"La, gue mau minta tolong!"
Tanpa permisi, tanpa ketok pintu, Kak Luna tiba-tiba masuk ke kamarku.
"Kak, udah sampe berbusa mulut gue ngingetin lo buat ketok pintu dulu sebelum masuk kamar gue. Disuruh ketok pintu aja kok susahnya kayak disuruh ngupil pake jempol kaki sih?"
"Sorry, gue lupa."
"Lo lupa juga gue punya privasi?"
"Yaelah, lo takut gue ngeliat lo lagi ngapain sih?"
"Kalo gue lagi ganti baju gimana?"
"Ya gak gimana-gimana. Palingan juga seksian gue, jadi gue gak peduli."
Susah emang ngomong sama Kak Luna. Dia itu Ratu Nyebelin! Entah apa dosaku di kehidupan sebelumnya sampe harus terima nasib punya kakak model begini.
"Sensi banget sih lo. Pantesan jomblo mulu!" kata Kak Luna setelah melihatku cemberut.
"Hih, mau minta tolong tapi malah ngata-ngatain gue. Udah sana, gue gak mau nolongin!" kataku jutek.
"Becanda, La, becanda. Jangan ngambekan gitu dong, nanti cepet ubanan. Ini gue bawain Milo dingin kesukaan lo."
Gue melirik segelas Milo dingin di tangan Kak Luna. Artinya dia benar-benar serius sedang mau minta bantuan gue. Karena kalau gak serius, dia gak mungkin sampai mau membuatkanku Milo dingin.
"Mau minta tolong apaan?" kataku sambil mengambil Milo dingin dari tangan Kak Luna.
"Gue mau ngedate besok."
"Terus hubungannya sama gue apa?"
"Gue bilang sama mama kalau besok gue ada Pendalaman Materi tambahan di sekolah."
"Artinya Mang Asep gak akan jemput sampai jam Pendalaman Materi lo selesai?"
"Tepat sekali!"
"Terus gue gimana?"
"Ya lo lakuin apa yang biasa lo lakuin tiap nunggu gue."
"Maksud lo bengong sambil dilaletin di pinggir lapangan?"
"Ya kalau itu yang biasa lo lakuin sih ya gak apa-apa."
"Gak mau!"
"La, Plis dong bantuin gue, gue naksir banget sama cowo ini. Dia anak SMA khusus cowo di deket sekolah kita. Ganteng banget! Baik banget juga, La. Dan kacamatanya itu lho, bikin dia keliatan cool banget. Lutut gue sampe lemes kalau ngeliat dia." kata Kak Luna termehek-mehek.
"Tunggu, pacar lo ganti lagi? Yang kemaren kemana?"
"Udah gue putusin."
"Kenapa?"
"Orangnya berisik. Protes mulu soalnya katanya gue cuek banget ke dia. Gue suruh aja dia pacaran aja sama kucing kalo gak mau dicuekin."
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku. Kak Luna ini kayaknya ganti pacar sesering ganti kancut. Aku bahkan sampai gak berusaha mengingat nama-nama pacarnya saking cepatnya berubah.
"Jadi lo mau ya nungguin gue!" rengek Kak Luna lagi.
"Bosen tau kak nungguin lo."
"Gue kasih lo ongkos pulang duluan deh. Tapi jangan bilang mama ya."
"Naek taksi ya!"
"Naek angkot lah!"
"Gak mau!"
"Terus lo maunya gimana? Ribet banget deh!"
"Emang lo mau kemana sih?"
"Makan bakso doang di Kedai Bakso belakang sekolah."
"Kalo gitu gue ikut lo aja deh."
"Dih, ganggu aja lo kayak nyamuk. Gak boleh."
"Yaudah gue bilang mama kalau lo besok gak ada Pendalaman Materi biar Mang Asep jemput normal aja."
Wajah Kak Luna tampak geregetan. Mungkin sebentar lagi dia bakal ambil ulekan dan mengubahku jadi sambel terasi.
"Fine. Gue kasih duit tapi lo jangan ngintilin gue ngedate. Lo cari tempat makan sendiri. Or at least, beda meja sama gue."
"Tapi kan gue gak suka makan sendiri. Kayak jomblo aja makan sendirian."
"Lah lo kan emang jomblo!"
"Oh iya! Makasih lho udah ingetin!"
"Ya ajak aja si Rani kalo gak mau sendirian."
"Mau sih. Tapi Rani mah kere mulu kak."
"Jadi maksud lo gue kudu bayarin Rani juga?"
"Iya! Sama si Noval juga ya!"
"Noval siapa?"
"Pacarnya Rani kak. Sekarang mereka sepaket. Gak mungkin gue ajak Rani sedangkan Noval gak ikut."
"Astaga, baru kali ini gue mau ngedate aja kudu bangkrut dulu begini!"
"Terserah lo, mau apa enggak."
"Iya iya! Demi rumput yang bergoyang dan cinta gue yang berkembang, gue rela nraktir lo, temen lo, dan pacarnya temenku. Bangkrut deh gue."
Aku tersenyum lebar. Satu-satunya moment kakak Luna bisa tiba-tiba royal memang cuma kalau dia lagi jatuh cinta begini. Untungnya, kakakku satu-satunya ini adalah manusia paling gampang jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lola and Friends
HumorBercerita tentang kehidupan sehari-hari seorang remaja selebor bernama Lola. Kakaknya yang ajaib, sahabatnya yang ajaib, dan penggemarnya yang ajaib membuat hidup Lola ikutan ajaib. But hey, Lola sendiri juga sudah ajaib dari sananya.