Bab 10 Kerajaan Rimba Utara

5 1 2
                                    

Kerajaan Rimba Utara adalah permata tersembunyi di jantung Manunggala, sebuah kerajaan yang tidak hanya terlindung oleh alam, tetapi juga seakan terjalin menjadi satu dengannya. Hutan lebat yang melingkupi kerajaan ini bukan sekadar latar belakang atau batas wilayah; ia adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan budaya masyarakatnya. Setiap pagi, kabut tebal melingkari pepohonan tinggi, menambah kesan mistis yang selalu menyelimuti kerajaan ini. Kabut itu sering kali membuat Rimba Utara tampak seolah berada di dunia lain, terpisah dari hiruk-pikuk dan kekuasaan kerajaan-kerajaan besar lainnya.

 Kabut itu sering kali membuat Rimba Utara tampak seolah berada di dunia lain, terpisah dari hiruk-pikuk dan kekuasaan kerajaan-kerajaan besar lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Istana Kerajaan Rimba Utara

Pohon-pohon di Rimba Utara menjulang bagai pilar-pilar alam yang berdiri kokoh melawan waktu. Beberapa pohon bahkan mencapai ratusan meter, dengan akar yang merayap jauh ke dalam tanah, mencengkeram bumi dengan kuat. Di sekeliling pohon-pohon itu, tumbuhan merambat dan lumut hijau lebat tumbuh subur, memberikan nuansa hijau tua yang lembut sekaligus teduh. Ranting dan daun-daun yang rimbun menciptakan kanopi alami yang melindungi kerajaan ini dari cahaya matahari langsung, membuat suasana selalu redup dan sejuk, bahkan di siang hari.

Kerajaan Rimba Utara dipenuhi oleh suara alam yang seolah menjadi simfoni hidup: desiran angin yang menerobos dedaunan, gemerisik ranting-ranting, dan kicauan burung-burung yang kadang hanya terdengar samar. Di sepanjang hari, suara-suara ini menyatu, membentuk harmoni yang mengingatkan setiap penduduk bahwa mereka hidup berdampingan dengan hutan, bukan sebagai penguasanya, tetapi sebagai bagian dari ekosistem yang lebih besar. Suara tersebut memberikan ketenangan, tapi juga mengingatkan akan adanya kekuatan tak kasat mata yang menjaga setiap sudut kerajaan.

Di tengah-tengah kerajaan, berdiri istana yang dibangun tanpa merusak alam sekitar, menyatu dengan pepohonan dan akar-akarnya. Bangunannya terbuat dari kayu pohon tua yang diambil hanya dari yang tumbang secara alami, dihias dengan ukiran-ukiran bergaya flora dan fauna yang merupakan simbol penghormatan mereka pada hutan. Di setiap sudut istana, terdapat obor-obor dari bambu yang menyala lembut, menciptakan bayangan yang menari-nari di sepanjang dinding dan mencerminkan misteri hutan di sekelilingnya. Di dekat istana, ada danau kecil yang airnya begitu jernih hingga dasarnya terlihat jelas, dianggap sebagai tempat suci di mana para roh penjaga kadang-kadang muncul dalam bentuk cahaya berkilauan di atas permukaan air.

Penduduk Rimba Utara memiliki penampilan yang selaras dengan lingkungan mereka. Mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti serat pohon, daun-daunan, dan kain yang diwarnai dengan pigmen alami dari tumbuhan hutan. Setiap pakaian mereka dirancang dengan pola khusus yang melambangkan pohon, sungai, dan hewan-hewan di hutan. Mereka menghiasi diri dengan kalung akar, gelang ranting, dan mahkota kecil dari bunga-bunga liar, sebagai simbol persatuan mereka dengan alam.

Penduduk kerajaan ini memiliki karakter yang hangat namun penuh kehati-hatian. Mereka percaya bahwa setiap kata dan tindakan harus sejalan dengan keseimbangan alam. Mereka adalah orang-orang yang berbicara pelan, tidak pernah berteriak, agar tidak mengganggu ketenangan roh-roh hutan. Mereka berjalan dengan hati-hati di antara pepohonan, menghormati setiap tumbuhan dan batu yang mereka temui, karena semuanya memiliki tempat dan peran di dalam hutan. Anak-anak mereka diajarkan sejak kecil untuk berkomunikasi dengan alam, untuk mendengarkan suara angin dan memahami isyarat dari pergerakan dedaunan.

Battle Of Manunggala - The Crown SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang