Zoyya berjalan tertatih tatih karena merasakan kaki nya yang sakit dan berdarah karena dorongan Chia tadi. Saat sedang berjalan berniat untuk mengejar Winera, dia berpapasan dengan geng Lion Devils dan untungnya ada Ansa disitu.
"Ansa... Untung gue ketemu lo." Ucap Zoyya dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Jangan panggil gue dengan sebutan itu, karena yang boleh panggil gue Ansa cuma Winera." Ucap Ansa dengan tegas.
"Winera... Winera Gry..." Belum sempat Zoyya menyesuaikan ucapannya, tiba tiba saja ucapannya di potong oleh Erlangga.
"Lo Zoyya kan anak kelas IX F temennya bu bos? Napa sama napas lo? Kaya mau putus gitu." Tanya Erlangga dengan wajah yang menyebalkan.
"Kenapa sama Winera, cepet bilang ke gue!." Ucap Ansa dengan wajah yang serius dan penuh penekanan.
"Winera dibawa sama geng nya Chia ke gudang sekolah, mereka..." Belum selesai Zoyya berbicara, Ansa langsung dengan tanpa pikir panjang berlari menuju gudang sekolah.
Erlangga serta Revan pun pergi menyusul Ansa, sedangkan Dimas tetap diam di situ bersama Zoyya.
"Kita obatin kaki lo itu." Dengan tiba tiba Dimas langsung menggendong Zoyya ala bridal style.
"Eh lo apa apaan sih, turunin gue Dimas." Zoyya yang kaget atas perlakuan Dimas pun menyuruh laki laki itu untuk menurunkan nya.
"Ga usah banyak omong, kaki lo sakit kan buat jalan?." Dengan tanpa memperdulikan permintaan Zoyya, Dimas berjalan pergi menuju UKS sekolah.
__________________________________Di lain tempat Winera dengan susah payah melawan ketiga anggota geng cewek cewek nakal itu.
"Lepasin aku!!." Pinta Winera sambil memberontak berusaha bangun dari duduknya.
"Plakk." Chia menampar pipi Winera dengan keras.
"Ah sakit." Seakan tidak merasa puas hanya dengan menampar saja, Chia dengan sengaja menjambak rambut panjang milik Winera.
"Lepasin lo? Lo pikir lo siapa bisa kita bebasin gitu aja?." Ucap Chia dengan tersenyum mengejek.
"Aku punya salah apa sih sama kalian, aku aja ga kenal sama kalian!!." Dengan heran Winera bertanya kepada para anggota geng itu.
"Salah lo apa? Nggak, lo ga ada salah sama gue, gue cuma ga suka sama lo karena lo pacaran sama Ansa." Jelas Chia menjawab pertanyaan dari Winera.
"Kalau kamu mau Ansa, ya silahkan ambil, itupun kalau dia mau sama kamu." Setelah mengatakan itu Winera dengan cepat menendang perut Chia yang berada di depannya dan menggigit tangan Shella dan Jingga yang mencekal kedua tangannya.
"Ah bangsat lo Winera!!." Dengan amarah yang memuncak Chia mengerang kesakitan akibat tendangan Winera tadi.
Winera yang melihat keadaan ketiga orang itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia hendak pergi kabur dari gudang sekolah itu, namun dengan tiba tiba ada yang memukul kepalanya dari belakang dan itu adalah ulah Jingga.
"Shh sakit." Dengan penglihatan yang sedikit memburam akibat pukulan itu, Winera masih berusaha keras untuk bangkit dari duduknya.
Namun ia kalah cepat dengan Chia, perempuan itu dengan sengaja menendang punggungnya hingga tersungkur ke lantai.
Melihat Winera yang sudah terlihat lemas, Chia dengan sengaja menjambak rambut miliknya lagi dan membenturkan kepalanya ke tembok.
Saat Chia ingin kembali menampar Winera, tiba tiba pintu di dobrak dari luar oleh seseorang, dan orang itu adalah Ansa.
"Sialan!! Berani sekali kalian mengganggu milikku!!." Ansa yang melihat keadaan gadisnya itu pun seketika amarah nya langsung memuncak.
Chia, Shella dan Jingga yang melihat kedatangan Ansa pun langsung gemetar ketakutan.
Lalu dengan tiba tiba dan gerakan yang sangat cepat, Ansa membanting kursi yang ada di gudang itu dan mengarahkan nya ke tiga perempuan yang membuat Winera terluka.
"Ah sakit bangett." Erang mereka bertiga yang merasa kesakitan.
"Tunggu balasan dari gue karena kalian udah berani ganggu milik gue sialan."
Setelah mengatakan itu Ansa dengan cepat menggendong Winera ala bridal style untuk membawanya kerumah sakit.
"Kamu tau dari mana Ansa kalau aku ada disini?." Winera yang setengah sadar bertanya kepada laki laki itu.
"Kamu ga perlu tau sayang." Jawabnya dengan tegas.
__________________________________Setibanya dirumah sakit, Ansa dengan cepat membawa gadisnya itu kedalam ruangan VVIP yang ada dirumah sakit itu.
"Periksa keadaannya, dan jangan ada yang terlewat satupun, kalau tidak kalian akan tau akibatnya." Ucapnya kepada dokter perempuan yang akan memeriksa keadaan Winera.
"Baik tuan muda." Bukan tanpa alasan dokter itu mengatakan seperti itu, karena rumah sakit ini adalah milik keluarga Kalandra.
Setelah mengatakan itu, dokter pun langsung memeriksa keadaan Winera dengan sangat teliti.
1 jam pun berlalu, dan dokter itu sudah selesai memeriksa keadaan Winera.
"Nyonya mengalami cindera di kepalanya akibat benturan yang dia alami, dan tulang punggung nya mengalami keretakan, dan bagian tubuh lainnya hanya mengalami memar tuan." Ia pun memberi tau keadaan yang dialami oleh gadis itu.
Setelah mendengar penjelasan dari dokter, tangan Ansa langsung mengepal dan gigi nya bergelatuk menahan amarah yang siap meledak kapan saja.
"Saya izin pamit tuan." Seolah tau apa yang dirasakan oleh tuan mudanya itu, dokter pun buru buru pergi karena ia merasa takut.
Ansa masuk kedalam ruang rawat inap VVIP yang ditempati Winera. Dengan penuh kelembutan, Ansa mengelus rambut panjang milik Winera dan mengelus pipi bulat milik gadisnya itu.
Ansa mengedarkan pandangannya melihat bagaimana kondisi tubuh gadisnya itu yang terluka lalu dengan amarah yang memuncak laki laki itu mengepalkan tangannya.
"Sialan kalian, tidak akan ku ampuni siapapun yang sudah membuat milikku terluka." Ucapnya dengan penuh amarah.
"Tidak ada yang boleh menyakiti mu selain aku sayang, hanya aku, pemilikmu." Ucapnya berbisik di telinga Winera
Setelah mengatakan hal itu, Ansa mencium pipi Winera yang bengkak akibat tamparan para jalang sialan itu.
Ansa mengambil hp miliknya yang berada disaku celananya dan menelfon seseorang.
"Bawa para jalang jalang sialan itu kehadapan ku." Perintahnya pada orang yang ada di telfon.
Setelah mengatakan itu, Ansa berjalan keluar dari rumah sakit dan pergi menuju ke suatu tempat dengan mobil Lamborghini Aventador miliknya.
___________________________________Dilain tempat Chia, Shella dan juga Jingga sedang berkumpul menginap dirumah Chia, kerena kebetulan dirumah Chia sepi karena kedua orangtuanya sedang bekerja diluar kota.
"Aduhh gimana nih, gue takut kalau Ansa bakal apa apain kita." Ucap Shella dengan penuh ketakutan.
"Tenang aja, ga bakal terjadi apa apa, lagian kan salah si Winera juga yang nyakitin kita duluan." Jawab Chia bermaksud menenangkan keadaan.
"Tapi lo liat kan tadi gimana emosi nya Ansa pas liat Winera luka luka." Saut Jingga dengan raut wajah ketakutan dan khawatir.
"Udah deh kalian ini kenapa sih, lagian juga kan tuh cewek ga mati, jadi kita.."
Belum sempat Chia menyelesaikan ucapannya, tiba tiba lampu dirumah Chia mati dan keadaan menjadi gelap.
"Chia ortu lo belum bayar listrik apa kok bisa mati gini sih udah mah dirumah lo ga ada siapa siapa lagi selain kita." Ucap Shella dengan kesalnya.
"Enak aja lo kalo ngomong, ayo ikut gue buat periksa saklar listrik, siapa tau saklar nya mati." Jawab Chia.
Mau tidak mau mereka berdua pun ikut turun menemani Chia, karena mereka pun takut jika di tinggal hanya berdua apalagi dengan keadaan yang gelap.
Namun sebelum sempat mereka sampai di tempat saklar itu berada, tiba tiba ada yang memukul kepala mereka dari belakang secara bersamaan, karena pukulan itupun mereka terjatuh pingsan.
~ Selasa 05-November-2024 ~
KAMU SEDANG MEMBACA
His Obsession
Action[SEBELUM MEMBACA HARAP FOLLOW AUTHOR DAN KLIK VOTE] apa yang kalian rasakan saat merasakan rasa suka maupun cinta pada saat pertama kalinya? pasti rasanya sangat menyenangkan bukan? sama seperti kalian, awalnya aku juga merasa bahagia, apalagi jika...