20

737 77 3
                                    

"Emm gimana kalo kita berenti aja ngebully jaemin?" Tanya jeno pada ketiga temanya.

Mereka kini sedang dikelas setelah dari kantin, menunggu bel masuk yang sebentar lagi berbunyi.

"Kenapa? Ngebully dia kan ide lo" tanya felix.

"Dia keliatan suka sama lo. Apa gara² itu?" Tambah ryujin.

"Dari mana kalian bisa nyimpulin itu sih? Mana mungkin dia suka sama gue" elak jeno.

"Gue bosen aja" lanjutnya.

"Ga mungkin lo tiba² bosen gitu aja" ucap felix curiga.

"Lo juga suka sama dia?" Tanya ryujin.

"Ga ada yang suka sama siapa² dia ataupun gue. Beneran gue cuma bosen" elak jeno meyakinkan ketiganya. Seungmin dari tadi hanya diam mendengarkan.

"Kita kan bentar lagi udah ujian"

"Ya..terserah kalo itu mau lo" felix mengangguk.

Ryujin menatap felix tak percaya. Ga mungkin semudah itu felix ngeiyain ajakan jeno untuk berhenti ngebully jaemin. Namun dia hanya akan ikut mengangguk sekarang, itu bisa dia tanyakan nanti.

"Yaudah.."

Tepat setelah mereka berhenti membicarakan itu jaemin masuk kedalam kelas. Jeno melihat jaemin yang berjalan santai menuju bangkunya dengan kedua tangan didalam saku. Jaemin melirik jeno dengan senyum tipis dan jeno membalasnya.

'Pasti ada sesuatu'

Felix melihat semuanya, dimulai dari jaemin ketika masuk kelas pandangan jeno langsung tertuju padanya dan saling melempar senyuman. Kalo benar dugaan ryujin, itu artinya jeno akan semakin jauh dengan mereka. Dan itu akan membuat mereka sulit untuk memanfaatkan jeno. Bisa saja jaemin akan menyadari dan membuat jeno menjauhi mereka.

Selama ini felix dan ryujinlah yang membuat jeno tidak memiliki teman, mereka menyebarkan gosip buruk tentang jeno. Apalagi mereka mengetahui bahwa jeno kekurangan perhatian dari kedua orang tuanya, mereka memang tidak tahu cerita lengkapnya karena jeno masih belum percaya sepenuhnya pada mereka. Mereka hanya tau kedua orang tua jeno tidak akur dan sama² jarang dirumah, itu saja.

Felix menatap jaemin tajam. Jaemin yang menyadari tatapan felix membalasnya denganya senyum seringai. Tangan felix mengepal dibawah meja, jaemin melihat raut felix yang semakin buruk hanya mendengus.

'Ganggu aja, gue kan masih pengen mandangin wajah jeno. Kalo tu cecunguk natep kesini trus kan gue ga bisa lihat jeno, nanti mereka curiga lagi'

Setelah beberapa saat akhirnya guru tiba, jaemin bersorak dalam hati karena felix tidak bisa lagi menoleh kebelakang. Jeno menoleh ke belakang menatap jaemin yang juga sedang menatapnya, kemudian tersenyum dengan tangan mengepal memberi semangat pada jaemin.

Sepanjang pelajaran jaemin melirik² trus pada jeno yanh fokus pada guru didepan, jaemin memperhatikan gerak geriknya. Terkadang jeno akan menumpu kepalanya ditelapak tangan, kadang dagunya menempel pada meja, kadang duduk tegak dan kadang juga kakinya selonjoran memanjang dibawah meja hingga menyentuh kaki ryujin yang duduk didepanya.

Jaemin terkekeh melihat jeno menguap menandakan dia bosan dengan mata pelajaran saat ini.

"Jaemin" tiba² guru memanggil namanya.

"I..iya bu" jawab jaemin gagab.

"Dua di kali satu berapa?" Tanya guru.

Jaemin yang bingung menggaruk tengkuknya, saat ini kan bukan pelajaran matematika apa lagi pertanyaan apa itu? Jaemin udah SMA masak dikasi pertanyaan dua kali satu? Jaemin menjawab dengan ragu karena guru masih menatapnya menunggu jawaban.

"Dua bu" bu guru mengangguk.

"Kamu sudah tiga bulan ya sekolah disini?"

"Iya bu"

"Betah?"

"Iya bu"

"Jeno ganteng ya?"

"Iya bu, banget"

Jeno mendelik mendengar namanya disebut, menoleh pada jaemin yang tertawa canggung padanya kemudian pada guru yang menatapnya malas. Jaemin kembali menetralkan ekspresinya ketika melihat teman sekelas yang lain menahan tawa, namun langsung bungkam ketika mata mereka bertabrakan dengan tatapan datar jaemin. sedangkan ketiga teman jeno menahan kesal.

"Saya tau jeno lebih menarik dari pada pelajaran saya, tapi kamu harus fokus sudah kelas tiga juga. Ini peringatan pertama dan terakhir dari saya karena kamu murid pandai"

"Baik bu, maaf.."

'Guru aja tau kalo jeno orangnya menarik, gue emang ga salah pilih hehe'

FROM BULLY TO BUCIN (MINNO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang