"La," si Noval, teman sekelasku yang gempal tiba-tiba duduk di hadapanku.
"Hmm," jawabku sambil sibuk mencontek PR.
"Si Rani mana, La?" tanya Noval.
"Gak masuk."
"Kenapa?"
"Mencet-mencret."
"Ya ampun, kasihan. Emang dia habis makan apa?"
"Mana gue tau! Gue kan bukan emaknya yang ngasih makan." jawabku jutek.
Si Noval ini gak lihat ya aku lagi buru-buru nyalin PR? Dia kan tahu, kalau sampai PR ini gak selesai, bisa-bisa aku dihukum suruh nyium tembok sama bu Guru. Males banget kan!
"La!" kata Noval lagi.
"Apaan sih? Gue lagi ngerjain PR nih. Berisik banget lo!"
"Si Rani udah punya pacar belum?"
"Belum! Lo mau?"
"Mau!" jawab Noval super cepat.
Jawaban penuh semangat dari Noval berhasil membuatku memindahkan pandanganku dari PR yang sedang aku kerjakan. Dari wajahnya yang kayak mau ketemu calon mertua, aku tahu dia sedang serius.
Astaga, si anak dengan imaginasi ajaib itu ternyata punya penggemar!
"Gue sebetulnya udah naksir sejak pertama ngeliat di, La. Cinta pada pandangan pertama gitu deh."
"Duile, cinta pandangan pertamaaaa!" kataku sambil ngakak.
"Sttt! Jangan kenceng-kenceng dong, La! Malu gue!"
"Abis lo norak banget sih!" kataku.
"Serius gue, La. Rani itu manis banget. Bibirnya yang imut-imut itu ngegemesin banget!"
Aku diam sejenak membayangkan bibir Rani. Perasaan anak itu bibirnya mirip bibir ikan Mujaer. Apanya yang ngegemesin sih?
"Terus pipinya yang membel itu minta dicubit banget!"
"Heh, lo pikir bola bekel apa membel!"
"Belum lagi ketawanya yang renyah kayak peyek baru digoreng itu ngangenin banget!"
Sekuat tenaga aku menahan tawaku. Manusia di hadapanku ini benar-benar kesemsem sama sahabatku itu. Dia belum tahu aja isi kepala Rani kadang bikin orang pengen garuk aspal.
"La, bantuin gue dong."
"Bantuin apa?"
"Masak jengkol!" jawab Noval kesal, "Ya comblangin gue sama Rani lah. Ngapain lagi coba!"
"Lo pikir gue dukun yang bisa melet Rani biar mau sama lo?"
"Ya lo kasih tips kek, gimana biar Rani klepek-klepek sama gue. Lo kan sahabatnya."
"Aduh, Noval, lo pagi-pagi bikin gue rempong deh. Gue bukan majalah yang bisa kasih tips-tips PDKT. Udah ah, gue mau lanjut ngerjain PR dulu."
Aku segera kembali serius mencontek PR. Sepuluh menit lagi bel tanda istirahat selesai akan segera berbunyi dan masih ada 10 nomor yang belum aku kerjakan.
"Kalo berhasil gue traktir!"
Kalimat Noval kembali berhasil mengalihkan konsentrasiku. Dimana ada kesempatan makan gratis, disitulah jiwaku berada.
"Wait, gue mikir dulu! Hmm, cewek suka sama orang yang punya kelebihan. Kelebihan lo apa?"
"Berat badan."
"Itu sih gue juga tau! Selain itu!"
"Apa yah? Oh, gue bisa niup balon lewat hidung!"
"Idih, terus balonnya isinya upil lo semua dong? Jorok banget!"
"Hmm, narik truk pake gigi!"
"What? Lo bisa narik truk pake gigi?"
"Enggak sih!" jawab Noval sambil cekikikan.
"Yeee!"
Otakku bekerja keras demi makan gratis. Apa yang harus aku lakukan supaya si Rani yang biasanya doyannya ngecengin senior-senior basket yang keren-keren berubah jadi doyan ngecengin Noval yang mukanya pipi semua dan sedikit culun ini? Mungkin aku harus ajak Rani ngecengin Noval dari Planet Venus kali ya supaya kelihatan sama kerennya dengan senior-senior itu.
"Gue dapet ide!" jeritku.
"Gimanaaa?"
"Lo kan doyan makan. Lo tau dong soto ayam paling enak seibukota dimana."
"Tau tau!"
"Lo bawain deh ke rumah Rani nanti sore. Pasti perutnya enakan dikasih makan soto enak yang hangat. Sekalian bawain catetan pelajaran hari ini."
"Jadi hari ini gue harus nyatet pelajaran?"
"Iya!"
"Baiklah, kalo gitu gue gak boleh tidur nanti."
"Tenang aja. Nanti kalau lo ketiduran, gue sambit pake penghapus ya."
"Ih, lo kira gue kucing abis nyolong ikan pake disambit segala?"
"Mau dapetin Rani gak?"
"Mau mau!"
"Ya udah gak udah protes. Udah sana, gue mau ngerjain PR dulu."
"Thank you sarannya ya, La. Semoga lo juga cepet jadian sama Kak Dakocan!"
"Pale lo!"
Secepat kilat aku menyambit badan gempal Noval dengan penghapus. Dia gila ya? Mending aku disuruh guling-guling sampe Monas daripada jadian sama Kak Dakocan. Pffft!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lola and Friends
HumorBercerita tentang kehidupan sehari-hari seorang remaja selebor bernama Lola. Kakaknya yang ajaib, sahabatnya yang ajaib, dan penggemarnya yang ajaib membuat hidup Lola ikutan ajaib. But hey, Lola sendiri juga sudah ajaib dari sananya.