RIDDLES

30 2 0
                                    

haii guyss, aku kembali up lagii!!

maaf ya lama, aku lagi sibuk bikin laporan pkl, maklum orang sibuk wk

*****

"ren.."

Alvaro langsung memeluk tubuh kecil vara, lalu terdengar isakan tangisan vara didalam pelukan Alvaro.

"tenang sayang, ada aku disini, aku ga akan kemana-mana, kamu aman bbe"

vara mulai berhenti menangis, lalu melepaskan pelukan nya di tubuh Alvaro.

"kenapa sayang? mau apa?"

vara menggelengkan kepalanya, lalu menatap Alvaro

"aku mau cerita hal yang terjadi disana"

"jangan dulu ya? jangan kalo takut, jangan kalo masih trauma"
Alvaro tak ingin membuat vara terus mengingat hal buruk yang terjadi disana, tetapi vara tetap kekeh ingin menceritakan semuanya

"yaudah sayang, pelan-pelan aja ya ceritanya, aku pasti dengerin"

*****

flashback on

setelah bel pulang sekolah berbunyi, datang seorang laki-laki yang tinggi nya hampir setinggi Alvaro, ia berjalan menghampiri vara.

"lo yang namanya vara?" tanya laki-laki itu

vara menatap laki-laki itu dengan kebingungan
"iya, kenapa?"

"ikut gue, Alvaro lagi ribut sama anak geng motor yang terkenal sadis itu"
ucap laki-laki itu dengan wajah serius

vara yang mendengar hal itu langsung memasang muka khawatir, panik, dan langsung menanyakan dimana hal itu terjadi
"berantem dimana? kasi tau gue, gue mau kesana"

terlihat smirk dari bibir laki-laki itu
"ikut gue"

lalu keduanya berlari kearah mobil hitam yang berada didepan gerbang sekolah.

laki-laki itu membukakan pintu mobil untuk vara, vara pun masuk tanpa melihat siapa yang berada didalam mobil tersebut, setelah masuk vara menyadari bahwa didalam mobil ada sekitar 6 orang laki-laki dengan memakai topeng, tanpa ia sadari laki-laki yang dia ikuti tadi memakai masker, dan ia menyetujui untuk ikut bersama laki-laki yang bahkan ia tidak tahu wajahnya seperti apa.

"siapa kalian?"

"tenang cantik, kita mau ke suatu tempat yang indah" ucap laki-laki disampingnya yang memakai topeng sambil mengusap pipi vara.

vara menepis tangan laki-laki itu
"don't touch me"

laki-laki itu tersenyum licik lalu menatap vara
"kenapa? cuma alvaro yang boleh?" laki-laki itu terkekeh

mereka pun menertawakan hal itu, yang membuat vara semakin ketakutan bahkan untuk bergerak pun ia tak berani.

"matiin hp lacur Alvaro itu, jangan biarin Alvaro lacak keberadaannya"

vara menampar pipi laki-laki yang menggunakan masker itu
"gue bukan lacur seperti apa yang lo bayangin, Alvaro ga bejat kayak lo"

laki-laki itu mengusap pipinya yang panas karena terkena tamparan itu pun tertawa
"lo belum tau Alvaro sesungguhnya perempuan manis"

vara terdiam, tapi tidak dengan tanganya yang gemetaran, dan jantungnya yang berdetak kencang

ren tolong, aku takut..

ALVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang