahnya memberikan ke arah telapak tangan Harley.

"Emang mau ngapain?" tanya Jeno.

"Top Up," jawab Harley singkat.

Harley masih fokus memainkan ponsel Jeno, dapat terlihat sangat jelas bahwa di layar ponsel tersebut banyak segala jenis aplikasi game. Jarinya dengan penuh keyakinan memencet salah satu game yang akan dimainkan-nya.

Sesekali Jeno melihat ke arah Harley dengan senyum yang begitu manis. "Dia kalau udah asyik main game kenapa malah jadi gemesin sih."

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama menuju ke pantai, akhirnya sampai juga. Banyak mobil dan motor yang terparkir. Mungkin pengunjung wekend ini begitu banyak.

Harley menatap sekeliling sekitarnya dengan perasaan malas. "Kok rame, Jen."

"Wekend," jawab Jeno.

Jeno mengambil kembali ponselnya yang berada di genggaman Harley, sang empu yang menyadarinya langsung memberikannya. "Mau pindah di pantai satunya atau tetap disini aja?" tanyanya.

"Jaraknya masih lama gak? Maksudnya butuh berapa jam?" tanya Harley balik.

"Sekitar satu jam," jawab Jeno.

"Kira-kira sepi atau tambah rame dari ini?"

"Mungkin sedikit sepi."

"Kok lo tau?"

"Pantainya udah paling ujung."

Entah sadar atau tidak, tangan Harley menerima sodoran air putih botolan dari Jeno yang sudah terbuka tutupnya. Ia menandas setengah isi dari air di dalam botol, setelah itu kembali memberikan ke Jeno.

Dengan penuh sadar, Jeno menghabiskan sisa air tersebut. Secara tidak langsung keduanya baru saja melakukan kegiatan seperti ciuman.
Terlihat sweet kan? Tapi, Harley belum menyadari sama sekali.

"Pindah atau mau tetap disini?" tanya Jeno.

"Pindah boleh gak?"

Jeno mengulum senyumnya saat melihat mata Harley yang dengan gemasnya memohon kepadanya. Ahh, rasanya ia pengen meraup wajah gemas Harley, apalagi melihat pipi gembulnya itu.

"Boleh. Tapi kita cari makan siang disini dulu ya, kamu dari tadi ngemil terus," ajak Jeno.

"Perut gue udah kenyang banget, Jen." Harley menunjukkan perutnya yang sudah mengembung seperti orang hamil 3bulan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANTAN (nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang