Medi Atmaja [Dirgantara]
Semua orang sudah berkumpul di sini. Tetapi, kita masih tak tahu mau ngapain.
Di saat kita sedang memikirkan apa yang harus kami lakukan, tiba-tiba terdengar nada dering Handphone.
"Hp-nya siapa itu yang bunyi?" Tanya salah satu anak Pelita Raya, Selena Hadwijaya.
"Hp aku, pak Matthias yang telfon." Jawab kembaran Selena, Selina Hadwijaya.
Selina mengangkat telfon itu, "Halo, ada apa Pak?" tanya Selina.
"Halo Selina? Dirgantara dan Pelita raya udah ketemuan?"
"Sudah pak, kami ketemuan di Sekolah Dirgantara." Jawab Selina.
"Sekolah Dirgantara? Astaga.. kenapa kalian ke situ?.."
"Hah? Gak boleh ya Pak?!" Panik Selina.
"Kalian harus ke Laboratorium!"
"Laboratorium?"
"Iya! Kenapa malah ke Dirgan-"
Tut tut tut!
Selina mendecak kesal. "Sialan.."
"Kenapa Lin?" tanya Selena.
"Kita seharusnya jangan ke Dirgantara, katanya kita harus ke Laboratorium.." jawab Selina.
Dua orang di samping gua berbisik, namanya Adnan dan Ian. "Pantes gua ngerasa salah banget kesini.." Bisik Ian.
Adnan mengangguk. "iya kan? Mana lama lagi."
"Kalian ngejek sekolah kita gitu?" Bisik gua.
"Enggak, Med." Jawab Ian. Gua hanya ber oh-ria.
Kita bertiga melihat ke jendela, titik-titik air keluar dari awan yang melayang di langit. Menandakan bahwa hujan telah tiba.
"Terus kita gimana mau pergi ke Laboratorium kalau hujan gini?" Tanya Langit.
"Jangan mikirin itu dulu. Masalahnya, kita gak tau Laboratorium yang mana pak Matthias maksud." Jawab Selena.
Kita berfikir sejenak, kelas menjadi hening untuk sekejap.
Selina merusak keheningan itu. "Tadi kan pak Matthias kayak bilang kenapa kita ke Dirgantara, berarti yang di daerah Pelita Raya dong?"
"Emang ada Laboratorium di Pelita Raya?" Tanya Adnan.
"Nah, masalahnya itu! Setauku, di Pelita Raya maupun Dirgantara gak ada Laboratorium." Jawab Selina.
"Mungkin di sembunyiin?" Tanya Ian.
"Bisa jadi, tapi di sembunyiin di mana?" Tanya Rere. Ketua OSIS di Pelita Raya.
Selina mendecak kesal. "Mana pak Matthias gak bisa di hubungin lagi."
"Medi, lu bisa telfon pak Yoo gak?" Tanya Selina.
Gua mengambil handphone gua, mengotak-atik kontakku mencari kontak pak Yoo.
Ah, Ketemu!
Tut..
Tut..
Ah, Sialan.
Udah dua menit gua coba hubungin pak Yoo, tapi gak bisa terhubung.
"Gak bisa." Ucap gua.
"Duh.. gimana ini? Kita gak tau harus kemana.." Ucap Selina.
"Kayaknya kita harus pikirkan sebentar deh, kita seharusnya istirahat dulu. Tadi perjalanan yang jauh." Ucap Selena, kita semua menyetujuinya.
"Loh, mau istirahat di mana?" Tanya Bintang. "Emang ada peralatannya?" Lanjut Bintang.
"Kita cari aja deh, siapa tau ada beberapa kasur gitu." Ucap salah satu murid Pelita Raya, Bhima.
"Ayo, beberapa bantuin cari peralatan buat istirahat." Ucap Bhima.
Hening, kayaknya pada gak mau semua.
"Gua tunjuk ya."
"Arshaka, Odo, Langit, Bintang, Jeje, Kai, Karis, Niko, bantuin."
"Lah kok gua?!" Jawab Niko tak terima.
"Udah lu ikut aja!" Jawab Bhima.
.
.Kai Raditya [Dirgantara]
Ah, sialan banget tu anak.
Gua males banget kalau ada kelompok gini sama dia. Sengaja ya milih gua?
Kayaknya tadi cowok yang gak kepilih ada empat deh? Adnan, Ian, Medi, Adrian.
Enak banget mereka.
"Psst, Kai!" Bisik Karis ke gua.
"Kenapa?" Tanya gua.
"Males gak sih lu? Kek, kenapa kita gak istirahat aja tanpa alat untuk istirahat?" Tanya Karis. Gua mengangguk sebagai jawaban setuju.
"Iya kan? Yang gak kepilih enak banget." Jawab gua.
"Ngumpulnya ama cewek anjir" Ucap Karis lalu ketawa.
"Real lagi!" Jawab gua.
Yang kita lakuin selama perjalanan cuman ketawa-ketiwi. Jujur, perut gua sekarang sakit.
"Eh, perasaan kali dari tadi ketawa-ketiwi mulu. Kalian tau gak di mana gitu alat istirahat kayak tempat tidur gitu?" Tanya Bhima.
"Gua gak tau sih." Jawab Karis.
"Gua tau, ada di gudang sekolah. Ada banyak kasur di situ, bekas kakak kelas yang udah lulus." Ucap gua.
"Arahin ke gudang." Perintah Bhima. Kita mengarahkan perjalanan ke gudang.
Setelah tiga menit perjalanan, akhirnya kita sudah sampai di gudang sekolah.
"Nah, ini gudangnya." Ucap gua.
Kita memasuki gudang itu. "Banyak banget debu di sini." Ucap Odo.
"Nah, sekarang di mana kasurnya?" Tanya Niko.
Gua menunjuk salah satu kotak yang sangat besar. "Kayaknya itu deh, coba cek." Ucap gua.
Arshaka membuka kotak itu, "Wah iya cuy! Banyak kasur gulung!" Seru Arshaka.
Kasur gulung yang ada di dalam kotak ada 23.
"Cukup, ayo bawa ke kelas." Ucap Bhima,
Odo membawa kotak itu ke kelas, kita semua kembali ke kelas.
TBC
[688 kata]Hai, maaf ya dikit- lagi gak mood nulis hehe-
Anak Pelita Raya dan Dirgantara dia arahkan untuk pergi ke Laboratorium. Tetapi yang menjadi masalah, mereka tak tahu Laboratorium yang mana.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk beristirahat di Sekolah Dirgantara sejenak. Hari ini adalah hari yang panjang untuk mereka.
MPZ bab 5 SELESAI.
Tunggu bab selanjutnya, 'ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Makanan Para Zombie.
Mystery / Thriller[MPZ] "Breaking news! Virus Z sudah tersebar di Bakwan City. Jaga diri kalian." ----- Makanan para zombie. Ya, para manusia. Dua sekolah yang cukup ternama akan menghapus virus ini, Dirgantara dan Pelita raya. Akankah mereka berhasil? "Kita gak ta...