Bab 25

8.4K 1.3K 96
                                    

"Mas kok bisa sampai keracunan?" tanya Bitha.

Kondisi Galen sudah membaik dan diperbolehkan pulang. Bitha membantu menyelesaikan administrasi sebelum ikut ke hotel untuk mengantar Galen. Sementara itu, Bitha meminta Leo pulang dan mengambil baju ganti untuknya.

"Aku nggak tau," jawba Galen. "Kemarin aku pesan beberapa makanan. Aku nggak tau pasti makanan mana yang buat keracunan."

"Makanya, nurut kalo aku bilangin."

"Emang kamu bilang apa?"

"Aku kan nyuruh Mas Galen pesan makanan hotel aja. Ngapain pesan makan online segala?"

Galen mengulum senyum. Omelan Bitha menandakan kalau perempuan itu khawatir dengan kondisinya. Entah kenapa ia malah senang mendengar Bitha mengomelinya. Tangannya menarik tubuh Bitha agar duduk mendekat padanya. Kemudian ia membawa tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.

"Mas Galen itu badan doang yang gede. Perutnya lemah banget," ejek Bitha. Tangannya balas memeluk tubuh Galen.

"Bisa-bisanya kamu bilang perutku lemah."

Bitha terkekeh. Ia melepaskan dirinya dari pelukan Galen. "Aku belum mandi."

"Yaudah, mandi aja di sini."

"Aku nunggu Kak Leo datang bawa baju ganti buat aku."

"Paling bentar lagi Leo ke sini bawain kamu baju ganti," sahut Galen.

"Tadi aku malu banget dilihatin sama petugas rumah sakit gara-gara pakai piyama."

Galen terkekeh. "Kamu tetap cantik walaupun pakai piyama doang, Bit."

Bitha mengibaskan rambutnya dengan dagu sedikit terangkat. "Aku emang cantik. Mau aku pakai baju compang-camping, aku bakal tetap cantik."

Galen mendengar ponselnya berbunyi. Ia menyuruh Bitha untuk mengambilkan. "Siapa yang nelfon, Bit?"

"Kak Leo."

"Angkat aja."

"Halo, Kak," sapa Bitha begitu panggilan tersambung.

"Aku telfon nomormu, tapi nggak kamu jawab."

"Sorry, hp-ku ada di dalam tas. Aku nggak tau kalo Kak Leo telfon aku."

"Aku udah otw ke hotel bawain baju ganti buat kamu."

"Oke."

"Mana Galen? Aku mau ngomong."

Bitha menyerahkan ponsel ke Galen. "Kak Leo mau ngomong."

Galen menerima ponsel yang diberikan Bitha. Ia mendengar Leo berbicara di seberang telepon. "Iya, jadi kok. Nanti setelah Bitha selesai mandi langsung berangkat."

Bitha menaikkan sebelah alisnya saat menatap Galen. Ia berharap Galen memberi penjelasan soal percakapan dengan Leo yang tidak bisa didengar olehnya. "Apa kata Kak Leo?" tanyanya setelah Galen mengobrol singkat dengan Leo.

"Leo udah otw ke sini bawa bajumu."

"Kalo itu aku udah tau."

"Setelah kamu mandi dan siap-siap, kita berangkat untuk lihat pembangunan cafe."

Bitha cemberut. "Mas baru keluar dari rumah sakit. Ngapain ikut lihat pembangunan cafe sih?"

Galen memegang kedua pipi Bitha. "Aku udah sembuh. Perutku udah baik-baik aja. Jadi, kamu nggak perlu khawatir lagi."

"Tap--"

Galen menangkup bibir Bitha agar berhenti bicara. "Aku mandi duluan deh. Kamu tunggu Leo datang ngantar baju gantimu."

Bitha for the Beast [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang