"Vikhed jatuhkan drone itu!" perintah Bima
Dengan satu jentikan jari Vikhed mesin drone pengintai tersebut terbakar, lalu jatuh tepat di depan jendela kamar Bima.
"Kerja bagus," gumam Bima sembari melompat keluar jendela untuk mengambil drone tersebut.
Bima berkonsentrasi penuh untuk membuat portal dan berjalan melewatinya yang tepat mengarah ke belakang si pengintai.
"Mencari ini kan?" tanya Bima santai sambil memainkan baling-baling drone
Kau... Bagaimana?" si pengintai yang mengenakan kacamata hitam itu nampak kebingungan
"Aku bisa muncul dimana saja dan kapan saja, sesuka hati ku," ujar Bima sembari menunjukkan mata kirinya yang berwarna ungu, "katakan kepadaku kenapa kau memata-matai ku!"
"Gelang ditanganmu itu, kau mencurinya dari museum kan?" tanya si pengintai berusaha tetap tenang
"Apa yang membuatmu begitu yakin?" tanya Bima lagi
"Karena berdasarkan rekaman kamera CCTV kau satu-satunya pengunjung museum yang menghilang dalam waktu lama dan tak terlihat di manapun setelah masuk museum, kemudian muncul kembali secara tiba-tiba," jelas si pengintai sambil melepas kacamata hitamnya
Bima mengenali wajah pria itu, yang selalu muncul hampir disetiap headline berita. Lalu Bima berucap, "Kau Diranda Samuel. Bocah detektif terkenal yang dijuluki Detective Boy,"
"Dengarkan aku baik-baik, berikan gelang itu kepadaku agar aku bisa mengembalikannya ke pihak museum. Dan aku bersumpah tidak akan memberi tahu siapapun bahwa kau yang mengambilnya," ujar Diranda mencoba bernegosiasi
"Aku tidak bisa. Aku membutuhkan gelang ini," tolak Bima
"Dengarkan aku baik-baik Bima Christian Prabowo, kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan cara mudah atau cara yang lebih sulit," ujar Diranda sedikit mengancam
"Mau pakai cara mana pun tetap tidak akan ku berikan," kata Bima
Sekeliling mereka mendadak gelap dan berkabut. Bima menyadari bahwa mereka berdua telah memasuki void. Dvesa berwujud komodo berdiri di atas atap rumah di depan mereka.
"Agni! Kandi! Aku butuh bantuan kalian!" seru Bima sambil mengacungkan tangannya ke udara
Dua Atma Chess meluncur ke dalam genggaman Bima, segera Bima mengaktifkan dan memasang keduanya pada Atma Reader.
ATMA CHESS SET! TYPE BISHOP: BURNING TIGER! TYPE ROOK: BREAKING RHINO! POWER COMBINE!
"Dengar, sekarang kita berhadapan dengan Dvesa, tetaplah dekat dengan ku. Jangan melakukan hal konyol bila ingin tetap hidup," ujar Bima bersiap-siap berubah wujud
"Hal konyol seperti memainkan senter, makan keju kecuali yang berbentuk kotak, memakai baju bodoh dan topi sombrero lalu jalan pincang?" Diranda mencoba melawak
"Yah mungkin kau perlu menggambar lingkaran juga," Bima melirik Diranda sambil tersenyum masam
Air liur Dvesa Komodo menetes dari moncongnya, tiap tetesan yang mengenai atap mengeluarkan suara berdesis berikut asap tipis.
"Tuan Bima, sebaiknya Anda lebih berhati-hati pada air liur ketimbang giginya," kata Agni dari Atma Chess-nya
"Aku tahu itu. Ngomong-ngomong Agni, Kandi. Kadal besar itu tingginya sekitar 3 meter. Bagaimana kalau kita jadikan sate?"
"Dengan senang hati Tuan!" seru Kandi dan Agni, keduanya bersemangat
"ATMA CHANGE!" teriak Bima
Lingkaran energi melindungi Bima dan Diranda. Armor Nawasena menutupi tubuh Bima saat bertransformasi. Bayangan harimau melebur dan membentuk armor dada merah dengan motif harimau lengkap dengan Inferno Claw di kedua tangan Nawasena, sementara bayangan badak membentuk armor kaki abu-abu dengan motif badak.
Dvesa Komodo menatap Nawasena dengan garang sementara air liurnya terus menetes. Detik berikutnya dia menyemburkan ludah asamnya ke arah Nawasena yang hampir tidak bisa mengelak.
Nawasena mengayunkan Inferno Claw tepat ke kepala Dvesa Komodo, namun dapat dihindari. Untuk ukurannya yang begitu besar Dvesa itu cukup gesit.
Semburan ludah asam lain meluncur ke arah Nawasena yang kali ini tidak dapat menghindar. Serangan tersebut tepat mengenainya di punggung.
"Sial, kalau saja tidak sedang dalam wujud Nawasena mungkin tubuhku sudah meleleh," gumam Nawasena sambil berusaha menghindari serangan-serangan lainnya.
Pertarungan terjadi dengan sengit dan membuat Nawasena cukup kewalahan. Beberapa kali dia hampir terkena serangan.
"Tuan Bima, sebaiknya kita cepat menyelesaikan pertarungan ini. Terlalu lama di dalam Void bisa berdampak buruk bagi manusia biasa seperti Tuan Diranda," ujar Kandi memperingatkan
"Seharusnya beritahukan itu lebih cepat, yah sudahlah," gumam Nawasena sambil melompat untuk menghindari serangan
Nawasena menghentakkan kakinya membuat tanah retak dan beberapa gedung roboh menimpa Dvesa
"Mari kita selesaikan!" seru Nawasena sambil berlari
BREAKING INFERNO FINISH!
Reruntuhan berkumpul dan membentuk sepasang cakar raksasa. Cakar-cakar itu mengikuti gerakan tangan Nawasena. Dengan satu gerakan kedua cakar itu mencabik Dvesa Komodo.
Tubuh Dvesa Komodo perlahan mulai retak dan terbakar api biru, kemudian hancur menjadi tumpukan pasir. Atma Komodo melayang-layang beberapa saat lalu berubah menjadi Atma Chess dan jatuh ke atas tumpukan pasir tepat di sebelah seorang gadis yang pingsan ditengahnya.
Void mulai menghilang saat Diranda menghampiri gadis yang pingsan tersebut. Bangunan-bangunan di dunia nyata nampak berdiri kokoh dan aspal tetap mulus seperti sebelumnya, seakan tidak pernah terjadi pertarungan. Berbanding terbalik dengan keadaan di dalam Void.
"Dia Maya Aryani, artis yang menghilang sekitar 2 hari yang lalu," ujar Diranda pada Bima yang telah melepaskan perubahannya
"Maya? Ya ampun! Dia teman sekelasku dulu," ujar Bima
Diranda mengecek denyut nadi Maya lalu berkata, "Dia baik-baik saja,"
"Syukurlah," Bima merasa lega
"Ku rasa aku akan melupakan kenyataan bahwa kau adalah yang mencuri gelang itu," kata Diranda sembari menggendong Maya
"Bagus. Dan ku harap kau juga merahasiakan identitasku sebagai Nawasena," ujar Bima
"Tentu, dan sebagai gantinya aku percayakan kepadamu untuk melindungi orang-orang," ucap Diranda sambil melangkah pergi
Bima memandangi Diranda yang bergerak menjauh lalu bertanya, "Jadi... Kau mau menggendong dia sampai rumah sakit?"
"Tentu saja tidak, bodoh. Aku parkir mobilku di taman dekat sini," sahut Diranda tanpa menoleh
KAMU SEDANG MEMBACA
Nawasena
ActionApa yang kalian ketahui tentang pahlawan pelindung Nusantara? Pahlawan Nasional? Raja-raja? Apa yang kalian pelajari di sekolah itu hanya yang tercatat dalam sejarah, tapi tahukah kalian bila jauh sebelum kerajaan-kerajaan berdiri bahkan jauh di era...