ARKANZA || 06

154 24 3
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian
dengan cara vote dan komen, makasiii 💙

.
.
.

Kanza merapihkan seluruh pakaian serta
buku-bukunya ke dalam tas. tatapan amarah belum
juga mereda sejak tadi, bahkan ini lebih parah. beberapa
menit yang lalu, ia habis bertengkar hebat dengan Arya. ia
sudah muak tinggal di sini, sehingga Kanza memilih keluar
dari rumah ini untuk selama-lamanya. ia bersumpah tidak
akan pernah menginjakkan kaki di sini lagi sekaligus Kanza
juga akan mengakhiri hubungan dirinya dengan Arya serta
Gerry di sini.

Arkan menghalau tangan Kanza yang sibuk
mengemasi seluruh barang-barangnya. "Kanza,
Arkan tau kamu lagi emosi sekarang. tapi Arkan mohon
jangan ambil keputusan di saat kamu marah. Arkan enggak
mau kamu nyesel nantinya" bujuk Arkan.

"Kanza, dengerin Arkan ya? Arkan
mohon tenangin diri kamu dulu. kita bisa
bicarain semua ini baik-baik. jangan diambil
hati sama ucapan nya Om Arya tadi. Kanza, kamu
tau kan kalau Om itu cuma lagi emosi? sama kaya kamu.
jadi Arkan mohon jangan anggap serius omongannya Om
Arya" tambah Arkan berusaha menenangkan sekaligus dia
ingin membujuk sang kembaran agar tidak pergi dari sini.

Seolah tuli, Kanza sama sekali tak mengindahkan
ucapan Arkan. ia menepis tangan Arkan, kembali sibuk
mengemasi barang-barangnya.

"Kanza? Kanza, kamu denger Arkan gak si? Kanza--"

"Lo bisa diem gak? Ar, keputusan gue ini
udah bulat. gue akan tetap pergi dari rumah
ini untuk selama-lamanya. sekarang terserah lo.
lo pilih gue atau mereka! kalo lo pilih gue, sekarang
juga beresin barang-barang lo. kita pergi dari sini!" sela
Kanza, memberikan pilihan yang membuat Arkan bingung
harus bagaimana. pasalnya ia tak ingin keluarganya hancur.
hanya mereka bertiga lah, keluarga yang dimiliki oleh Arkan
saat ini. masa iya keluarganya ini harus terpecah belah?

"Kanza.. " lirih Arkan.

"Ar, sadar! mereka itu udah keterlaluan
sama kita. jangan terlalu naif, Ar. gue tau lo
enggak pernah bahagia di sini. jadi buat apa kita
pertahankan keluarga yang kaya gini? lebih baik kita
pergi dari sini dan hidup bebas di luaran sana" ucap Kanza
terselip nada keputusasaan.

Tangan Kanza menyentuh pundak Arkan. "Ar,
kita keluar dari sini, ya? percaya sama gue, dengan
keluar dari sini, kita bisa menemukan kebahagiaan. kita
bisa hidup tanpa mereka." ucapnya menyakinkan kembaran
nya.

Setelah mendengar itu Arkan pun
mengangguk pasrah. ia ikut mengemasi
barang-barangnya membuat Kanza tersenyum
tipis. selang beberapa menit, keduanya sudah selesai
dengan aktivitas mereka. Kanza menggenggam tangan
Arkan, membawanya ke ruang tamu lagi. dilihatnya ada
Arya yang sedang mengobati luka Gerry. luka yang remaja
itu dapatkan dari Kanza tadi.

Arya meletakkan kotak P3K nya di meja,
menatap kedua keponakannya yang hendak
meninggalkan rumah. "kalian pikir, kalian bisa
mengancam Om dengan sandiwara ini?"

"Kita gak ada waktu buat sandiwara. denger
ya Om, mulai hari ini Kanza sama Arkan bakalan
keluar dari rumah ini untuk selama-lamanya dan Kanza
bersumpah kalo Kanza gak akan pernah menginjakkan kaki
di sini lagi!!" balas Kanza mantap dan tegas.

Mendengar ucapan Kanza yang terdengar
sangat bersungguh-sungguh, entah kenapa malah
membuat perasaan Arya gelisah nan terselip rasa bersalah.
tapi ia tidak mau menunjukkan hal itu di depan mereka.

TWINS || ARKANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang