Jangan lupa vote dan comment ya
Gais jangan lupa juga kepoin konten AGATSA di tiktok ya, aku udah up beberapa video.
Username : Storyxxluv
~🖤~
Putri Kesayangan Papa
***
Agatha sedang terbaring lesu di sofa, ia sudah tiba sejak dua puluh menit yang lalu. Seragamnya terlihat kusut karena posisi tidurnya. Energinya memang selalu terkuras habis setelah pulang dari sekolah, berbeda saat liburan atau belanja di mall, Agatha jarang merasa lelah. Apa kehadiran seorang Angkasa begitu berpengaruh di hidupnya ? Rasa lelahnya bukan hanya karena memimpin rapat dan pelajaran sejarah, tapi karena Angkasa tersenyum kepada siswi lain. Ini adalah patah hati pertamanya setelah enam belas tahun lebih dirinya hidup. Dulu ia hanya mengabaikan ungkapan cinta dan surat-surat dari teman lelakinya. Kadang ia juga mengadu kepada Ganta untuk mengancam anak lelaki yang berani mendekatinya. Sepertinya ini karma, Angkasa terlihat risi di dekatnya. Tapi ia tidak ingin menyerah.
Kaos kaki berwarna pink dan sepatu putih masih terpasang di kakinya. Kemalasan seorang Agatha memang sudah mencapai level tertinggi. Agatha memeluk erat bantal sofanya, Pikirannya menerawang, andai saja mamanya masih ada. Mungkin ia bisa menanyakan atau berkonsultasi tentang perasaan yang baru saja tumbuh di hatinya. Ia terlalu malu untuk bertanya pada pelayan, ditambah mereka sudah berumur, sangat tidak seru untuk diajak curhat tentang lelaki. Memikirkannya membuat Agatha merasa sedih. Tadinya ia ingin ke rumah tante Putri, tapi pasti Ganta akan memarahi habis-habisan kalau ia curhat tentang sahabatnya yang super dingin itu. Agatha tahu, Ganta begitu menentang rasa sukanya pada Angkasa.
Waktu menunjukkan pukul setengah enam sore. Matahari sebentar lagi tenggelam, Tak lama terdengar suara mobil yang menuju tempat parkir. Beberapa pelayan terlihat kelabakan, pasalnya tuan putri masih belum beranjak dari sofa.
"Non, bangun non...." ucap Narti sambil mengusap pelan pundak gadis di hadapannya,
"Ngghhh...." Agatha hanya melenguh, mengabaikan ucapan pelayannya. Ternyata rasa lelahnya membuat ia tertidur di ruang tengah.
"Non, tuan sudang tiba non, nanti kena marah," tambah Narti.
"Tuk...tuk...tuk..." Suara sepatu mulai terdengar dari ruang tamu. Narti hanya bisa pasrah, ia akan merima jika tuan Randy menyalahkannya karena tidak becus mengurus putri satu-satunya itu.
Narti yang awalnya menunjuk, buru-buru ia berdiri dan berbalik.
"Agatha mana bi ?"
Seperti biasa, tiap pulang yang pertama kali Randy tanyakan adalah keberadaan putrinya. Tak ada yang lebih penting dari pada itu.
Dengan sedikit takut Narti menunjuk ke arah sofa. Randy pun mendekat, sedetik kemudian ia hanya bisa menggeleng. Kelakuan putrinya memang selalu di luar nalar. Bisa-bisanya Agatha tertidur pulas dengan sepatu yang masih terpasang di kaki, ditambah dalam posisi tengkurap. Jangan lupa tas gendong yang masih terpasang di punggung. Mirip seperti bocah TK yang langsung tidur siang karena telah bermain di taman. Agatha memang masih Randy anggap sebagai anak kecil, tapi ia tak menyangka gadis itu akan seperti ini.
"Ya ampun Agatha..."
"Sudah berapa kali papa bilang, habis sekolah itu langsung ke kamar ganti baju!"
Ucapan Randy sepertinya sama sekali tidak membangunkan Agatha. Akhirnya dengan sukarela Randy menunduk, perlahan tangannya membuka tali sepatu, ia juga melepaskan kaus kaki dari betis putrinya. Baru kali ini ada yang memperlakukannya seperti ini. Di kantornya ia adalah seorang atasan yang apa-apa selalu menyuruh bawahannya, tapi di sini, Agatha lah yang menjadi ratu, sementara ia menjadi pelayan istana. Randy menggendong Agatha ala bridal style menaiki tangga. Dengan hati-hati ia meletakkan tubuh putrinya di kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATSA ( Cinta Si Gadis Bar-Bar)
Storie d'amore"Sa, lo nggak suka emang sama gue?" "gue cantik loh!" "Saa, dengerin gue kek!" "Hmm..." "Dingin tapi tidak kejam!" gumam Agatha dengan suara dibuat-buat. Semakin membuat Angkasa ilfeel. "Sa pacaran yuk ?" "Nggak!" "Gue cantik, semok, agak pinter...