28

520 53 1
                                    

Sudah hampir 2 jam ketiga teman jeno dirumahnya. Jeno sebenarnya kepikiran jaemin, karena dia tadi juga mengatakan akan kerumahnya setelah sekolah. Tapi teman²nya sepertinya masih betah disana.

Jeno membaca lagi pesan dari jaemin yang mengatakan dia ada dihalaman belakang rumah jeno, tadi dia masuk setelah menitipkan motornya di minimarket dekat rumah jeno. Dia tidak sendiri disana karena ada pak kim yang menemaninya, mereka bermain catur dengan seru meskipun jaemin kalah berkali².

Jeno bosan mendengarkan ketiga temanya entah membicarakan apa, dia ingin bertemu jaemin. Jeno merasa lebih senang ketika bersama jaemin, meskipun dalam hati  masih sedikit tidak enak kepada teman²nya.

"..lo mau kan jen?" Tanya ryujin.

"Eh, apa?" Tanya jeno balik.

"Lo ga denger?" Tanya ryujin lagi dengan raut bingung, karena biasanya jeno akan antusias ketika mereka mengajak jeno untuk bermain diluar rumah.

"Gue ga fokus tadi. Ulangi"

"Ryujin bilang, gimana kalo akhir pekan depan kita nginep di vila?" Seungmin menjelaskan.

Ketiganya nampak aneh melihat jeno berpikir, biasanya jeno akan langsung mengiyakan ajakan mereka kapanpun.

"Kayaknya gue ga bisa deh" ucap jeno dengan raut bersalah.

"Kenapa?" Tanya felix.

"Emm daddy ngajak keluar"

Felix menatap jeno heran mendengar jawabanya.

"Sejak kapan papa lo berubah jadi daddy?" Tanyanya.

"Oh iya itu, papa gue ngajak keluar nanti" jeno berusaha biasa aja.

"Gue nonton drama akhir² ini dan anaknya manggil ayahnya daddy, gue kebiasaan aja" alasan jeno.

Ketiganya mengangguk meskipun masih belum yakin dengan jawaban jeno. Sebenarnya jeno ingin mengganti minggu kemarin pada jaemin karena gagal kerumahnya. Jeno akan mengatakanya langsung nanti kalau jaemin sudah ada didepanya.

"Yah.. ga seru kalo ga ada jeno.." rengek seungmin.

"Maaf ya,, gue trasfer aja gimana?" Tawar jeno.

"Yaudah" jawab seungmin.

Jeno sebenarnya mulai bosan dengan mereka ya karena ini, jeno sadar mereka semua hanya manfaatin dia. Tapi mau gimana jeno merasa tidak ada yang mau berteman denganya selain mereka. Lagipula uang tidak masalah buat jeno, hanya saja mereka terkadang terlalu kelihatan jika hanya ingin uang jeno saja. Jeno juga curiga mereka masih membuat masalah dengan jaemin.

"Tuh udah gue tf ke rekening felix" ucap jeno setelah mengirim sejumlah uang untuk ketiganya.

"Ga harus sekarang juga kan jeno" balas felix.

"Gapapa nanti lupa lagi" jeno.

Felix hanya mengangguk, sengmin dan ryujin hanya senyum² kesenangan. Setelah beberapa saat akhirnya mereka pamit untuk pulang kerumah masing². Mereka tadi mengendarai mobil felix, sebenarnya keluarga felis cukup kaya meskipun masih dibawah keluarga jeno. Cuma uang bulananya jauh lebih banyak jeno, makanya mereka betah kalo lagi sama jeno.

Jaemin segera menaiki tangga menuju kamar jeno setelah diberi tahu oleh bibi kim kalo teman² jeno sudah pulang. Saat mencapai lantai dua, jaemin berpapasan dengan ibunya jeno yang juga hendak mengecek keadaan jeno.

"Oh, jaemin"

Jaemin menatap wanita cantik yang lebih muda dari orang tuanya itu. Meskipun jeno dan ibunya sama² cantik menurut jaemin, tapi mereka sama sekali tidak mirip. Jaemin berpikir mungkin jeno mirip ayahnya.

"Iya tante, saya boleh jenguk jeno?" Balas jaemin setelah membungkuk sedikit.

"Boleh dong, jeno pasti seneng"

Jaemin menggaruk tengkuknya karena bingung harus mengatakan apa.

'Duh, kalo sama calon mertua tuh ngobrolin apa sih' ucap batin jaemin bingung.

"Kebetulan tante tadinya mau ngecek keadaan jeno"

"Oh silakan tante, jaemin tunggu disini dulu juga gapapa"

'Ugh canggung banget, nyesel gue dulu lebih suka berantem dan kluyuran dari pada ikut daddy makan malam bareng koleganya' batin jaemin merana karena canggung.

"Gapapa ayo masuk bareng aja, tante cuma sebentar kok"

Jaemin mengangguk kemudian mereka masuk bersama kedalam kamar jeno. Ibunya jeno membuka pintu dan masuk lebih dulu setelah itu jaemin mengekori dibelakangnya. Jeno yang sedang melihat ponselnya menoleh ketika pintu kamarnya terbuka.

"Emang udah ga pusing, kok lihat hp?" Tanya ibunya begitu masuk, telapak tanganya meraba kening juga leher jeno.

"Udah ga sepanas tadi" gumamnya.

"Gimana keadaan jeno?" Tanya jaemin.

"Udah gapapa kok" jawab jeno pada keduanya.

"Yaudah mama keluar dulu ya, jeno ditemenin jaemin" pamit ibunya.

"Iya ma"

"Makasih tante"

FROM BULLY TO BUCIN (MINNO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang