Bab 10

1 1 0
                                    

Revisi setelah end


Bangunan usang, atap seng berkarat melindungi empunya dari teriknya panas dan dingin hujan. Di sisi lain rumah berjajar banyak gang-gang kecil.

Dion sedang menikmati pagi dengan duduk di depan rumah. Ibunya yang sibuk menyapu dedaunan di datangi oleh pria misterius mengunakan jas warna hitam serta dadi warna merah maron.

Pria itu tampak berbicara, namun ibunya yang tak bisa berbicara menghiraukannya. Selain tak bisa berbicara ia juga tak bisa mendengar. Dion pun menghampiri.

"Maaf mas, ibu saya gak bisa Dengar, ia tuli," sapa Dion seraya menggerakkan jari telunjuknya di telinga.

Pria itu langsung menyodorkan amplop coklat kepala Dion. Karena Dion belum mengerti, ia langsung mengambil amplop itu, ia menatap amplop itu cukup lama kemudian mendongak. Tetapi ketika Dion mendongak pria itu tiba tiba menghilang di hadapannya.

Di ujung sana, ada pria yang mirip dengan kakanya memasuki mobil mewah. Ia menatap dengan serius, seperti bukanya hanya dia, ibunya juga melihat itu. Mobil itu bergerak kian menjauh dari rumah mereka.

Ibunya Dion terus melihat seakan yakin itu anaknya yang lari dari rumah.

"Ibu, ayok masuk," ajak Daniel menarik-narik pelan lengan ibunya ke dalam rumah.

Ibunya dengan terpaksa masuk ke dalam rumah mengikuti Dion. Di dalam rumah, Dion yang penasaran membuka amplop itu. Ketika Dion membukanya alangkah kagetnya dia melihat uang berwarna merah, namun dari semua warna merah ada satu kertas di sana.

Dion melirik kertas itu, ia melihat tulisan yang berjejer di atas kertas. Namun bukan tulisannya itu yang membuat Dion bingung.

Sejak kapan kakak bisa menulis dan membaca? Batin Dion

Kertas itu diberikan kepada Ibunya. Saat kertas itu di baca, perlahan ibunya menangis, tetes air dari kelopak mata keluar satu persatu. Dion sontak memeluk ibunya itu. Ia tak tau apa yang ada di dalam kertas, siapa yang menulisnya hanya ibunya yang tau.

Mulai dari sinilah kehidupan Dion berubah ia bisa bersekolah layaknya anak biasa, setiap bulan seseorang entah siapa yang mengirimkan uang untuk mereka, hanya ibu Dion yang tau. Beberapa tahun banyak yang berubah, mereka sekarang tinggal dengan sederhana di rumah yang layak pakai, rumah itu di renovasi sedikit walaupun tak terlalu besar.

__________

Delapan tahun berlalu.

1-januari-2024.

Umur Daniel sekarang udah 19 tahun, ia berkuliah dan masuk jurusan arsitektur. Sekarang Sara sudah masuk SMA kelas 10 Mereka berdua sudah jarang komunikasi di karenakan, Daniel yang sibuk dengan tugas kuliah. Begitupun dengan kegiatan sekolah Sara. Kadang Daniel sampai ngak pulang malam demi belajar.

Sedangkan Sara sibuk dengan OSIS. Namun malam ini mereka berada di rumah. Tak banyak berubah hanya bodyguard pribadi mereka saja yang tak lagi bekerja karena izin bertemu dengan keluarga selama setahun.

Daniel terbangun di tengah malam, tenggorokan kering, ia beranjak dari kasur menuju dapur. Di dapur Daniel mengambil gelas lalu menyeduh air putih.

Bug....

Daniel langsung menatap arah suara.

"Aduh, siapa sih yang naruh kursi di depan kulkas?" Bentak Sara dengan muka sebalnya. Tapi Daniel tak fokus dengan omelam Sara tapi apa yang ada di mulutnya.

Tenggelam dirasa bersalah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang