Setelah sampai pada tempat tujuannya, Ansa turun dari mobil lalu berjalan masuk menuju ke dalam suatu bangunan.
Banyak sekali para laki laki berpakaian serba hitam berjejer didepan bangunan tersebut, dan mereka menundukan kepala saat Ansa berjalan melewati mereka.
Mereka adalah orang orang suruhan Ansa, dan tempat itu adalah markas milik Ansa untuk menghabisi para hama yang sudah mengganggu kehidupannya.
"Dimana mereka." Tanya laki laki itu dengan dingin kepada para suruhannya.
"Mereka ada di dalam bos." Jawab salah satu dari orang suruhan nya.
Setelah mendengar jawaban itu, Ansa tak menyia-nyiakan waktu lagi, dia pun segera masuk kedalam ruangan yang dimaksud.
Diruangan itu terdapat tiga orang perempuan yang duduk dikursi dengan keadaan kepala yang ditutup oleh kain hitam dan tangan yang sudah diikat.
"Tolong!!! Tolongin kitaa!! Kita di culikk!!." Ucap Chia berteriak meminta tolong, berharap akan ada orang yang menolongnya.
"Chia... gue takut." Rengek Shella ke Chia dengan ketakutan.
"Gue juga takut Shell, apa kita bakal mati setelah ini?." Tanya Jingga dengan putus asa.
"Kalian ga usah mikir aneh aneh!." Sentak Chia karena kesal kedua temannya itu merengek sedari tadi dan banyak omong sekali.
"Sialan, siapa yang udah berani culik gue!! Lepasin!! Kalau nggak gue bakal bilang ke bokap nyokap ke gue dan masukin lo ke penjara!!." Teriak Chia dengan lantang berharap orang yang menculik nya itu takut dan membebaskan nya.
"Lepasin kalian??." Ucap Ansa sambil terkekeh mengejek mereka.
Setelah Ansa mengatakan hal itu, ia mengode para suruhannya untuk membuka kain yang menutupi kepala ketiga perempuan itu.
Saat kain yang menutupi kepala mereka dibuka, dan melihat keberadaan Ansa yang berada tepat di hadapannya, mata mereka terbelalak dengan sempurna karena merasakan hawa yang tidak enak dari laki laki itu.
"Jadi lo yang udah culik kita?." Dengan jantung yang berdetak centang dan tubuh yang gemetar, Jingga bertanya kepada laki laki yang ada di depannya.
"Kalian udah berani bikin milik gue terluka, jangan pernah berharap kalian bisa selamat dari sini." Ucap lelaki itu dengan menyeringai.
Perasaan mereka bertambah tambah tidak enak saat mereka bertiga melihat ada laki laki berbaju hitam yang membawa tongkat baseball dan menyerahkan tongkat baseball itu ke Ansa.
"Aa-Ansaa, gu-gue, gue minta maaf." Ucap Chia dengan gemetar.
"Jangan panggil gue dengan sebutan itu bich!! Cuma Winera yang boleh manggil gue dengan sebutan itu!!." Murka lelaki itu karena dirinya tidak suka jika ada yang memanggil nama favorit nya itu jika bukan gadisnya.
Dengan amarah yang memuncak, lelaki itu langsung memukul tubuh ketiga perempuan itu dengan tongkat baseball yang ada di genggaman nya secara bergantian.
"Akkhh ampunn, sakitt." Erang Shella karena merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya akibat pukulan benda tumpul iku.
"Ampunn, ampun Gry, kita minta maaf." Ucap Chia dengan menyesal.
"Tolong berhenti Gry, kita minta maaf, kita nyesel udah ganggu Winera." Jingga meminta maaf kepada lelaki itu dan berharap akan berhenti memukuli nya.
"Hahah minta maaf? Apa dengan kata maaf kalian bisa ngembaliin keadaan Winera kaya awal lagi?." Jawab Ansa dengan terkekeh menyeringai.
Setelah berucap demikian, untuk kedua kalinya Ansa kembali memukul mereka. Kalau sebelumnya pukulan nya sudah keras maka kali ini pukulan itu sangat keras sekali dan kencang.
"Uhuuk uhuuk." Secara bersamaan ketiga perempuan itu terbatuk batuk mengeluarkan darah dari mulut masing masing.
"Tolong ampuni kita Gry, kita minta maaf, ampun." Ucap Shella memohon agar lelaki itu berhenti untuk memukuli nya.
"Ki-kita, kita cuman di..." Belum sempat Chia menyesuaikan ucapannya tiba tiba Ansa berjalan memutari mereka dengan menyeret tongkat baseball yang ada di tangan nya, lalu berhenti tepat dibelakang ketiganya.
