Ejaz kembali ke kamar Jenna membawa satu koper dengan ukuran lumayan besar. Dilihatnya wanita yang kini menjadi istrinya itu sudah tertidur, namun isakannya masih belum berhenti sepenuhnya.
Ejaz hanya tersenyum melihatnya, ia sama sekali tidak ingin mengganggu tidurnya. Ejaz memilih untuk mengeluarkan laptop dan duduk di sofa. Masih ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan. Bahkan, seharusnya hari ini, di kampus tempat ia mengajar sedang dilaksanakan ujian akhir. Ia terpaksa izin dan meminta dosen yang lain untuk menggantikannya.
Sejenak Ejaz berpikir jika hidupnya sudah terstruktur. Sedari ia lahir, Ejaz tidak pernah menentukan pilihannya sendiri. Namun, anehnya dia tidak protes. Dia menikmati setiap prosesnya dan dia merasa nyaman. Baginya, apapun yang sudah ditentukan oleh orangtuanyaa, sudah ada ridha di dalamnya. Dan karena ridha itulah, Tuhan melancarkan setiap jalannya. Ia selalu diberikan kelapangan hati dan ikhlas yang begitu luas.
Tidak pernah menentukan pilihan, bukan berarti tidak bisa menentukan pilihan. Dia tetap menjadi pemegang kendali utama atas hidupnya. Seperti keputusan untuk menikahi Jenna. Walaupun pernikahan mereka termasuk sebuah perjodohan, tidak lantas membuat Ejaz berniat untuk mempermainkannya.
Ejaz sudah bersumpah, detik dimana ia mengikrarkan janji suci, detik itu pula Ejaz akan mencintai istrinya. Bagaimana pun caranya. Tugas dia sebagai imam, akan membantu setiap proses istrinya.
Tak terasa, adzan dzuhur berkumandang bersamaan dengan pekerjaan Ejaz yang sudah selesai. Ia beranjak dari duduknya lalu menghampiri istrinya.
"Jenna... bangun yuk. Kita sholat berjamaah." Ejaz menepuk bahu Jenna dengan lembut.
"Ck... BERISIK!! Nggak usah ganggu gue! Gue masih ngantuk! Kalau lo mau sholat, sholat aja! Nggak usah ngajak-ngajak!"
Ejaz tidak ingin banyak bicara, ia menggendong Jenna ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
"Ihhhh turuninnnn... kurang ajar banget sih lo?" teriak Jenna sembari terus memukuli punggung Ejaz.
Sesampainya di kamar mandi, Ejaz menurunkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒆𝒎𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒎𝒂𝒓
Romans𝑾𝒓𝒊𝒕𝒕𝒆𝒏 𝒃𝒚 𝑭𝒂𝒓𝒂 𝑹𝒂𝒎𝒂𝒅𝒉𝒂𝒏𝒊 𝑫𝒆𝒔𝒊𝒈𝒏 𝒄𝒐𝒗𝒆𝒓 : 𝑹𝒊𝒅𝒂 𝑮𝒓𝒂𝒑𝒉𝒊𝒄 🌞🌞🌞 "𝑀𝑒𝑛𝑖𝑘𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑢𝑒 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖, 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎...