𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 6 - 𝓟𝓪𝓷𝓲𝓬

722 68 5
                                    

Jenna sudah menunggu Ejaz sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jenna sudah menunggu Ejaz sedari tadi. Karena tak kunjung datang, ia pun terpaksa mengirimkan pesan pada suaminya. Sebelumnya memang Ejaz pernah menghubungi Jenna, sehingga masih ada riwayat panggilan dari Ejaz meski Jenna tidak menyimpannya.

 Sebelumnya memang Ejaz pernah menghubungi Jenna, sehingga masih ada riwayat panggilan dari Ejaz meski Jenna tidak menyimpannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membaca pesan terakhir Ejaz membuat Jenna kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Membaca pesan terakhir Ejaz membuat Jenna kesal. Pasalnya ia sudah menunggu sedari tadi.

Sedangkan Ejaz tertawa geli membaca ulang pesan antara dirinya dengan Jenna.

Jenna keluar rumah dengan ekspresi cemberut, menandakan jika dirinya benar-benar kesal.

"Sialan ya lo, gue nunggu dari tadi Ejaz... kenapa lo nggak masuk atau kasih tahu gue sih, kalau lo udah di depan?" omel Jenna.

"Sabar... nggak boleh marah-marah, kan tadi di chat udah bagus bisa lembut. Kenapa marah-marah lagi?"

"Lo masih tanya kenapa gue marah? Sedangkan barusan gue ngomel panjang lebar, lo nggak denger?"

"Karena aku bilang udah di depan dari tadi? Hmm?"

Jenna tidak menjawab, ia memalingkan wajahnya. Entah kenapa sejak bangun tidur moodnya sudah berantakan.

"Hei, maaf ya kalau chat nya bikin kamu salah paham. Aku emang udah di depan dari tadi, sejak kamu chat aku. Pas mau turun dari mobil, kamu chat aku, jadi aku lupa turun dan keasikan balas chat kamu. Bosen ya nunggunya? Maaf ya..."

𝑻𝒆𝒎𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒎𝒂𝒓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang