Bab 19

9.7K 1.6K 148
                                    

Seminggu berlalu, tapi tidak ada tanda-tanda Galen datang menemui Bitha. Bahkan Bitha juga tidak tahu apakah Galen sudah bertemu dengan Leo atau belum. Di tengah kegundahan hatinya, untung saja Salsa mengajaknya ke salah satu party yang diadakan oleh salah satu influencer terkenal di Surabaya. Kebetulan Bitha juga mengenal influencer tersebut, jadi dia bersedia untuk ikut datang.

Setelah kejadian yang sempat membuatnya viral, kali ini Papi menugaskan Eran untuk mengawasi Bitha dalam jarak dekat. Tidak seperti dulu, di mana Eran selalu mengawasi Bitha dari jarak aman yang tidak terlihat.

Malam ini Bitha memakai dress bewarna merah yang membentuk lekuk tubuhnya dengan baik. Dress tanpa lengan dengan panjang setengah paha melekat sempurna di tubuhnya. Bitha tampak seksi dengan dress merah itu.

Suara hentakan musik yang keras sangat memekakkan telinga. Bitha menatap gelas whiskey yang sedang dipegang. Ada aroma kayu ketika menggerakkan gelas whiskey. Bitha menyeruput sedikit minuman di gelasnya, merasakan rasa panas membara membakar tenggorokannya. Meski begitu, dia ketagihan dengan rasanya.

"Dicariin malah mojok di sini." Salsa menepuk pundak Bitha yang terbuka.

"Lebih enak di sini." Bitha kembali menyesap whiskey-nya. "Yang penting aku udah setor muka ke pemilik acara. Sisanya, aku bebas mau ngapain aja," lanjutnya.

Salsa berusaha untuk memahami apa yang dirasakan Bitha. Selama beberapa hari ini, Bitha tampak muram. Setiap diajak hangout untuk belanja atau sekadar nongkrong di cafe, Bitha tidak pernah antusias kayak biasanya. Ini semua karena laki-laki yang berhasil membuat Bitha jatuh cinta dan sakit hati di waktu yang bersamaan.

"Ayo kita foto berdua biar kamu bisa upload di story. Kamu harus lihatin kalo kamu baik-baik aja."

Bitha menghela napas keras. "Ngapain? Akun instagramnya aja udah aku block."

Salsa berdecak. "Kalo aku jadi laki-laki itu, aku bakal bikin instagram baru dengan nama lain supaya bisa lihat story-mu."

Bitha jadi memikirkan perkataan Salsa. Tanpa sadar dia menyunggikan senyum kecil. Dia turun dari bar stool, lalu menyutujui ajakan Salsa untuk foto bersama.

"Bagus, hari ini kamu pakai baju yang agak terbuka. Biar kalo dia lihat story-mu makin belingsatan." Setelah mengatakan itu, Salsa meminta tolong orang untuk memfotokan mereka.

Sebisa mungkin Bitha menyunggingkan senyum lebar, berusaha menunjukkam kalau dia baik-baik saja.

"Makasih," ucap Salsa sembari menerima ponselnya. Kemudian ia beralih menatap Bitha yang sudah kembali duduk di stool bar. "Nanti aku kirim fotonya. Pokoknya kamu harus upload ke story instagram."

Bitha mengangguk sambil mengacungkan jempolnya.

"Oh ya, tadi di sebelah sana aku sempat lihat mantanmu," beritahu Salsa begitu teringat akan sesuatu.

"Mantanku yang mana? Raga?"

Salsa berdecak. "Bukan Raga dong. Dia kan nggak mungkin kenal sama selebgram Surabaya kalo bukan karena kamu."

"Oh ... maksudmu si tukang selingkuh?"

Salsa mengangguk. "Dia lagi mojok di sofa sebelah sana." Tunjuknya pada sofa yang agak jauh dari tempat mereka saat ini. "Dia lagi ada masalah. Makanya diam doang di sana."

"Masalah?" Kening Bitha berkerut.

"Waktu kamu 'mengungsi' dan nggak bisa akses sosial media, for your information aja kalo Tama lagi kena masalah." Salsa ikut duduk di stool bar, tepat di sebelah Bitha. "Dia kena hujat netizen gara-gara nanggapin konten kreator lain. Sebenarnya tanggapan dia fine, tapi netizen emang lagi nggak suka sama konten kreator yang dia tanggapin."

Bitha for the Beast [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang