Malam pun tiba, Winera berjalan menuruni tangga menuju dapur untuk makan malam, disana ia telah melihat Ansa yang sedang duduk di kursi meja makan sambil menatap kearahnya dengan tajam.
Winera yang melihat tatapan itu pun langsung terdiam berdiri di tempat, ia langsung memikirkan apakah dirinya pernah berbuat salah kepada lelaki itu?.
"Kemari lah." Ansa yang paham dengan pemikiran gadisnya pun menyuruh gadis itu untuk mendekatinya.
Winera yang tidak ingin membuat pria itu marah pun dengan cepat menghampirinya, berjalan sambil menunduk.
"Kenapa Ansa? Apa aku udah buat salah?." Winera bertanya kepada pria bermata tajam itu sambil menunduk.
"Akhh." Tiba tiba saja pria itu menarik pinggang Winera dengan sangat kencang hingga membuat gadis itu duduk diatas pangkuannya.
"Lepas Ansa." Winera yang kaget pun berusaha berdiri dari pangkuan Ansa namun pria itu malah makin mengencangkan tangannya melilit perut Winera dan posisinya sekarang Ansa memeluk Winera dari belakang.
"Diem sayang, jangan memberontak." Perintah pria itu, Winera yang mendengar pun langsung berhenti bergerak dan diam menunduk.
"Sekarang makan, buka mulutmu." Ansa mengambil piring yang berisi makanan lalu menyuapi Winera dengan telaten, Winera yang diperlakukan seperti itu pun hanya menurut saja walaupun ia tidak nyaman dengan posisi duduk yang seperti itu.
"Kenapa cuma aku doang yang makan?." Winera heran, kenapa setiap dirinya di suapi oleh laki laki itu, Winera tidak pernah melihat Ansa makan bersamanya juga, dan hanya menyuapinya saja.
"Aku pastiin kamu makan dulu, baru aku makan." Jawab pria itu dengan menatap intens wajah Winera yang berada dibawahnya.
"Yaudah aku makan sendiri aja, biar kamu bisa makan." Winera yang di tatap seperti itupun menjadi salah tingkah dan langsung menundukan kepalanya sambil memainkan tangannya.
"Nggak! Biar aku yang suapin!." Tolak laki laki itu saat ia mendengar perkataan dari Winera.
"Yaudah kamu juga harus makan ansa." Ucap Winera sambil menatap Ansa.
"Hmm." Ansa menjawab pertanyaan dari Winera dengan berdehem, lalu ia pun lanjut menyuapi gadis itu dan menyuapi dirinya sendiri.
"Ansa baju kebaya aku mana buat besok? Katanya kamu udah beli kebaya buat aku? Aku mau liat." Winera yang baru sadar kalau besok adalah hari kelulusannya yang sudah ia tunggu tunggu.
"Ayo ikut aku." Winera dan Ansa pun bangun dari duduknya, dan pria itu menggandeng tangan Winera berjalan menuju kamarnya.
Winera yang teringat akan kejadian waktu itupun langsung menghentikan langkahnya dan seketika badannya gemetar ketakutan.
"Kenapa?." Ansa yang merasakan langkah gadis itu berhenti pun menoleh kebelakang.
"Gapapa ansa." Jawab Winera dengan gugup dan trauma.
Setelah sampai dikamar miliknya, Ansa membuka lemari pakaiannya, dan mengambil satu set baju kebaya milik Winera yang telah ia siapkan.
"Wahhhh baguss bangett Ansaa." Winera yang melihat betapa bagusnya kebaya itu pun tersenyum bahagia.
"Sudah aku bilang kan, aku tau semua tentangmu sayang." Bisik pria itu di samping telinga Winera sambil tersenyum smirk.
Winera yang mendengar bisikan itu pun langsung seketika merinding dan keringat dingin, Ansa pun menjauhkan tubuhnya dari gadis itu dan duduk ditepi ranjang.
"Kenapa pusing banget." Ditengah tengah asiknya Winera melihat lihat kebaya itu, tiba tiba saja kepalanya terasa sangat berat dan mengantuk.
Tidak menunggu waktu lama, Winera terjatuh pingsan untungnya dengan sigap Ansa menggendong tubuh gadis itu dan meletakkan nya ke ranjang miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Obsession
Action[SEBELUM MEMBACA HARAP FOLLOW AUTHOR DAN KLIK VOTE] apa yang kalian rasakan saat merasakan rasa suka maupun cinta pada saat pertama kalinya? pasti rasanya sangat menyenangkan bukan? sama seperti kalian, awalnya aku juga merasa bahagia, apalagi jika...