Lalu untuk yang ketiga kalinya Ansa kembali memukul mereka dari belakang tapi kali ini pukulan nya menargetkan kepala tiga perempuan itu.
"Akhh sakittt."
"Tolong berhenti Gry, ampun."
"Sakitt, tolong ampun."
Mendengar ucapan kesakitan dari ketiga gadis itu, Ansa berjalan kembali mengitari mereka dan berhenti tepat di depan ketiga nya.
"Sakit? Apa tadi itu rasanya sakit?." Tanya Ansa dengan raut wajah yang seolah olah kawatir.
"I-iyaa sakitt Gry tolong berhenti." Jawab Jingga dengan keadaan yang sudah lemas.
"Tapi gue belum ngerasa puas." Dengan menyeringai, lelaki itu kembali memukuli mereka berkali kali dengan membabi buta.
Kini keadaan mereka bertiga sangat mengenaskan, sudah banyak darah yang keluar dari tubuh masing masing.
"Tolong, tolong berhenti Gry." Ucap Chia memohon kepada lelaki itu.
"Kenapa? Kenapa gue harus berhenti? Bukannya ini yang kalian ke Winera?." Tanya Ansa kepada ketiga perempuan itu.
"Oh iya, gue ada kejutan buat kalian." Setelah mengatakan itu ada salah satu dari orang suruhannya yang membawakan sebotol air berwarna putih dan menyerahkan nya pada lelaki itu.
Dengan tersenyum menyeringai, Ansa langsung menyiramkan air yang di tangan nya itu ke wajah masing masing ketiga perempuan itu.
Air yang di tangannya itu adalah air keras, ia yang meminta suruhannya untuk menyiapkan itu.
"Akhhh panasss, panass tolongg."
"Akhh perihh perihh, muka gue perihh."
"Panasss tolonggg."
Mereka bertiga sekarang seperti orang kesetanan karena merasakan wajah mereka yang terbakar akibat air keras yang disiram di wajahnya.
Setelah selesai menyiramkan air keras itu, Ansa berjalan keluar dari ruangan, dan seperti sebelumnya saat para suruhannya melihat lelaki itu mereka pun menundukkan kepalanya.
"Pakailah perempuan itu semua kalian." Ucap Ansa kepada orang orang suruhannya, lalu kembali berjalan menuju mobil dan pergi meninggalkan tempat itu.
Setelah tuan nya itu sudah tidak ada lagi disana, dengan penuh kesenangan orang orang itu langsung masuk ke dalam ruangan yang didalamnya terdapat Chia, Shella dan Jingga.
"Wahh tuan baik banget ya kasih kita makan malam kali ini." Ucap salah satu dari orang orang itu.
"Akhh sialan, siapa kalian?! Pasti kalian kan yang udah culik kita!!." Ucap Chia dengan emosi yang menggebu gebu.
"Udah ayok langsung sikat aja."
"Mau apa kalian!!." Ucap Jingga karena merasakan perasaan yang tidak enak.
"Mau memperkosa kalian hahah." Ucap orang orang tersebut.
Lalu dengan cepat mereka langsung melepaskan ikatan yang mengikat tubuh perempuan perempuan itu, dan dengan penuh hasrat orang orang itu langsung memperkosa mereka bertiga secara bergantian hingga berjam jam.
Luka luka akibat benda tumpul itu, ditambah dengan pemerkosaan yang terjadi selama berjam jam, nyawa ketiga perempuan itu tidak selamat.
"Mereka udah mati, ayo kita bereskan dan jangan sampai meninggal kan jejak, jangan sampai tuan marah." Ucap salah satu dari orang orang itu.
Setelah mereka memperkosa Chia, Shella, dan Jingga, mereka membawa ketiga jasad perempuan itu dan kembali kerumah Chia.
Mereka meletakkan jasad ketiganya di ruangan yang berbeda beda lalu dengan sengaja mereka menjatuhkan barang barang yang ada di rumah tersebut seolah olah telah mengalami perampokan.
~Kamis 07-November-2024~
ig:win_nrtwin_dy
KAMU SEDANG MEMBACA
His Obsession
Action[SEBELUM MEMBACA HARAP FOLLOW AUTHOR DAN KLIK VOTE] apa yang kalian rasakan saat merasakan rasa suka maupun cinta pada saat pertama kalinya? pasti rasanya sangat menyenangkan bukan? sama seperti kalian, awalnya aku juga merasa bahagia, apalagi jika...