Sesampainya di rumah, Bitha disambut oleh orang tua dan kedua Kakaknya. Mereka tampak senang dengan kepulangan Bitha. Mereka terlihat sekali rindu padanya. Karena kepulangannya, Mami sampai menyuruh asisten rumah tangga memasak makanan spesial untuk nanti malam.
Setelah menyambut kepulangan Bitha, kedua Kakaknya segera berangkat kerja. Begitu juga dengan Papinya. Hari ini Maminya sengaja tidak berangkat ke klinik karena mau menemani Bitha di rumah. Selain menemani, Mami bertugas mengawasi Bitha agar tidak keluyuran.
Bitha mengganti baju yang sebelumnya dipakai dengan kaos polos bewarna pink dan celana pendek. Kemudian dia keluar kamar, menghampiri Maminya yang sedang bersantai di sofa ruang tengah yang begitu besar.
"Mi, hp-ku yang biasanya mana?" tanya Bitha berjalan ke arah Maminya. Kemudian dia duduk di sebelah Mami dengan melipat kedua kakinya.
Mami mengerutkan kening. Tatapannya tertuju pada ponsel yang sedang dipegang oleh anak perempuannya. "Hp yang mana sih, Bit?" tanya Mami kebingungan. "Itu kan kamu lagi pegang hp," tambahnya.
"Maksudku hp yang waktu itu disita sama Papi. Aku mau hp-ku balik, Mi."
"Buat apa sih?" tanya Mami. "Itu kan kamu juga pegang hp, Bit," tambahnya.
"Aku mau chat Salsa, Mi. Udah lama banget aku nggak chat dia. Pasti aku dicariin karena udah lama ngilang."
Mami mengibaskan tangannya. "Kamu tenang aja, Salsa tau kok kalo kamu lagi 'mengungsi' sementara."
"Kok dia bisa tau?"
"Waktu Salsa perawatan di klinik, Mami ketemu sama dia. Terus, dia nanya soal kamu karena kamu nggak bisa dihubungi."
"Jadi, Salsa tau?" tanya Bitha lagi.
Mami mengangguk.
"Walaupun Salsa tau, aku tetap butuh hp-ku, Mi," ucap Bitha bersikeras.
Mami menghela napas panjang. "Nanti Mami coba tanya ke Papi. Soalnya yang pegang semua gadget-mu itu Papi."
Bitha menghela napas keras. Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. "Harusnya tadi sebelum Papi berangkat kerja aku minta hp-ku dulu."
"Jadi, apa yang bikin kamu pengin cepat-cepat pulang?" tanya Mami yang seketika menghadapkan tubuhnya ke Bitha.
Seketika lidah Bitha terasa kelu. Diingatkan lagi soal alasan kepulangannya yang lebih cepat membuat suasana hatinya menjadi mendung. Ingatan saat dia dibentak oleh Galen kembali muncul di kepalanya.
"Bitha?" tegur Mami yang melihat anaknya diam saja.
"Aku nggak papa, Mami," jawab Bitha berusaha meyakinkan.
Mami mengamati ekspresi wajah Bitha dengan seksama. "Kamu bohong," tuduhnya.
Bitha mengalihkan tatapan matanya ke arah lain. Kalau menatap Maminya terlalu lama, ia tidak tahan untuk cerita semua yang dialaminya di rumah Galen. Kalau sampai Mami tahu Galen sempat membentaknya, sudah pasti Mami akan ngamuk.
"Nggak papa sih kalo kamu nggak mau cerita. Cepat atau lambat Mami pasti tau apa yang kamu sembunyiin."
Bitha mengedikkan bahu. "Jadi, gimana hp-ku?" tanyanya, kembali ke topik pembicaraan pertama mereka. Dia tidak mau membahas soal alasan kepulangan yang lebih cepat dari seharusnya.
"Emang kamu butuh buat apa sih?" Mami balas bertanya. "Sementara ini kamu bisa pakai hp yang kamu pegang. Nanti kalo Papi pulang, nanti pasti dikasih ke kamu."
"Aku mau chat Salsa."
"Yaudah, coba kamu DM lewat instagram," saran Mami.
Bitha mengerutkan keningnya dalam. "Aku boleh install aplikasi instagram di hp ini?" tanyanya dengan wajah tak yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitha for the Beast [Completed]
ChickLitMenjadi putri dari pasangan pengusaha dan cucu seorang politikus terkenal membuat hidup Tsabitha Alisha Mahawira tidak bisa bebas. Perempuan yang biasa dipanggil dengan nama Bitha selalu memiliki pengawal yang selalu mengikutinya, mencegah dirinya a...