Bab 24

8.8K 1.4K 114
                                    

Bitha ingin menjawab panggilan Galen, tapi Salsa menggelengkan kepala. "Nanti Mas Galen malah makin marah kalo aku nggak jawab," ucap Bitha.

"Udah, biarin aja dulu."

Saat nama Galen sudah hilang dari layar, justru membuat Bitha semakin deg-degan. Ia mencoba menelepon balik, tapi tidak ada jawaban.

Galen: Kamu yang keluar atau aku yang masuk?

Hanya satu kalimat, tapi rasanya Bitha bisa merasakan emosi di dalam kalimat itu. Cepat-cepat ia menyambar tasnya dan bangun dari sofa yang ia duduki. Tiba-tiba pergelangan tangannya dicekal oleh Salsa, tapi ia menepis tangan temannya. "Maaf, aku lagi nggak pengin bikin masalah sama pacarku." Setelah mengatakan itu, Bitha langsung pergi meninggalkan Salsa. Ia masih sempat mendengar Salsa meneriakkan namanya, tapi tidak membuatnya menoleh ke belakang.

Ketika sudah berada di luar, Bitha mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan mobil Galen. Tepat di saat itu ia melihat mobil milik Galen muncul. Begitu mobil berhenti, ia langsung masuk dan disambut ekspresi wajah Galen yang tidak bersahabat.

"Mas, maaf. Aku nggak maksud mau bikin Mas Galen marah," ucap Bitha penuh penyesalan.

Galen mencengkeram kemudi dengan kuat dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Mas, maaf...."

Sepanjang jalan, Galen menutup mulutnya. Berulang kali Bitha meminta maaf, tapi ia tetap diam. Sampai akhirnya mobilnya memasuki area perumahan Bitha, ia menepikan mobilnya di pinggir jalan, tepat di bawah lampu jalanan. Kemudian ia menatap Bitha dengan tatapan mata tajam. "Cowok yang di story itu mantanmu, kan?"

Bitha mengangguk kaku. "Salsa yang nyuruh aku foto bareng. Kan fotonya berempat, bukan berdua aja."

"Kalo orang lihat, kamu bisa dikira balikan sama mantanmu."

"Nggak mungkin."

"Orang bisa berpikir kayak gitu, Bitha."

"Iya, maaf...."

"Kenapa kamu harus repost story-nya Salsa?"

Bitha menunduk, menggigit bibir bawahnya. "Kata Salsa biar Mas Galen cemburu. Makanya aku repost story itu."

Galen menghembuskan napas keras. "Apa aku cemburu?" Tangannya menyentuh dagu Bitha agar perempuan itu menatap matanya. "Iya, aku emang cemburu kamu foto sama mantanmu walaupun kalian nggak cuma foto berdua aja."

Bitha mendapati sorot mata kecewa ketika Galen menatapnya. Seketika ia menyesal menuruti keinginan Salsa.

"Kamu nggak perlu ngelakuin kayak gitu untuk tau tau perasaanku, Bit. Itu cara yang kekanak-kanakan."

"Iya, aku salah."

"Aku nggak ngelarang kamu berteman sama Salsa. Kamu lebih dulu kenal dia daripada kenal aku. Tapi, bukan berarti kamu nurutin semua yang dibilang sama Salsa. Kamu udah dewasa dan ngerti gimana cara bersikap. Emang kamu mau karena masalah ini aku jadi marah dan berujung kita bertengkar?"

Cepat-cepat Bitha menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku nggak mau kita bertengkar."

"Aku juga nggak mau bertengkar cuma gara-gara masalah ini," ucap Galen meraih Bitha ke dalam pelukannya. "Lain kali jangan kayak gitu lagi. Kamu nggak perlu ngelakuin hal konyol untuk tau aku cemburu atau nggak. Karena aku akan cemburu kalo kamu dekat sama laki-laki lain kecuali keluargamu. Apalagi kalo kamu dekat-dekat sama mantanmu," lanjutnya sambil mengusap-usap punggung pacarnya.

Bitha balas memeluk tubuh Galen. "Aku janji nggak bakal kayak gitu lagi."

Galen mengusap belakang kepala Bitha dengan lembut. Amarahnya langsung sirna ketika Bitha berada di dalam pelukannya. Tidak seperti tadi saat ia sedang di cafe dan tanpa sengaja melihat story yang di-repost oleh Bitha. Dia laki-laki normal yang merasa marah kalau miliknya dekat dengan laki-laki lain. Ketika Galen menghubungi Bitha dan tidak ada jawaban, tanpa membuang waktu ia langsung keluar dari cafe dan kembali ke club untuk menyusul Bitha.

Bitha for the Beast [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang