𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 7 - 𝓑𝓪𝓼𝓱𝓯𝓾𝓵

691 70 6
                                    

Hingga pukul 00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga pukul 00.00 Jenna masih belum bisa tidur, dia khawatir karena tidak tahu apakah Ejaz masih merasakan sakit atau tidak.

"Ejaz perutnya masih sakit nggak ya?" gumamnya khawatir.

Meski Ejaz tidur, tetapi wajahnya terlihat sangat pucat.

Tok... tok... tok...

Seseorang mengetuk pintu kamar Jenna. Jenna pun beranjak untuk membukanya.

"Benar dugaan mama, pasti kamu tidak bisa tidur. Gimana suami kamu?" tebak Estha yang diakhiri dengan pertanyaan.

Sejak kecil, Jenna memang selalu takut ketika melihat seseorang sakit. Apa lagi setelah Jenny, kembaran Jenna meninggal karena cancer. Jenna menyaksikan sendiri bagaimana Jenny setiap hari berteriak kesakitan. Sejak saat itu, ia takut ketika melihat orang yang ada di sekitarnya sakit. Terutama orang-orang yang ia sayangi.

Meski Ejaz bukan bagian dari orang yang ia sayangi, tetapi Ejaz sakit karenanya. Itu lah yang membuat Jenna merasa bersalah dan tidak bisa tidur.

"Nggak tahu ma... Jenna takut, ini semua gara-gara Jenna terlalu egois." ucapnya menunduk.

"Mama boleh masuk?"

Jenna pun mengangguk, melihat menantunya terlelap di sofa membuat Estha melotot pada putrinya.

Jenna pun mengangguk, melihat menantunya terlelap di sofa membuat Estha melotot pada putrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang... kok dibiarkan tidur di sofa sih? Kasihan ini, nanti badannya pegel semua."

"Jenna udah minta dia tidur di ranjang aja, tapi dia nggak mau ma..."

"Tidak bisa sayang, harus dipaksa. Kasihan nanti badannya sakit semua. Kamu bangunkan suami kamu, terus tanya, kalau masih sakit minum obatnya lagi. Ini sudah lebih dari 4 jam, kalau masih sakit segera diminumi obat lagi. Baru kalau besok masih belum ada perubahan, langsung bawa ke dokter saja. Mama tahu, kamu belum bisa menerima Ejaz jadi suami kamu, tapi jangan sampai seperti ini lagi ya sayang..." pesan Estha.

"Iya ma..." jawabnya singkat.

"Kalau begitu, mama kembali ke kamar ya... kamu jangan takut, Ejaz pasti sembuh. Dan jangan anggap ini gara-gara kamu. Okay?" ucap Estha meyakinkan putrinya.

𝑻𝒆𝒎𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒎𝒂𝒓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang