BAB XXII

352 70 6
                                    

Paul dan Nabila tidak lagi duduk di kursi, melainkan di lantai teras rumah Nabila agar lebih santai dan leluasa. Paul sangat menikmati mi instan buatan Nabila yang entah mengapa terasa lebih enak dari mi instan yang pernah ia makan sebelumnya. "Kamu pakai apa aja masak mi instan ini?"

"Pakai mi instan yang ada di dapur, telur, cabai, sama bakso aja ko." ucap Nabila masih mengingat-ingat. "Eh, sama bawang goreng juga deh." Nabila kembali memasukkan satu suap mi goreng miliknya. "Emang kenapa, kak? Nggak enak ya?"

"Ini mi instan terenak yang pernah saya makan."

Nabila bersemu. "Nggak mungkin! Sama aja tau!"

Paul menggeleng tak setuju. "Serius, mi nya lebih gurih juga. Makanya saya tanya kamu tambahin apa lagi,"

"Oh, mungkin karena aku aduk mi sama bumbunya dulu sebelum dikasih kuah." ucap Nabila setelah berpikir sambil mengingat-ingat.

"Memangnya ngaruh ya?"

Nabila mencibir. "Tadi nanya, udah dikasih tau malah nggak percaya!"

"Eh, nggak gitu loh maksudnya. Saya cuma kurang yakin aja, emang proses ngaduk mi sama bumbu dulu itu seberpengaruh itu ya?"

"Ya itu buktinya kakak bisa rasain sendiri." Nabila berucap dengan sedikit nada kesal, membuat Paul terkekeh karena melihat gadis itu cemberut.

"Tapi kayaknya bukan karena itu aja mi instan buatan kamu jadi lebih enak."

Ucapan Paul berhasil menarik perhatian Nabila. Gadis itu meletakkan garpu yang dipegangnya lalu menatap Paul penasaran. Mungkin memang ada sesuatu yang ia lupakan, "karena apa, kak?"

"Karena pakai bumbu rasa sayang. Bener gak?" 

Nabila bersemu. "KAK PAUL!" 

Tawa Paul mengudara saat tangan Nabila langsung memukulinya tanpa ampun.

Dering ponsel Nabila yang diletakkan di dekat tempatnya duduk menghentikan pukulan gadis itu. Ada panggilan video dari kontak bernama 'Kak Ina'. Paul yang sempat membaca nama kontak itu kembali mamakan makanannya, tidak tertarik untuk ikut campur.

"Kak Inaaa.." Nabila menyapa riang dengan satu tangan melambai. Satu tangannya lagi ia gunakan untuk memegang ponsel, mengarahkan kamera ponsel itu pada wajahnya.

Balasan dari sebebrang sana tak kalah heboh, "Nabilaa.. Kamu apa kabar? Kata Bang Rony kamu udah selesai ujian ya? Udah libur dong berarti? Eh, kamu lagi di luar ya? Sama siapa?"

Nabila tertawa pelan. "Nanyanya satu-satu dong, kak, aku bingung jawab yang mana dulu."

"Hahaha.. oke, oke, kamu apa kabar?"

"Alhamdulillah baik dong.. apalagi papa udah pulang karena terbukti nggak bersalah. Aku happy banget deh, kak." jawab Nabila excited.

"Oh ya?" tanya Ina memastikan yang diangguki Nabila. Ina terdiam beberapa saat sebelum akhirnya membahas topik lain. "Terus sekarang kamu lagi di luar ya? Sama siapa?"

Nabila bersemu. "Aku lagi makan mi instan di teras rumah kak," Nabila mengaktifkan kamera belakang, menyorot makanan miliknya lalu kembali menggunakan kamera depan. "Aku lagi sama Kak Paul, nih." ucap Nabila tiba-tiba mengarahkan kamera ponselnya agar menangkap wajahnya juga wajah Paul yang terdiam seketika.

Di seberang sana Ina tidak kalah terkejutnya melihat sang mantan kekasih bersama Nabila. Tapi Ina mampu mengontrol ekspresi wajahnya dengan cepat. 

"Hai Paul," sapa Ina yang hanya dibalas dengan anggukan dan senyum formalitas oleh Paul.

SEMESTA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang