Bab 12

1 0 0
                                    

Revisi setelah end


Sore itu Sara duduk menatap langit sembari menunggu Daniel menjemputnya. Di sana tak ada lagi siswa tinggal dirinya sendiri, sore mulai perlahan gelap. Dari ujung sana terlihat senter motor yang ia kenal, seperti dugaannya itu benar benar Daniel.

"Kamu dari mana aja sih, kok telat banget jemputnya. Aku ketakutan tau di tinggal sendiri di sini," rengek Sara mendengus.

"Maaf, tadi Abang sibuk bangt dengan tugas numpuk, hehe. Gini aja deh sebagai permintaan maaf, Abang ajak makan ya?" saran Daniel

"Oke, tapi lain kali jangan gitu, ya. Kalo sampe gitu lagi gak bakalan, aku maafin," ancam Sara dengan mata sinis nya, kemudian naik kebelakang Daniel.

Surya terbenam sempurna, semesta menyambut malam yang indah terangnya bulan di hiasi bintik-bintik cahaya.

Sara yang masih mengunakan seragam SMA, masih berjalan-jalan menulusuri kota, di ujung sana dekat tokoh bangunan di perempatan sana ada rumah makan.

Daniel menekankan kendaraannya dengan kecepatan normal. "Sara makan ayam geprek
yok, di sana," pinta Daniel

"Yok, udah lama juga gak makan itu," balas Sara sedikit berteriak melawan suara angin.

Sesampainya mereka di sana. Daniel dan Sara duduk, Daniel pergi ke depan untuk memesan makanan mereka. Tak lama Daniel kembali sembari menunggu mereka melihat Headphone mereka masing-masing. Makanan mereka pun datang.

Sara menikmati makanan dengan terus menyantap memasukan ayam dan nasi berulang ke dalam mulut. Sedangkan Daniel sedang termenung menatap makanannya.

Gimana kabar ibu, ya sekarang. Sudah lama Aku tak berkunjung lagi, Batin Daniel.

"Bang? Makanannya, nggak enak," tanya Sara akhirnya sadar sembari menatap mimik wajah Kakaknya itu.

Daniel tersenyum. "Abang gapapa kok, Ra. Cuman kepikiran kuliah aja." Daniel berbohong tak ingin membuat adiknya kwatir.

"Beneran, nih?" tanya Sara lagi.

"Iya, beneran gak ada," ucap Daniel menyakinkan.

Tidak ada lagi percakapan di antara keduanya, mereka menghabiskan makan malam dengan tenang. Selesai makan mereka beranjak untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 20.15.

Sara sudah sangat terlambat apalagi, ia masih mengunakan seragam sekolah. Di perjalanan Daniel membawa Kendaraan dengan kecepatan tinggi. Angin malam menusuk kulit dan wajah Sara dan Daniel, malam itu tak ada macet sama sekali membuat perjalanan mereka terasa cepat.

Sesampainya di rumah Sara langsung masuk ke dalam meninggalkan Daniel. Mereka berdua langsung menuju ke kamar masing-masing. Malam hari ini begitu indah. Daniel di kamar melihat bulan di balik jendela. Sedangkan Sara membaca buku di dalam kamar.



_____


Seseorang wanita paru baya sedang duduk di depan meja. Makanannya yang berada di sana kian mendingin.

"Ibu, aku pulang," teriak Dion tiba-tiba masuk ke dalam rumah.

Waktu kecil, iya selalu menyapa Ibunya walaupun ia tau, ibunya tak bisa bicara dan mendengar. Dion sangat menyayangi ibunya, Dion tak punya siapa-siapa lagi selain Ibunya. Kakanya yang kabur tanpa menjelaskan apapun, membuat Dion membenci kakaknya itu bukan hanya benci bahkan melebihinya.

Malam itu ketika Daniel kabur, Adiknya berpikir jika dia akan kembali untuk meminta maaf dan menjelaskan kenapa, ia melakukan itu. Namun apa? Ia tak pulang selama 8 tahun. Tetapi sekarang Dion tak lagi menganggap, ia memiliki kakak, ia berpikir dia hanya memiliki Ibunya saja hanya mereka berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tenggelam dirasa bersalah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang